[3] Punishment

8.9K 1.2K 21
                                        

Tepat sepuluh menit setelah batas maximal kedatangan mahasiswa/mahasiswi OSPEK terdapat dua orang Gadis yang kini tengah menginjakkan kaki mereka dihadapan gerbang utama bertuliskan Universitas Citra Buana.

"Bagus ya kelakuan kalian, telat kalian kurang lama!" Ujar seseorang yang kini menatap tajam kearah dua gadis tersebut yang kini masih sibuk mengatur deru nafas mereka yang terengah-engah.

Salah satu dari kedua Gadis itu, Aulia. Mulai mendongakkan kepalanya. Dengan segala kecemasan yang ada, Ia memberanikan diri untuk menatap sosok senior mengerikan yang kini tepat berada dihadapannya dengan posisi tangan yang Ia biarkan bersilang tepat dibagian bawah dadanya.

"Ma-maaf, Kak. Iya, Kita tahu kita salah. Kita minta maaf, Kak."

"Udah tau salah kenapa masih dilakuin? Kalian semua kan tahu, batas maximal kedatangan mahasiswa/mahasiswi OSPEK itu jam 9!" Bentak senior itu pada Aulia. Aulia yang pada dasarnya tidak bisa dibentak, kini hanya mampu menundukkan kepalanya.

Melihat itu semua, Prilly yang berada di sebelah Aulia tidak tinggal diam. Gadis itu menatap nanar kearah senior yang sepersekian detik lalu membentak Aulia. Bukan apa-apa, Prilly hanya tidak bisa melihat Aulia disakiti oleh apapun dan siapapun. Bagi Prilly, Aulia lebih dari sekedar sahabatnya.

"Eits. Santai bisa kali, Mbak? Lagian Aulia udah minta maaf kan, kenapa masih harus dibesar-besarin sih?" Prilly mulai angkat bicara. Bahkan, Gadis itu juga menatap sinis kearah senior sok berkuasa yang kini berada dihadapannya.

"Eh apaan nih?" ujar seseorang yang kini menyela perdebatan diantara Prilly dan Senior dihadapannya yang tadi sempat Ia baca pada nametag -nya bernama, Alena.

"Lo liat sendiri aja, Li."

Seseorang yang tadi Alena sebut dengan 'Li' kini mulai melemparkan pandangannya kearah dua sosok Gadis yang kini berada dihadapannya.

Tunggu.

-

-

-

-

-

-

Sepertinya, Ia mengenali salah satu diantaranya.

Bukannya Dia itu..

"Dua junior didepan Lo ini gayanya selangit. Gila aja, masih junior juga." Sambung Alena yang kini seolah mengadu pada sosok Pemuda tampan yang berdiri tegap disampingnya.

Sepertinya, Pemuda itu juga bagian dari senior kampus yang nantinya akan mengospek mahasiswa/mahasiswi baru. Pasalnya, saat ini Ia juga mengenakan almamater Universitas Citra Buana yang serupa dengan Alena.
"Kalian tahu sekarang jam berapa?" Tanya Pemuda itu dengan intonasi yang dingin namun tetap terkesan mengerikan, kecuali bagi; Prilly.

"Sekarang jam 09.20." Balas Prilly dengan wajah santainya. Entahlah, Prilly sama sekali tidak merasa takut atas apapun. Meskipun pada kenyataannya Ia sadar, bahwa yang menjadi lawan bicaranya saat ini adalah seorang senior.

"Bagus.."

"Dan pertanyaannya adalah, jam berapa seharusnya peserta OSPEK itu diharuskan datang?" Tanya Senior itu sekali lagi, dengan intonasi dingin yang sama.

Prilly mendesah berat, kemudian kembali membuka mulai membuka suara setelahnya.

"Jam 9."

Jawaban singkat dari Prilly sukses menyunggikan senyum sempurna di wajah seniornya yang kini dapat Ia ketahui bernama Ali Rachvadani Anggara.

PERFECT SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang