"gak mau!" Jany bersikeras tidak mau mengikuti permintaan bundanya
"udah ga apa-apa Jan. Kamu kembali aja, kakak tetep disini kok." bujuk Alex
"ka...ka Alex tega lepasin Jany lagi" Tangis Jany "udah cukup selama berapa tahun Jany disana dan sekarang Jany gak mau lagi pisah dari ka Alex" tambahnya
"sssssttt... Gak boleh nangis gitu. Yang perlu kamu ingat kalau kakak itu selalu sayang sama kamu Jan. Dimanapun kamu dan kakak berada" Alex memegang kedua tangan Jany dan menatapnya dengan yakin
"tapi Jany gak mau! Ayah, bu..bunda tega!" Jany menangis terisak-isak
*****
"gak mau!" gumam Jany pelan sambil menarik cairan yang keluar dari hidungnya
Alex yang berada disamping nya pun segera menopang sediikit badannya dengan siku dan melihat ke sisi kanan apa yang terjadi
Alex segera menarik Jany yang membelakanginya untuk segera menghadap kepadanya dan Alex kaget saat melihat ada air mata yang sudah membasahi pipi adiknya itu.
"apa yang terjadi?" batin Alex
"Jan. Bangun!" bisik Alex pelan untuk membangunkan Jany dari tidurnya tapi tidak mendapat reaksi apapun dari Jany, malah sekarang Jany menjadi gelisah di genggaman Alex
Melihat itu, dengan cepat Alex duduk di samping Jany dan terus berusaha membangunkan dan menyadarkan Jany
"Jan, bangun!" ucap Alex lagi sambil menguncang tubuh dan lengan Jany dengan cemas
Kedua mata yang masih tertutup itu langsung terbuka dengan melotot dan setengah kaget karena guncangan dari Alex
Alex yang melihat kalau Jany sudah bangun segera men-duduk-kan Jany dan menghadap ke Alex
Jany pun masih dengan reaksi mata melotot dan kaget namun dengan cepat reaksi itu berubah menjadi tangisan kecil dari Jany yang berarti Jany yang sudah mengingat apa yang terjadi dan bagaimana tadi mimpi itu hingga berhasil membuatnya begini.
Dengan cepat Alex menarik Jany kepelukannya lalu kembali mengusap usap belakang Jany.
"kamu cuma mimpi Jan" ucap Alex menenangkan
"gak usah dipikirin lagi. Ssssh ssssh ssssh" tambah Alex masih terus mengusap belakang Jany
Jany hanya mampu mengangguk dan menenggelamkan wajahnya didada dalam pelukan Alex dan mencoba mendapatkan kehangatan dari dalam pelukan orang yang berhasil membuat nya merasakan detakkan yang sungguh gila.
"tidur lagi ya. Mimpi itu pasti pengaruh dari luka kamu" bujuk Alex dan hanya diangguki Jany pelan dalam peluknya
Alex menidurkan kembali Jany ke kasur dan posisinya yang masih dalam pelukan Alex
Mau tidak mau Alex tetap memeluk Jany dekap dan berada diatas tempat tidur yang sama hingga membuat kakak ber adik ini gugup tanpa ada yang saling mengetahui dan menyadari perasaan satu sama lain
Alex yang merasa sesuatu yang hangat melekat dilehernya langsung mengangkat lengan kirinya sedikit dan meletakkan nya di dahi Jany, tempat rasa hangat itu berasal. Dan benar saja, Jany sekarang demam
Alex melepaskan Jany dari pelukannya dan segera bangun dan memakai sendalnya untuk segera mengambil es batu dan handuk kecil di bawah , namun Jany menarik kaos Alex
"kemana kak?" tanya Jany pelan dengan mata sayup
"kamu demam Jan. Kakak mau turun dulu ambil kompresan buat kamu" tanpa menunggu apa yang akan diucapkan Jany lagi, Alex langsung berlari hingga membuat tangan Jany yang tadinya menarik kaos Alex segera terlepas begitu saja dan Jany hanya menatap kepergian Alex dengan mata yang perlahan demi perlahan tertutup karena tidak mampu lagi menahan berat matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]
Teen Fiction"Aku sangat-sangat mencintainya sampai-sampai dulu aku sempat berpikir akan mengungkapkan kalau aku bukan anak kandung ayah dan bunda agar aku bisa tetap bersama nya bahkan di negara lain sekalipun. Tapi aku masih menyayangi keluarga ini makanya aku...