32

11K 383 18
                                    

Alex hanya memandang Jany sekilas lalu berlalu melewati Jany yang dengan cepat kedua mata Jany mengekori sosok yang mulai meninggalkannya tanpa ada senyum sedikit untuknya.

Awalnya, Jany berpikir ini hari yang baik untuknya, tapi ternyata semua nya salah. Ini adalah awal hari yang buruk untuknya saat Alex menatapnya seperti tadi. Yang Jany inginkan hanya senyuman indah Alex diawal hari indahnya, namun semua hilang dengan alasan yang Jany tahu betul.

"Duduk Jan. Ayah mau ngobrol dulu dengan Niki. Rasanya sudah lama tidak bertemu" ucap ayah mengajak Jany duduk, tapi Jany bukannya mengikuti ajakan ayah nya untuk duduk, Jany langsung melihat ke arah Niki yang langsung mendapat balasan juga dari Niki.

"Gak usah yah. Jany dan Niki mau jalan dulu, ntar keburu macet" Tolak Jany dan segera memberi kode ke Niki dan Niki pun langsung mengerti

"Iya om, saya bawa Jany keluar bentar tidak apa-apa kan om?" tambah Niki meminta izin dari ayah Jany.

Sebenarnya, tanpa meminta izin pun Jany bisa pergi kemanapun yang ia mau.

"Oh iya. Nggak apa-apa kok" lantas ayah nya berdiri dan Niki pun ikit berdiri berjalan menuju batas pintu depan

"Yah, Jany pergi dulu" pamit Jany

"Kamu hati-hati dijalan yaa. Niki, titip Jany"

Jany yang mendengar itu mendadak tertegun. Apa ayah nya tidak salah bilang untuk menitip putri nya kepada orang yang tak ada hubungan apapun dengannya selain berteman? Jany memelototkan mata nya dan hanya mendapat senyuman dari ayahnya

"Siap om" balas Niki sambil mengangkat tangannya seperti memberi hormat kepada sang merah putih

Jany menarik lengan Niki sambil berjalan dengan cepat agar menjauh dari ayahnya yang pasti akan mengucapkan kata-kata yang sangat mengangguh.

"Kapan-kapan main disini lagi" teriak Ayah untuk Niki

Niki berbalik lalu menunduk sebentar karena Jany terus menarik nya menjauh.

*****

"Mereka sudah pergi yah?" tanya Alex saat melihat ayahnya yang baru saja muncul dari pintu taman yang terbuka

"Mm, baru saja" ucap ayah sambil menahan tawa

"Ayah kenapa seperti itu?" tanya bunda yang kebetulan berhasil menangkap mimik tadi di wajah suaminya

"Anak-anak itu tidak pernah berubah" ayah duduk disamping Alex sambil tertawa pelan

"Berubah?" tanya bunda kembali

"Iya. Sejak di Amerika, Niki selalu bersama Jany, begitu pun Jany juga selalu bersama Niki. Tapi ayah gak nyangka saja kalau kebiasaan mereka seperti itu akan terus mengikuti bahkan diluar Amerika pun" Jelas ayah sambil membayangkan masa lalu Jany saat di Amerika

Bunda yang merasa cerita suami nya akan sebegitu menarik, seketika berdiri dan ikut duduk di bangku taman.

"Memangnya, Jany dan Niki itu sangat dekat? Apa mereka mempunyai hubungan yang spesial? Atau hanya sekedar batas teman saja?" tanya bunda ingin tau

"Dikatakan dekat, mereka sangat dekat bahkan untuk orang yang baru mengenal mereka pasti berpikir kalau Niki dan Jany itu berpacaran. Tapi diluar itu, Jany tidak pernah mem verifikasi kalau ia ada hubungan seperti itu dengan Niki dan selalu membual kalau Niki hanya sebatas teman jalan." jepas ayab dengan Antusias

"Membual? Jadi, maksud ayah kalau mereka memang berpacaran?" bunda mulai masuk kedalam percakapan

Sedangkan Alex? Ia hanya melipat tangannya didada sambil terus menatap bunga tulip yang berada didekatnya.

I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang