[4] Punishment (2)

8.5K 1K 35
                                    

Prilly mulai menyeret kakinya kearah lapangan. Dan sekarang, Gadis itu mulai menjalankan hukumannya dimulai dari hukumannya yang pertama, yaitu;

Berlari memutari lapangan sebanyak dua puluh lima kali.

"Cuma dua puluh lima kali, Prilly! Lo bisa!" Ujar Prilly mantab. Gadis itu seolah berbicara pada dirinya sendiri dan berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri.

3 putaran terlewati..

Tiga putaran sudah Prilly lalui, ternyata cukup menguras tenaga. Hal itu terlihat ketika Gadis itu berulang kali menyeka setiap peluh yang mengalir di area keningnya.

"Semangat, Prilly. Lo bisa! Bisa!"

Sebelum memutuskan untuk kembali berlari, Prilly diam sejenak. Gadis itu menatap setiap sudut lapangan. Ternyata, lapangan yang saat ini Ia putari cukup luas. Bahkan, sangat luas. Dan itu, akan menjadi pekerjaan yang berat bagi Prilly yang nyatanya hanyalah seorang Gadis belia.

"Everything is gonna be alright, Prill!"

"Dan jangan panggil Gue Prilly kalau muterin lapangan segede ini aja Gue nggak sanggup." Sambung Gadis itu dengan ulasan senyum mantab dan tekad yang kuat. Mungkin, Ali benar. Prilly gadis berbeda.

Sekitar 5 meter dibelakang Prilly, terdapat seorang pemuda yang memperhatikan segala tindakan Prilly sejak tadi. Pemuda itu adalah Ali yang merupakan senior Prilly sekaligus orang yang telah memberikan Prilly hukuman.

"JANGAN NGOMONG DOANG.."

"CEPET LAKUIN HUKUMAN LO!" Teriak pemuda itu dengan gayanya yang membiarkan kedua tangannya menyilang tepat dibawah dadanya.

Mendengar itu semua, Prilly segera membalikkan tubuhnya sehingga mata hazel miliknya langsung menusuk tajam kearah Ali yang kini memasang decak meremehkan.

Tanpa merasa takut, Prilly bergegas mendekati Ali yang ternyata juga membalas tatapan tajam Gadis junior yang berani sekali menatapnya.

"Lo lihat baik-baik ya, kalau Gue bakal berhasil ngejalanin hukuman ini!" Ujar Prilly dengan suara lantangnya.

Sementara Ali, memilih untuk melangkah satu langkah lagi kearah Prilly sehingga posisi mereka saat ini saling berhadapan dan saling bertatap tajam.

Hening.

Karena nyatanya, untuk beberapa saat tatapan diantara keduanya seakan saling melemparkan bumerang dalam diam.

"Semoga sukses, Prilly Axelia Putri!" Ali mulai bersuara dengan menekan setiap kata yang lolos dari bibirnya sesaat setelah Pemuda itu melemparkan pandangannya kearah Co-card yang menggantung di tubuh bagian depan Prilly.

Prilly diam. Gadis itu tidak merespon ucapan semangat dari seniornya itu, Ia memilih untuk segera kembali dan melanjutkan hukumannya daripada harus membuang waktunya sia-sia bersama Ali.

Satu

Dua

Tiga!

Prilly kembali berlari memutari lapangan. Beruntungnya saat ini udara tidak terlalu terasa panas dan matahari juga tidak terlalu terik.

Prilly masih berlari

Gadis itu terus berlari, ya hitung-hitung olahraga pagi lah, semacam jogging gitu lah.

PERFECT SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang