Jany tersenyum sambil berjalan ke lengan itu.
"Aaah, kamu udah tambah gede aja disini" Ucap ayahnya sambil membelai-belai rambut Jany yang sudah berada dipelukannya
"Emang lalu Jany sama ayah gak gede-gede apa?"
"Gede sih, tapi gedenya penuh beban banget..." hela nafas ayahnya sambil tersenyum "beban karena bunda dan Ka Alex. Ayah tahu itu" sambungnya sambil berbisik ditelinga Jany.
Saat nama Alex diucapkaan, Jany tiba-tiba terdiam membeku dan teringat akan sesuatu tentang ia dan Alex yang tidak boleh diketahui oleh orang rumah. Tidak. Tidak, bukan hanya orang rumah saja, tetapi semuanya, semua orang.
"Ssss, Tapi...." potong ayah sambil melepaskan pelukannya dari Jany dan memegang kedua bahu Jany sambil memerhatikan setiap rinci dibagian anaknya itu "Sekarang ayah liat bebannya udah pada hilang semua deh, yang ada, ayah lihat kalau kamu seneng banget. Emang, segitu senangnya ya di rumah ini? Kalau gitu, apa ayah pindah di Indonesia aja biar bisa seneng kayak kamu sekarang?" sambung ayah sambil mengalihkan matanya kembali ke berita di TV.
Jany bukannya menjawab pertanyaan itu, ia malah terdiam sambil memperbaiki posisi duduknya. Menatap kosong ayahnya yang berada disampingnya.
Disisi lain ruangan
Seseorang yang sedari tadi berdiri di ambang pintu juga ikut terdiam yang awalnya ia tersenyum bahagia melihat Jany dan ayahnya seperti itu mendadak terhenti dan menahan langkah kakinya untuk mendekat.
*****
"Alex?" tegur bunda yang tak mendapat respon dari Alex
Alex sedang duduk di salah satu kursi diruang tamu. Melamun, itu yang ia lakukan sejak tadi. Banyak sekali yang harus ia pikirkan tentangnya, Jany, dan keluarganya.
"Alex?" Tegur bunda lagi dengan menyentuh pundak anaknya itu hingga membuatnya kembali tersadar dari lamunan panjangnya.
Alex berbalik kebelakang dan melihat bunda nya sudah berdiri tepat dibelakang sambil memegang mug berisi jus Apel. Dengan cepat Alex mengangkat kedua alisnya memerhatikan bundanya yang kini malah menatap ia balik
"Iya? Ada apa bun?"
Bunda tersenyum "Kamu di cariin ayah tuh. Katanya kamu belum bangun, bunda cariin dikamar ternyata kamu disini" jelas bunda
Alex berdiri menghadap bunda nya lalu merangkul bunda menuju ke tempat ayah dan Jany berada.
"Siap apa nggak, ini pasti terjadi Lex. Lo gak bisa ngehindarin ini. Seperti yang lo duga sebelumnya, mereka gak buta." batin Alex untuk dirinya sendiri sambil terus berjalan mendekat dan melihat Jany dan Ayahnya yang tengah asik bercanda.
"Ka Alex" panggil Jany bahagia yang langsung berlari dan menarik lengan Alex dari rangkulan bundanya untuk mendekat dan duduk disamping ayah nya.
Alex tersenyum, tertawa dan bahagia dihadapan mereka.
Menurutnya, ini adalah moment langka dimana mereka semua terkumpul, Ayah, Bunda, Jany dan Alex. Karena biasanya, hanya salah satu dari ayah atau bundanya saja yang berada di Indonesia dan saling tukar posisi, tapi sekarang semua lengkap.
Namun, disaat semuanya lengkap, mengapa justru moment seperti ini hanya membuat perasaan Alex diselimuti perasaan bersalah? 5 menit ia bahagia, namun, kebahagiaan itu tiba-tiba menghilang dan pikiran tentang dirinya didalam keluarga itu kembali mengusik kebahagiaannya.
*****
Jany sedang membersihkan mobil kuning kesayangannya sambil mendengar kan lagu Tailor swift favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]
Novela Juvenil"Aku sangat-sangat mencintainya sampai-sampai dulu aku sempat berpikir akan mengungkapkan kalau aku bukan anak kandung ayah dan bunda agar aku bisa tetap bersama nya bahkan di negara lain sekalipun. Tapi aku masih menyayangi keluarga ini makanya aku...