Part 2

290 25 0
                                    

“Aku tidak menerima penolakan. Lagi pula, seharusnya kau senang bisa satu bangku dengan makhluk tampan ini... nah, semuanya dimohon duduk kembali dan siapkan buku kalian.” Guru itu berjalan mendekati meja guru dan diikuti semua murid yang duduk di bangkunya masing-masing.

Ri Rin sempat mengeluarkan dengusannya dan mulai berjalan mendekati bangkunya. Tapi, sebelum itu ia mendapat tatapan mengerikan dari para yeoja di kelasnya. Yang rata-rata mengekspresikan tentang ‘Kalau kau macam-macam dengannya, kau akan mati’.

“Menyebalkan...” Kyu Hyun sedikit melirik Ri Rin setelah mendengar umpatan kecil yeoja itu. “Kau tak suka aku duduk denganmu, ya?” Perlahan Kyu Hyun melontarkan pertanyaannya. “Tidak.” Cukup satu kata yang diucapkan dengan wajah datar milik Choi Ri Rin.

“Kau menjawab seperti itu karena kau tidak mengenalku atau kau memang tidak menyukaiku?” Rasa penasaran Kyu Hyun mulai menumpuk. “Dua-duanya,” jawab Ri Rin masih dengan wajah datarnya. Kyu Hyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Entah apa yang membuatnya tersenyum. Mungkinkah ini yang diinginkannya?

Dance Club Room...

Suara musik yang menggema seluruh ruangan tak menghentikan tariannya. Setiap beat dan irama selalu mengiringi gerakan tubuhnya. Tidak peduli keringat yang tanpa henti-hentinya bercucuran. Jeon You Ra. Nama yang menjadi nama dancer itu. Nama yang familiar di telinga para siswa juga guru di SOPA High School sebagai seorang dancer juga ketua club dance di situ.

Beat terakhir pun terdengar dan mengakhiri gerakan tubuhnya yang hampir sempurna. Ia langsung menghempaskan tubuhnya pada lantai kayu ruangan tersebut. You Ra memang selalu seperti itu ketika menyelesaikan dancenya.

Plok! Plok! Plok!

Baru saja ia beristirahat, suara tepuk tangan yang terdengar membuatnya bangkit hanya untuk melihat siapa yang bertepuk tangan. You Ra tersenyum dalam keringat yang bercucuran di wajahnya begitu mengenali orang itu. “Sedang apa kau di sini? Apa kelasmu kosong juga?” Orang itu tidak menjawab dan berjalan mendekati You Ra.

“Ani. Pelatih mengambil jam pelajaranku untuk latihan basket. Kau sendiri kenapa di sini? Apa kau memanfaatkan jam kosong untuk menari?” Orang dengan suara yeoja itu menyodorkan sebotol minuman dingin lengkap dengan handuknya. “Hm. Lagi pula, aku ketua club. Jadi, aku bisa leluasa menggunakan tempat ini. Lalu, kenapa kau malah di sini?” You Ra menerima barang pemberiannya. “Kami sedang istirahat,” jawabnya singkat. “Oh. Jadi, hanya mengamati perkembangan setiap pemain itu butuh istirahat juga, ya? Oh. Aku baru tahu.” Yah begitulah. You Ra sering menggoda orang itu.

“Ya! Walaupun itu tidak membutuhkan tenaga lebih, tapi pikiranku yang bekerja. Dan, itu yang membuatku lelah. Lagi pula, menjadi manager tim basket itu ternyata melelahkan. Terkadang aku berpikir untuk berhenti saja.” Yeoja ini. Memang selalu merasa lelah walaupun hanya menjadi manager tim basket. Hanya bermodal analisis yang luas, siswi dengan nama Lee Yong Kyung ini diberi mandat dari pelatih basket untuk menjadi seorang manager tim basket.

“Waeyo? Bukankah bagus menjadi manager tim basket. Kau bisa dekat dengan Min Yoon Gi, kapten basket yang keren itu.” Yong Kyung tersenyum miring mendengarnya. “Aku tidak memperhatikan pesonanya. Yang kuperhatikan adalah skillnya.”
“Hm... ya ya ya ya ya, terserah... oh ya, kudengar-dengar Kyu Hyun Super Junior pindah sekolah ke sini. Apa itu benar?” You Ra mengganti topik pembicaraan. “Oh. Aku melihatnya turun dari mobil tadi,” jawab Yong Kyung singkat. “Jinja? Yaaa... itu bagus. Menurutmu, apa dia mau bergabung dengan clubku?” tanya You Ra terlihat antusias.

“Hm. Kurasa. Lagi pula, pekerjaannya hanya menari dan menyanyi. Kurasa dia mau.”
“Benarkah? Wah... itu berita yang bagus. Oh ya, dia masuk kelas mana?” Yong Kyung terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan You Ra yang satu ini. “Hm... dia... masuk di kelas Ri Rin.” Akhirnya jawaban itu keluar juga. “Mwo? Jinjayo?” Sebenarnya, Yong Kyung sudah menduga You Ra akan terkejut seperti itu.

“Ya! Lalu, bagaimana dengan Ri Rin? Dia pasti merasa risih melihat yeoja-yeoja di kelasnya tergila-gila dengan Kyu Hyun. Kau tahu sendiri, kan Ri Rin orang yang bagaimana” jelas You Ra dan berlangsung ditanggapi dengan anggukan kepala dari Yong Kyung. “Hm... kuharap dia bisa bertahan. Setidaknya sampai kita naik ke tingkat tiga.”

You Ra hanya tersenyum mendengar penuturan Yong Kyung, tapi senyumannya tidak berlangsung lama ketika tertangkap oleh matanya dua orang siswa memasuki ruang club itu. Park Ji Min dan Jeon Jung Kook. Kedua siswa itu juga terkejut ketika menemukan You Ra juga Yong Kyung di dalam.
“Oh. Sedang apa kalian berdua di sini?” tanya Jung Kook pada keduanya. “Menurutmu?” tanya You Ra yang berubah ketus. Sebenarnya, yeoja itu tidak bermaksud bersikap seperti itu pada Jung Kook, adik kandungnya sendiri. Tapi, mood You Ra akan berubah buruk, ketika bertemu dengan namja itu. Park Ji Min. Mungkin bisa dibayangkan betapa bencinya You Ra terhadap Ji Min.

“Apa kalian tidak ada kelas?” kali ini, Ji Min yang bertanya. “Bukan urusanmu.” You Ra bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan. Ia lebih memilih pergi dari pada terus-menerus memandang wajah Ji Min yang membuatnya badmood. “Jung Kook-ah, ada apa dengan nunamu?” Jung Kook hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Yong Kyung sembari berkata,
“Molla. Tidak biasanya dia begitu. Oh ya, Nuna. Kau dicari... hm..., dengan... dengan siapa tadi, Hyung?” Ji Min tersadar dari lamunannya berkat pertanyaan Jung Kook, beruntung dia cepat mengerti. “Eh?... eee... dengan... ah, pokoknya pemain basket dengan nomor punggung 10,” jawab Ji Min. Yong Kyung hanya mengangguk pelan ketika ingat siapa pemain pemilik nomor punggung 10 itu.

“Arraseo. Aku pergi dulu. Annyeong.” Yong Kyung sempat melambai pada kedua namja itu, sebelum ia pergi keluar. Jung Kook dan Ji Min kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda, yaitu mencari DVD lagu dance yang mereka inginkan.

“Hyung, bukannya apa-apa. Tapi, sepertinya You Ra Nuna selalu terlihat kesal ketika melihatmu. Entahlah aku juga tidak tahu mengenai hal itu. Aku hanya merasakannya,” jelas Jung Kook disela-sela kegiatan mencarinya. “Kurasa kau benar, Jung Kook-ah. Aku juga merasakannya.”

Sebenarnya, Ji Min sudah tahu penyebab You Ra bersikap seperti itu padanya. Alasannya sederhana, You Ra iri pada Ji Min yang selalu ditunjuk mengikuti lomba dance antar sekolah. Andai saja You Ra mengerti keadaan Ji Min sebenarnya, ia tidak perlu repot-repot merasa iri padanya. Karena Ji Min melakukan itu semua juga terpaksa, ia merasa ia masih pemula. Lagi pula, Ji Min sangat mengagumi skill dance ketua club dancenya itu, daripada skillnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
jangan lupa vote and comment yaa

Love in High School Mode OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang