Waktu menunjukan sudah lewat dari jam 11 malam dan seharian Alex belum juga tiba dirumah setelah keluar dari pagi hari.
Kekhawatiran berhasil menyelimuti seisi rumah hingga ketiga orang itu tidak bisa duduk dengan tenang dan terus mondar-mandir dengan harap-harap cemas.
Jany terus menekan tombol ponselnya untuk menghubungi Alex namun tidak kunjung ada jawaban juga.
Hingga akhirnya suara pintu garasi yang samar-samar terdengar berhasil menarik perhatian ketiga orang tersebut dan dengan cepat mereka berlari menuju ke halaman rumah.
Bunda yang melihat Alex sedang berjalan dibawah lampu remang-remang dengan langkah yang berat langsung mengambil alih dengan berlari dan memeluk Alex dengan erat.
Alex mengelus pundah bundanya lalu mengecup ringan puncak kepala wanita itu.
"Bun, masuk aja yaa? Alex pengen istrahat"
Mendengar suara Alex yang terdengar sangat lelah membuat bunda melepaskan pelukannya lalu menggenggam tangan anaknya dengan erat.
Alex menatap kedua orang lainnya yang sedang berdiri didepan pintu dengan tatapan yang sama dengan bundanya tadi, tatapan khawatir.
Alex mencoba tersenyum namun Jany berhasil menangkap tatapan mata yang tidak bisa Alex bohongi. Mata itu menunjukan kalau Alex baru saja habis menangis dan terlihat sangat lelah.
Bunda menggiring Alex untuk naik kelantai atas dan membawa masuk kedalam kamar Alex, diikuti dengan Jany dibelakangnya. Sedangkan ayahnya hanya melihat dari lantai bawah saja sambil berharap kalau Alex baik-baik saja.
"Bunda istrahat aja, ini udah tengah malam" pinta Alex saat dirinya sudah berbaring ditempat tidur miliknya
Bunda menggeleng "Bunda mau nemenin kamu aja disini"
"Aku gak apa-apa bun" ucapnya sambil mengelus punggung tangan bundanya "Kalau bunda disini, ntar Alex malah gak bisa istrahat lagi" tambahnya dengan nada sedikit bermain-main
"Tapi bunda gak bisa ninggalin kamu" balas bunda dengan nada khawatirnya dan bersikukuh tidak mau meninggalkan Alex
Alex merasa sangat bahagia dan berterima kasih karena disekelilingnya mempunyai orang-orang yang sangat menyayanginya melebihi apapun.
"Jany bakal jagain ka Alex disini"
Mendengar tawaran itu Alex segera menatap Jany begitupun dengan bunda yang juga ikut menatap Jany.Walaupun Jany tidak tau apa yang sedang terjadi karena sedari tadi kakaknya itu tidak mengatakan apapun selain kalau dia baik-baik saja dan bunda yang tiba-tiba mau menemani Alex tanpa ada kejelasan apapun, Jany tidak mau bunda nya ujung-ujungnya menjadi sakit dan tidak mau juga kalau perdebatan kakak dan bundanya itu terus berlanjut.
"Jany akan nemenin ka Alex disini. Jadi bunda istrahat aja ya dikamar" ulang Jany dengan wajah meyakinkan miliknya agar bundanya mau memercayainya untuk menjaga Alex.
Alex malah tidak yakin dengan keputusan yang Jany ambil untuknya namun ia bisa merasakan kalau hatinya sedang merasa bahagia sekarang.
Bunda segera berdiri "Jagain ya?"
"Iya bundaku sayang" Jany mengambil langkah dan mendorong bundanya untuk segera keluar
"Awas looh" tambah bunda masih tidak yakin
Jany memutar bola matanya merasa kesal karena tidak mendapat kepercayaan itu
"Ampun dah buuuun! Ka Alex udah gede kalii, emang mau dijagain gimana?" Balas Jany tak percaya sambil terus mendorong bundanya hingga sampai diluar kamarBunda melotot mendengar perkataan Jany
"Awas ya kamu" ancam bunda"Selamat malam Ratu ayaah" Jany menampakkan senyum malasnya lalu dengan cepat menutup pintu kamar Alex.
![](https://img.wattpad.com/cover/65097318-288-k166890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]
Fiksi Remaja"Aku sangat-sangat mencintainya sampai-sampai dulu aku sempat berpikir akan mengungkapkan kalau aku bukan anak kandung ayah dan bunda agar aku bisa tetap bersama nya bahkan di negara lain sekalipun. Tapi aku masih menyayangi keluarga ini makanya aku...