Love in High School Mode On

Part 19

Cklek! “Nuna, kau tidak akan percaya hal ini. Di bawah ada...” ucapan Jung Kook terhenti ketika menyadari nunanya yang seperti mayat hidup. “Nuna, wae geurae?” Sang adik berjalan mendekati nunanya dan mengambil duduk di sampingnya. “Ini... surat yang ditulis Ji Min,” gumam yeoja itu.

“Aku yakin kau pasti tidak akan percaya. Di bawah ada teman Appa, dan kau tahu siapa dia, dia adalah appanya Ji Min Hyung bersama istrinya.” You Ra tersadar berkat ucapan Jung Kook, ia bergegas keluar kamar dan benar saja. Di ruang tamu, sudah ada sepasang suami istri yang sedang berbincang dengan kedua orang tuanya.

“Eoh? Bukankah kau temannya Ji Min yang ada di rumah sakit itu? Sedang apa kau di sini, nak?” tanya ahjusshi itu sembari mengingat You Ra. “Hm... Ji Soo-ah, dia anakku, Jeon You Ra. Dan, laki-laki di sebelahnya itu, putra bungsuku, Jeon Jung Kook. Kau tak mengingat ponakanmu sendiri?” Appa Jeon mencoba membangunkan ingatan lama temannya itu.

“Omo, jadi kalian ini You Ra dan Jung Kook? Aigooo... jadi selama ini kalian satu sekolah dengan Ji Min, nak. Aigo...,” ucap Bibi Park tak percaya. “Apa Ji Min adalah anak kalaian, Ahjusshi Ahjumma?” tanya You Ra memastikan. “Ne. Apa kau tidak mengingatnya? Dulu dia selalu bermain bersamamu saat umur lima tahun, hingga ia harus pindah ke Seoul.”

Deg! Sekali lagi. You Ra seperti meminta Bibi Park mengatakan hal itu sekali lagi, untuk memastikan ia tak salah dengar. Mereka... mengaku sebagai orang tua Ji Min dan mereka berkata bahwa Ji Min selalu bermain bersamanya saat masih berumur lima tahun. Dan, seingatnya yang selalu bermain bersamanya adalah teman kecilnya yang kerap ia panggil Chim. Apa itu artinya... Ji Min dan Chim adalah orang yang sama?

“Tapi, sayangnya Ji Min sedang berada di rumah sakit. Seseorang yang tidak bertanggung jawab membuatnya koma dan tidak sadarkan diri. Tapi, kami berusaha tenang untuk itu. Suamiku sudah mempercayakan tangan kanannya untuk menjaga Ji Min di Seoul.” Bibi Park menundukkan kepalany, mencoba menahan tangisnya. Untung ada suaminya yang langsung menenangkannya.

You Ra semakin dibuat yakin dengan kenyataan bahwa Ji Min dan Chim adalah orang yang sama. Ia meremas dressnya mencoba menahan luapan tangisannya. Ini terlalu sakit baginya menyadari bahwa orang yang selama ini ia rindukan ternyata berada tak jauh darinya, bahkan You Ra membenci orang itu.

Tubuh You Ra melemas seketika dan ia tak bisa menopangnya lagi. Jung Kook segera menahan kedua lengan kakaknya itu, walaupun sudah terlambat tapi setidaknya kakaknya tenang. Isak tangis mulai terdengar keluar dari mulut You Ra. Ia menangis sesenggukan. Jung Kook segera merengkuhnya, mencoba menenangkan You Ra dengan kasih sayangnya sebagai adik.

Berkali-kali You Ra menyebut nama chim dalam tangisannya, berkali-kali pulan Jung Kook mengelus rambut kakaknya sayang, mencoba menenangkannya. Orang tua Jeon bersaudara dan orang tua Ji Min hanya diam sembari mengamati fenomena adik dan kakak itu.

***

Dug! Bunyi yang timbul karena benturan kepala Yong Kyung pada kaca bus kota terdengar lirih. Inilah caranya menikmati indahnya kota Seoul siang hari. Walaupun terlihat padat, tapi sebenarnya ia suka melihatnya dari kejauhan. Bus berhenti tiba-tiba pada pemberhentian kedua. Yong Kyung tetap tak bergeming dari posisinya, sampai sebuah pemandangan yang cukup membuatnya terkejut, dan membuatnya berseru pada supir untuk berhenti.

Yong Kyung bergegas turun, bus yang ia tumpangi melaju dan membuat pandangan yeoja itu seluruhnya terpenuhi oleh pemandangan yang membuatnya terpaksa turun dari bus, mengurungkan niatnya pergi menuju Sungai Han. Langkah kaki yeoja itu tercipta begitu jalan raya dirasa sudah sepi walau hanya sementara, setidaknya ada cukup waktu untuknya menyebrang.

Yong Kyung berjalan pelan mendekati sebuah lapangan basket terbuka dan di depannya terdapat seorang namja yang bermain basket sendirian. Min Yoon Gi. Ia yakin namja yang sedang bermain seorang diri di depannya itu adalah Yoon Gi.