Part 9

107 13 0
                                    

“Wah... sepertinya kita berempat akan benar-benar sibuk untuk Festival Lomba Seni itu,” ucap You Ra sembari tersenyum. “You Ra-ah, apa Festival Lomba Seni itu juga ada lomba dance? Apa kau ikut?” tanya Ri Rin. “Hm. Couple Dance. Ho Seok-ah, seandainya kau tak terpilih ikut lomba teater, mungkin kau sudah dipasangkan denganku.” Wajah You Ra berubah lesu begitu mengingat tadi di ruangan club dance. “Ah geurae? Lalu, siapa  yang menjadi pasanganmu?”

“Park Ji Min.” Seperti mendengar sebuah berita duka, suasana berubah sunyi. Yong Kyung tak lagi menguyah makanannya, Ri Rin berhenti memainkan ponselnya, dan Ho Seok hanya bisa menganga. Satu pertanyaan muncul di benak mereka. Bagaimana bisa You Ra mau dipasangkan dengan Park Ji Min?

“Kau serius?” tanya Yong Kyung. “Hm. Pelatih yang menunjuk kami berdua. Hah... walaupun rasanya terpaksa, tapi aku akan menunjukkan yang terbaik.” You Ra tersenyum bermaksud menyemangati dirinya sendiri. Akhirnya, suasana kembali seperti semula. Mereka bertiga sempat berpikir. Apa jadinya You Ra dengan Ji Min? Mereka bahkan hampir tak pernah saling bertatapan satu sama lain.
“Tapi, tenang saja. Kami akan berangkat minggu depan, setelah perayaan ulang tahun sekolah.” Yong Kyung baru ingat jadwal pelaksanaan training camp timnya. “Geurae? Aku jadi ingat sesuatu. Kira-kira siapa bintang tamu kali ini?” tanya Ho Seok dengan matanya yang memandang ketiga temannya secara bergilir.

“Entahlah.” Hanya You Ra yang menjawab pertanyaannya walaupun terlihat malas. Yong Kyung dan Ri Rin sudah larut dalam kelezatan makan siang itu, membuat Ho Seok tersadar kalau ia masih menunda acara makannya.

SOPA memang sering mengadakan acara perayaan ulang tahun sekolah setiap tahunnya. Tak hanya para guru yang merayakannya, siswa juga berhak menjadi tamu undangan acara itu. Hanya saja, setiap siswa disuruh membawa cokelat dalam bentuk apapun untuk diberikan kepada siapa saja anggota sekolah yang paling ia sukai. Unik bukan? Seperti hari kasih sayang, tapi ini berbeda dari hari itu.

Gedung SM Ent...

Kyu Hyun hanya bisa memandang malas managernya, sesekali menguap karena tak bisa menahan rasa kantuk, berbeda dengan hyung-hyungnya yang lain. Namja itu takkan begini, jika pembicaraan managernya tak membosankan seperti saat ini. Pasalnya, hanya kalimat itu-itu saja yang ia dengar, tak ada bedanya dengan kalimat beberapa detik yang lalu.

“Ya! Kau dengar aku tidak?” Rupanya sang manager berhasil menangkap pemandangan Kyu Hyun yang sedang menguap. “Woah... Kyu Hyun-ah, takemu adalah saat kau berjalan di padang rumput, lalu kau tak sengaja melihat yeoja itu. Kau terus fokus pada yeojanya dan menitikkan air mata saat ia menghilang.” Kyu Hyun mengulangi perkataan managernya sembari menguap. “Oh ayolah, ahjusshi. Mau berapa kali lagi kau akan mengulanginya? Bahkan, aku sampai hafal,” ucapnya sembari menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi.

“Ya! Jangan memanggilku ahjusshi! Umurku masih 33 tahun dan aku belum menikah.” Terlihat para member tengah menahan tawanya, Kyu Hyun adalah pengecualian, ia malah sudah tertawa. “Hahaha... kau mau aku kenalkan pada seorang yeoja?” ucapnya bermaksud menggoda managernya.
“Aishhh... diam kau! Fokus saja pada adeganmu di VCR.” Baru saja sang manager menyelesaikan ucapannya, ponselnya pun langsung melanjutkan dengan nada deringnya. “Kalian boleh istirahat.” Kini, sang manager sudah sibuk dengan ponsel di telinga dan sedikit berjalan menjauh dari kesepuluh anak didiknya.

Kyu Hyun juga tampak mengeluarkan PSP dan asyik dengan dunianya. Sama halnya dengan sang magnae, kesembilan member terlihat menikmati kegiatannya masing-masing. “Ya! Ya! Ya! Ada berita duka.” Sampai sang manager yang tiba-tiba kembali dan membuat semuanya berhenti.

“Wae?” Lee Teuk adalah orang pertama yang menanyakan kepanikan managernya. “Aku mendapat kabar dari Kepala Direktur Performance bahwa model wanita dalam VCR kali ini mengalami kecelakaan dan kakinya patah.”

“Mwo? Ya! Lalu, bagaimana dengan VCR kita? Syuting akan dimulai lima hari lagi.” Semua member juga ikut panik. “Aku juga sedang memikirkannya, Hee Chul-ah. Ottokhae?” Manager itu menghempaskan tubuh di kursinya seraya memijit dahinya yang sedikit penat. “Kita mengambil trainee saja. Pasti ada yang cantik... juga seksi.” Pletak! Dong Hae hanya meringis sambil memegangi kepalanya yang dijitak Eun Hyuk.

“Aishhh... kenapa pikiranmu selalu dipenuhi yadong?”

“Ini juga karena dirimu.” Tak ada yang mempedulikan perdebatan kecil antara Duo EunHae itu, yang ada dipikiran mereka adalah bagaimana cara mencari model yang pas dengan VCR itu. “Awalnya kami ingin mengambil trainee, tapi tak ada yang cocok. Lagi pula, mereka sibuk latihan.”

Suasana berubah sunyi. Pikiran mereka sama-sama bekerja memikirkan masalah yang mendadak ini. Pada akhirnya, sang manager menyuruh kesepuluh member pulang ke dorm dan beristirahat setelah seharian keliling kota. Idola-idola itupun juga tampak menurut dan segera melangkah keluar ruangan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Voment jangan lupa😢

Love in High School Mode OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang