Part 21

89 9 0
                                    

Seoul Hospitol...

Derap langkah larinya terdengar dari ujung koridor pertama kali ia menginjakkan kakinya di bangunan itu. Langkah larinya semakin cepat ketika matanya menangkap pintu bangsal yang ia tuju.

Akhirnya ia sudah berhasil menggapai pintu juga membukanya. Pandangan pertama kali yang ia dapat adalah sosok Kyu Hyun yang sedang berdiri menghadap seseorang yang terbaring di kasur rumah sakit... yang ia yakini sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

“Ottokhae?” gumamnya yang sudah berlinangan air mata. Dirinya, Lee Yong Kyung kembali merasakan sakit itu. Sakit yang ia rasakan saat ibunya mati di depannya. “Nado appa.” Tak di sangka-sangka, Kyu Hyun membalas ucapannya. Yong Kyung mulai bisa mengontrol dirinya dan kini mulai berjalan mendekati mayat ibunya Ri Rin.

“Dimana Ri Rin?” tanya Yong Kyung tanpa memandang lawan bicaranya. “Ia terbaring pingsan di sebelah bangsal ini. Ia pingsan karena terlalu lama menangis. Aku tidak tahu itu kelainan atau tidak. Tapi, kupikir... Ri Rin sedang sakit.” Yong Kyung tak membalas ucapan Kyu Hyun. Ia tahu betul sahabatnya itu. Memang Ri Rin tidak bisa menangis terlalu lama, itu akan membuat kepalanya pening dan pingsan.

“Chogio. Ambulannya sudah siap.” Seseorang bersuara di belakang mereka. “Ne. Kamsahamnida.” Kyu Hyun maupun Yong Kyung mulai berjalan keluar bangsal. “Kau mau kemanakan mayat ibunya Ri Rin?” tanya Yong Kyung yang seperti menangkap keganjalan. “Kau tahu apartemen di dekat distrik Myeongdong? Itu adalah apartemenku yang kubeli seminggu yang lalu. Kau pergi bersama ambulan, aku akan menemani Ri Rin di sini. Passwordnya 12345. Arra? Oh ya... aku juga sudah memesan tempat pemakaman. Tunggu saja mereka.”
“Tunggu sebentar. Neo... kau seenaknya memulangkan ibunya Ri Rin ke apartemenmu. Juga memesan tempat pemakaman untuknya. Kaupikir kau siapa?”
“Aish... kau banyak protes. Sudah ikut saja ambulan. Aku yang akan mengurusnya.” Kyu Hyun sedikit mendorong badan gadis itu dan ia sendiri tampak berjalan meninggalkan Yong Kyung yang tampak tidak terima.

Sore harinya...

Sebuah mobil putih terparkir pada barisan pertama di tempat parkir gedung rumah sakit itu. Terlihat sosok Jeon You Ra yang mengeluarkan dirinya dari mobil yang ia tumpangi. Gadis tampak terburu-buru memasuki rumah sakit. Perjalanan dari Busan ke Seoul memang tidaklah cepat. Tapi, ia lakukan demi sahabatnya yang baru saja mendapat musibah.

Walaupun tubuhnya terbilang cukup lelah, tetapi ia bersyukur ia sudah sampai di Seoul sebelum matahari tenggelam di barat sana.You Ra berjalan dengan mata yang memandang ke arah sekitar, hingga bangsal yang ia cari akhirnya tertangkap oleh matanya. You Ra sedikit berlari menuju bangsal itu dan membukanya. Kosong. Tak ada penghuni sedikitpun. Benaknya terus bertanya dimana penghuninya.

“Chogio. Apa pasien di sini sudah dipulangkan?” Akhrinya ia memutuskan untuk bertanya pada salah suster yang kebetulan lewat. “Ne. Almarhum Ny. Jin sudah dipulangkan siang tadi, Nona.” You Ra membungkuk memberikan tanda terima kasih pada suster itu. Gadis itu berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit.

“Jeon You Ra?” Langkah terhenti ketika panggilan terdengar di telinganya dari arah belakang. You Ra menoleh dan betapa terkejutnya ia melihat sosok Park Ji Min yang berdiri di hadapannya dengan pakaian rumah sakit, dan yang pasti dengan senyuman yang selalu You Ra benci selama ini.

“Neo...,” gumamnya tidak percaya. Senyuman Ji Min membawanya pada ingatan saat ia berumur lima tahun. Dimana ia selalu mendapat senyuman Ji Min atau orang yang biasa ia panggil Chim. “Kau mencari ibunya Ri Rin? Sayangnya, dia sudah dipulangkan.” Ji Min berjalan pelan mruuendekati You Ra.

Tapi, apa? Gadis itu malah terlihat menitikkan air mata bersamaan dengan gejolak sakit di hatinya, membuat Ji Min menghilangkan senyumannya dan berjalan cepat ke arah You Ra dan ia benar-benar sudah berada di hadapan yeoja itu. “You Ra-ah, wae? Kenapa kau menangis? Uljima. Aku tahu tempat dimana ibunya Ri Rin dipulangkan. Sudah, jangan menangis.” Ji Min berusaha menghapus air mata You Ra dengan ibu jarinya.

Love in High School Mode OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang