Part 7

127 11 0
                                    

“Mwo?” You Ra terkejut mendengarnya. “Sebagai gantinya, pelatih menunjukmu. Pelatih meminjam empat jam pelajaranmu sampai istirahat untuk latihan. Datanglah ke ruang latihan. Pelatih menunggumu di sana.” You Ra melepas kasar tangan Ji Min pada pergelangan tangannya.

“Kau mau bunuh diri? Kenapa kau menolaknya? Dan, kenapa harus aku yang menggantikanmu? Kenapa aku selalu dicadangkan? Kenapa dia tidak menunjukku dari awal? Sehingga kau tak perlu menolaknya.”

“Aku menolaknya karena aku ingin kau menari kali ini. Menari di depan semua orang, bukan menari di ruangan tertutup. Kau bukan penari cadangan, kau salah satu penari utama di club kita. Alasan kenapa pelatih tidak menunjukmu adalah karena dia ingin mencari orang lain yang bisa menandingi skillmu. Dan, dia belum menemukannya hingga saat ini. Pelatih sudah cukup bangga mempunyai dancer sepertimu, dia juga tahu kau sudah bekerja keras. Dia ingin kau beristirahat, You Ra-ah.”

Ji Min menghentikan gerakan mulutnya dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Gugup. “Tapi, aku tahu. Sekeras apapun kau bekerja, kau tidak akan pernah puas dengan hasilnya. Karena itu, ambillah pekerjaanku dan bekerjalah semampumu. Aku selalu di belakangmu, Jeon You Ra.”
Baru kali ini Ji Min berhasil membuat You Ra bungkam. “Kalau begitu, aku keluar dulu. Kuharap kau bersedia.” Namja itu langsung melangkah keluar. Ji Min berjalan menjauhi kamar You Ra sembari memegangi dadanya. “Huhhh... semoga dia tak mendengar denyut jantungku.”

Ji Min mengetuk pintu kamar Jung Kook begitu kakinya sampai di depan ruangan itu. Belum ada lima detik, ia sudah ditarik oleh pemilik kamar itu masuk. “Hyung, bagaimana? You Ra Nuna sudah memaafkanmu? Ia sudah tidak benci padamu lagi?” Jung Kook terlihat antusias.

“Tunggu sebentar...”
Jung Kook diam dalam kebingungan sambil memandang Ji Min yang sedang memegangi dadanya. “Kau dengar itu?” tanya Ji Min. “Mendengar apa?” Jung Kook memasang wajah polosnya. “Ah ternyata tidak terdengar. Syukurlah...” Ji Min memperlihatkan cengirannya.

***

SOPA High School...

Pagi yang cerah di area SOPA High School. Siswa-siswi yang berdatangan selalu menambah kecerahan di dalam sekolah itu.  Seorang siswa dengan nametag Jung Ho Seok terlihat berjalan santai memasuki halaman sekolah, sesekali bersiul ria menikmati pagi ini. Ini merupakan salah satu kebiasaanya.

Tapi, tak selang berapa menit, dirasakannya sebuah kaleng mendarat tepat di atas kepalanya. Wajah Ho Seok yang awalnya begitu damai, kini berubah seperti macan bertemu mangsanya. Namja itu menoleh ke belakang dan sedikit mengeluarkan dengusannya. Kim Mi Young, Nam Ji Eun, dan Song Hye Na. Ia yakin pelakunya adalah Mi Young. Terlihat dari wajahnya yang tersenyum  evil. Ketiga yeoja itu berjalan santai ke arah Ho Seok.

“Oops... mian. Kupikir ada tempat sampah di sana. Apa kau sakit?” tanya Mi Young dengan gaya yang menurut Ho Seok menjijikan. “Apa maumu?” tanya Ho Seok malas. Yeoja itu tersenyum kecut. “Kau selalu mengerti apa yang kumau, Jung Ho Seok. Ajarkan teman-temanmu itu sopan santun. Jangan kalian kira kalian adalah komplotan anak-anak populer, kalian bisa bersikap seenaknya.”

“Hahaha... tunggu sebentar. Memangnya kenapa kalau kami anak-anak populer? Jangan katakan kalian iri pada kami.” Entah kenapa namja itu bermaksud memancing emosi Mi Young dkk. “Mwo? Iri? Hahaha... lucu sekali. Untuk apa anak-anak konglomerat seperti kami ini iri pada kalian?”

“Ya! Jangan mengandalkan kekayaan untuk hal seperti ini. Itu tidak ada gunanya. Arra? Ganda.” Ho Seok membalikan badannya dan hendak melangkah meninggalkan ketiga yeoja itu. Tapi, langkahnya berhenti ketika sebuah suara khas seorang namja menyeruak ke telinganya. Ho Seok berbalik dan sedikit terkejut ketika melihat pemandangan di depannya.

“Ige mwoya?” gumamnya tidak percaya. Di depannya muncul lima orang namja golongan anak populer yang berbaur dengan ketiga yeoja itu, termasuk Min Yoon Gi, sang kapten basket, juga Park Chan Yeol, bintang model di sekolahnya. Yang paling mengejutkan adalah Hye Na yang terang-terangan memeluk Yoon Gi seperti kekasihnya sendiri dan kapten itu juga tak sungkan membalas pelukan Hye Na, padahal Yoon Gi juga terkenal karena sifat dinginnya.

Ho Seok tak membutuhkan waktu banyak untuk kembali pada kesadarannya. Namja itu berbalik dan melanjutkan langkahnya sebelum ia kembali dibingungkan.

Love in High School Mode OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang