Part 1

593 31 2
                                    

Matanya terpejam, sesekali terbuka untuk melihat keadaan sekitar dan tertutup lagi. Mulutnya terlihat bersenandung ria mengikuti irama lagu yang ia dengar. Walaupun ia memasang wajah datarnya, tapi di dalam terselip kedamaian pagi ini. Mobil yang ia naikipun melaju dengan kecepatan stabil, membawanya ke sebuah gedung dengan nama Seoul Performing Art High School. Hari ini merupakan hari pertama ia memasuki sekolah barunya setelah ia terlepas dari sekolah lama.

"Kyu Hyun-sshi, kita sudah sampai." Mata yang terpejam itu terbuka seketika. Sedikit melirik gedung megah melalui kaca mobil, tapi itu hanya sia-sia karena terhalang yeoja-yeoja berseragam yang mengerumuni mobilnya dengan membawa ponsel yang mereka arahkan padanya juga beberapa wartawan dan kamera. "Ow, shit," umpatnya lirih, hampir tak terdengar.

Untuk apa mereka mengerumuni mobilnya? Menunggu ia keluar? Seperti idola saja. Tunggu, idola? Ya. Dia memang seorang idola. Bukan hanya di Korea Selatan, bahkan idola dunia. Dialah Cho Kyu Hyun. Namja itu sedikit memperlihatkan senyuman tipisnya, ketika melihat seorang pria dengan tongkat ditangannya mengusir yeoja-yeoja itu. Tiba-tiba, seseorang membuka pintu mobil tepat di sampingnya, dan itu membuat teriakan yeoja-yeoja itu semakin menjadi-jadi.
Dengan senyuman yang sudah ia kembangkan, ia mengeluarkan diri dari mobil itu dan berjalan menjauhinya. "Ya! Ya!... jangan menghalangi jalannya!... bisakah kalian menyingkir?! Biarkan dia lewat!" Pria dengan tongkat itu kembali mengusir gerombolan yeoja itu.

"Kyu Hyun-sshi, bagaimana perasaan anda setelah mendapat sekolah baru?"

"Kyu Hyun-sshi, bagaimana pendapat anda tentang sekolah baru anda?"

Semua sorotan kamera juga tertuju padanya. Ia hanya menyunggingkan senyum manisnya dan tidak merespon pertanyaan wartawan. Beruntung managernya sudah dulu menarik Kyu Hyun pergi memasuki gedung megah didepannya.

Kantor Guru...
Tangan managernya itu berhasil membuka pintu kantor guru dan langsung disambut dengan senyuman para guru di dalam. "Annyeong haseyo, Tuan. Mari ke meja saya." Seorang guru pria tersenyum ramah pada Kyu Hyun juga managernya. Mereka berdua mengikuti guru itu menuju mejanya.
"Perkenalkan saya Yoon Jae Sung, wali kelas 2-1. Dan, kebetulan Kyu Hyun akan menempati kelas saya," ucapnya ramah. "Ah... geuraeyo? Kalau begitu, saya titip Kyu Hyun pada anda. Walaupun ia seorang idola, tapi jangan sungkan-sungkan untuk memarahinya kalau dia nakal." Ucapan managernya itu berhasil membuat mata Kyu Hyun membulat.

"Ah... dia anak yang baik. Bagaimana mungkin dia bisa berbuat nakal? Kalau begitu, saya akan tunjukkan kelas anda. Mari." Guru itu bangkit diikuti dengan kedua namja beda umur itu, beda kedudukan. Mereka bertiga berjalan keluar ruangan, melewati koridor sekolah, dan menaiki tangga. Mereka menjadi pusat pandangan saat itu sampai di depan kelas dengan papan bertuliskan 'kelas 2-1'.

Mereka segera memasukinya. Siswa-siswi yang sedang sibuk dengan kegiatannyapun kini berlarian menuju bangkunya masing-masing. "Annyeong haseyo, hagsaengdeul. Kalian kedatangan teman baru di sini. Silahkan perkenalkan dirimu," ucap guru itu. Kyu Hyun melangkahkan kakinya selangkah di depan dan berkata, "Annyeong haseo. Naneun..."
"Cho Kyu Hyun!!!" seru seorang yeoja dengan semangatnya. Kyu Hyun tersenyum begitu mendapati yeoja itu yang berseru, walaupun hatinya berkata, "Bisakah kalian berpura-pura tidak mengenalku?". Semua murid yeoja yang ada di situ saling berbisik satu sama lain, senyuman selalu mereka perlihatkan.

"Ne. Cho Kyu Hyun imnida," ucapnya sekali lagi. "Baiklah. Kurasa tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Kyu Hyun-ah, kau bisa memilih bangkumu sendiri." Kyu Hyun segera berjalan mendekati sebuah bangku kosong yang sudah diincarnya sedari tadi, bangku paling belakang pojok kiri dekat dengan jendela kelas.
Sedangkan, wali kelas juga managernya tampak melangkah pergi meninggalkan kelas itu. Baru saja Kyu Hyun bisa merasa tenang, ia sudah kembali mengumpat dalam hati ketika siswi-siswi satu kelasnya mengerubunginya.

"Kyu Hyun Oppa, annyeong... aigo tampannya..."

"Kyu Hyun Oppa, Jung Shin Ah imnida... bangapta, Oppa..."

"Oppa, semoga kau betah di kelas kami."

Kyu Hyun hanya bisa memberikan senyuman termanisnya tanpa berkata apa-apa. Selagi ia berharap guru pengajar segera datang.
"YA! MENYINGKIR DARI BANGKUKU!" Sebuah teriakan seorang siswi berhasil menghentikan kegiatan itu dan membuatnya menjadi sorotan semua orang. Siswi itu berjalan pelan mendekati kerumunan itu dan tiba-tiba langkahnya berhenti. Kenapa? Karena Kyu Hyun yang duduk di bangku yang selama ini adalah bangkunya.

"Ya! Kenapa kau duduk di situ? Itu bangkuku!" seru yeoja itu sembari menunjuk bangkunya. Kyu Hyun yang sedikit terkejut segera bangkit dan berkata, "Jeo... jeosonghamnida. Tapi..., awalnya bangku ini kosong... kupikir tidak ada yang menempati... jadi, aku duduk di sini... lagi pula, aku murid baru." Entah kenapa ia menjadi gugup.
"Siapapun dirimu aku tidak peduli. Kau sudah merebut bangkuku. Sekarang menyingkir dan cari bangkumu sendiri!" serunya dengan penuh penekanan. "Ya Choi Ri Rin! Apa kau sadar kau sedang bicara dengan siapa? Biarkan Kyu Hyun Oppa duduk di sini dan seharusnya kau yang pindah!"

Yeoja yang mempunyai panggilan Ri Rin itu tampak mengeluarkan dengusannya.
"Wae? Kenapa aku yang harus pindah? Jelas-jelas dia yang merebut bangkuku, seharusnya dia yang pindah! Dia tidak punya hak atas bangku itu."
"Ada apa ribut-ribut? Siapa yang kau marahi kali ini, Ri Rin-ah?" Semua kepala menoleh ke sumber suara dari arah pintu kelas. Seorang guru wanita berhasil mengalihkan perhatian mereka. "Saem, kali ini kau harus percaya padaku. Itu. Ada murid baru yang merebut bangkuku, Saem." Ri Rin menunjuk Kyu Hyun yang sudah mati gaya.

Guru itu sedikit mengangkat kepalanya dan,
"Eh?! Ka... kau Kyu Hyun Super Junior??? Aigo..." guru itu mendekati Kyu Hyun dan langsung mendekapnya. Kyu Hyun hanya bisa pasrah. "Saem!!!" seru semua siswa, terutama para yeoja, tak terkecuali Ri Rin. "Eh... hehehe... maaf, anak-anak..." guru itu menampilkan cengiran khasnya.
"Saem! Bisakah kau usir murid baru itu? Aku mau duduk!" Semua pasang mata kembali tertuju pada Ri Rin. Sedangkan ia yang mendapat tatapan itu hanya bingung. "Ri Rin-ah, berbagilah bangku dengannya. Bukankah selama ini kau sendirian?" ucap guru itu. "Tapi,..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

jangan lupa vote and comment yaa

Love in High School Mode OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang