Part 22

100 9 1
                                    

"Geurae, na baboya." Yong Kyung memandang Ho Seok heran. Ada apa dengan namja ini sebenarnya? Bukan seperti Ho Seok yang selalu penuh harapan. "Ini memang salahku. Aku salah sudah mencintainya. Tapi, aku tidak menyesal mempunyai perasaan ini. Semua orang pasti menginginkan orang yang dicintainya menjadi miliknya. Tapi, jika Ri Rin memang bukan takdirku, apa boleh buat. Aku yakin suatu saat nanti aku akan menemukan seorang yeoja yang dapat membuat hatiku bergetar. Seperti kata almarhum kakekku, aku masih muda dan masa depanku masih panjang, aku bisa membuat hidupku lebih bermakna lagi... walaupun tanpa Choi Ri Rin." Ho Seok tersenyum masam. Ia masih bertekad dengan keputusannya.

"Tapi, setidaknya... kau harus melihat keadaannya. Kau tahu dia sangat terpukul dengan kepergian eommanya. Dan, mungkin hanya kita yang dia punya sekarang. Lagi pula, kenapa kau yakin sekali jika Ri Rin mencintai Kyu Hyun? Sebenarnya apa yang kau pikirkan?" Benar juga. Ri Rin tak pernah bersikap manis pada idola itu, bagaimana bisa itu bisa dibilang sebuah perasaan yang berarti? Apa yang dipikirkan Ho Seok sebenarnya?

"Jika aku menemuinya, aku akan semakin berat melepasnya, Yong Kyung-ah. Kali ini, biarkan aku mencoba melepasnya. Sebenarnya aku berpikir begitu. Tapi... perasaan idola itu lebih tulus daripada aku. Kyu Hyun pasti bisa menjaga Ri Rin melebihi diriku. Aku yakin itu. Hm... jika kau sempat, datanglah ke Bandara Incheon nanti sore jam 16.00. Oh ya... bukankah kau sedang ditunggu? Kau tak pulang? Aku juga mau pulang. Geureom, ganda."

Ho Seok melangkah meninggalkan Yong Kyung yang menghela nafas panjangnya, tatapan tajam yeoja itu terarah pada punggung Ho Seok yang tak lama kemudian menghilang dari pandangannya. Baru pertama kali ini Yong Kyung melihat namja itu putus asa seperti itu.

Di sisi lain...

Ho Seok berjalan cepat menuju mobilnya dan memasukinya tanpa berpikir lama. Ia duduk dalam diam. Tangan meremas kuat stir mobilnya. Apa benar itu yang ia katakan pada Yong Kyung? Kenapa terdengar putus asa? Itu bukan gaya seorang Jung Ho Seok yang selalu berharap itu. Seharusnya ia meminta maaf karena keberangkatannya ke LA yang mungkin terkesan mendadak bagi sahabatnya. Tapi, di satu sisi ia merasakan lega yang luar biasa.

Sementara itu...

Yeoja itu berjalan gontai menapakkan kakinya pada jalan setapak menuju apartemen Ri Rin. Ia percayakan kakinya yang secara otomatis berjalan ke arah apartemen itu, sementara pikirannya yang terus mencerna ucapan Ho Seok. Ia masih kebingungan dengan namja itu. Ia masih berpikir betapa bodohnya sahabatnya itu.

Ceklek! Tangannya meraih gagang pintu yang sudah ia ketika passwordnya. Pintu terbuka dan menampilkan suasana apartemen yang sepi. Ia berjalan masuk dan memanggil You Ra maupun Ri Rin. Tidak ada sahutan. Ia memaklumi jika Ri Rin tak menyahutnya karena ia masih larut dalam kesedihannya, sedangkan You Ra... apa yeoja itu tertidur? Karena biasanya You Ra-lah yang sering memarahi Yong Kyung jika terlambat seperti ini.

Yong Kyung tak ambil pusing dengan hal itu. Ia hanya berpikir positif saja dan mulai berjalan menuju dapur hendak meletakkan bahan-bahan makanan yang ia beli. Tapi, tiba-tiba ada yang membekapnya dari belakang. Ia sempat memberontak sampai akhirnya semuanya gelap.

***

Tok... tok... tok...

Tangan kekar seorang Cho Kyu Hyun mengetuk pelan pintu apartemen milik teman satu sekolah sekaligus teman trainee-nya di SM, Park Chan Yeol. Setelah menunggu beberapa detik, akhirnya pintu terbuka dari dalam oleh pemilik apartemen.

"Eoh, Kyu Hyun-ah? Aku tidak menyangka kau datang secepat ini."

"Hm. Bawakan aku minuman dingin. Malam ini aku ingin menginap di apartemenmu. Kau tak keberatan?" Kyu Hyun berjalan memasuki apartemen itu tanpa memandang Chan Yeol sedikitpun. Namja dengan paras tampan itu tersenyum melihat Kyu Hyun seperti itu.

Love in High School Mode OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang