01. Actually, I do not love studying

13.2K 496 6
                                    

Belajar lebih giat! Kau pasti bisa...!

Tulisan itu tertempel jelas di depan pintu kamarku membuatku mendengus kesal sambil masuk ke kamarku yang tidak terlalu besar, hanya ada kasur ukuran sedang yang berantakan, meja kecil dengan kertas berhamburan, dan semua perabotan seperti lemari, tv, meja rias, laptop, dan yang lainnya.

"Uh, hari melelahkan!" Pekikku sembari meregangkan tubuhku di kasur, mencoba menenangkan pikiran selama seharian penuh ada di sekolah, tentunya belajar.

Belajar, belajar, dan belajar! Aku tidak suka belajar! belajar merupakan hal yang ingin ku hapus dari dunia ini jika aku adalah Tuhan, tapi sepertinya itu mustahil. Karena belajar adalah salah satu perintah Tuhan secara tak' langsung.

"Paru, ayo turun!" Seru Rena dari lantai bawah. yang langsung ku sambut baik dengan buru-buru turun dari lantai dua. Ku dapati Rena, ibunya, beserta seorang wanita asing di ruang tamu menungguku.

"Ada apa?" Tanyaku begitu mereka semua menatapku.

"Well, Haruka.. aku ingin memperkenalkanmu, temanku, namanya Yokoyama Yui. saat SMA, dia adalah juara kelas dan selalu masuk peringkat satu tiap ada perlombaan, dia masuk universitas Tokyo begitu lulus," jelas ibu Rena.

"Ya, lalu?" sambungku, agak tidak nyambung dengan percakapan ini.

"dia adalah guru privatmu, Haruka. Guru PRIVAT," jawab Rena dengan menekan kata 'privat' di akhir.
"namaku Yokoyama Yui. Salam kenal," sambung wanita asing berambut pendek itu dengan tegas.

"Eh, kok..."

"Nah, Yuihan... tolong bantuannya ya?"

"Tenang saja, bu Yukiko. Aku akan bekerja dengan baik..." sahut Yui, nama wanita itu sambil tersenyum. Kemudian menoleh kearahku, "yoroshiku onegaishimasu, SHIMAZAKI HARUKA-san..."

Glek!

Rena menahan tawanya, dia senang melihatku seperti ini. Kurang ajar, dia... lihat saja! Akan ku balas kau, Rena!

"Well, jadi kapan kamu mau memulainya, Shimazaki?" Tanya Yui, "aku akan senang hati mengajarmu,"

"Senang apanya?!" Seruku dalam hati, kedua mata hitamnya itu seolah menyembunyikan sesuatu hal yang aneh, itu membuatku agak takut.

"bagaimana kalau besok? Ku rasa, Shimazaki harus berusaha menerima kenyataan bahwa kini dia memiliki seorang guru privat," canda Rena sambil menepuk pundakku, "iya,kan?"

"Keparat," ku hadiahi dia sebuah tatapan tajam dari kedua mataku, dia tersenyum di atas penderitaanku.

"Hmm.. baiklah," Yui berdiri, "kau bisa datang ke rumahku, kau bisa menyuruh Rena untuk mengantarmu,"

Rena mengangguk. Yui tersenyum,"aku pamit!"

Ku tatap punggung Yui yang mulai menjauh dan memasang wajah jenuh, Rena terkekeh.

"Sepertinya ada yang harus bekerja keras nih,"

"Aku kan bilang, aku benci kelas privat!"

"Ini bukan KELAS, Paru~" Rena tersenyum, "ini guru privat!"

"... tapi judul Fanfiction ini, My Privat Class!" Bentakku menyalahi author.

"Hmm.. ya, terserah saja, lah!" Pekik Rena,"hei, jangan seperti itu wajahmu, menajiskan!" Ia menghina wajahku yang ku tekuk karena kesal.

"Berisik kau!" bentakku.

"Hei, Yui-san itu orang yang jenius. Dia bagaikan Albert Einstein versi wanita Jepang! Kau harus bangga karena dia mau mengajarkan orang bodoh seperti mu dengan harga yang murah!" Rena kali ini merangkul pundakku sembari tersenyum lebar, "kau harus mulai giat belajar..."

"Apa dia akan memukulku seperti dirimu?" Tanyaku.

"Hmm.. sepertinya iya! Kau kan harus belajar dengan memakai kekerasan! Kalau tidak, otak kecilmu ini tidak akan mau bekerja!" Rena menoyor kepalaku.

"Berhenti menghinaku!" Pekikku sambil mencoba memukul tubuhnya namun dia dengan cepat menghindar, wow. Dia menjadi atletis sekali?

"Hei-hei, sudah!" seru ibu Rena begitu masuk ke ruang tamu, "kalian ini.. seperti anak kecil saja kalau berbarengan, sudah! Ganti pakaian kalian!"

"Baik!" Sahut kami bebarengan lalu mengadu sikut sembari naik ke lantai dua.

--

"selamat sore, Shimazaki. Ini hari pertamamu belajar bersamaku, senang melihatmu tidak merengek," sapa Yui begitu melihatku.

"aku benci basa-basi," sambarku kesal. Dia hanya tersenyum lalu mempersilahkan aku masuk ke dalam apartmentnya.

"Aku akan menjemputmu nanti sore, Paru!" ujar Rena dari belakangku sebelum akhirnya terhalangi oleh pintu kayu apartment Yui yang terkesan classy dengan funiture kayu-kayu yang berdominan disini.

banyak piala-piala, piagam, dan sertifikat yang terpajang rapi di tiap sudut ruangan. Yui tersenyum sambil membuka kamarnya, "masuklah,"

"Wow," aku tidak berkedip melihat kamarnya Yui yang sangat-sangat elegant. Semua warna kamar ini adalah hitam dan putih. Diapun menepuk pundakku, menyadarkan aku dari lamunan kagumku atas kamarnya.

"Bisa kita mulai, Shimazaki?"

"Panggil aku, Haruka saja" timpalku, "aku agak risih di panggil Shimazaki,"

"OK, Haruka. Terserah padamu. Silahkan, duduk disini..." dia menyuruhku duduk di kursi di depan beranda kamarnya. Apartment yang memiliki beranda? keren...

Apa yang ku lihat menambah nilai kagumku padanya, kenapa? Karena pandangan kota terlihat jelas dari sini, langit biru membentang luas dihadapanku. Indah! Indah! Indah!

"Jadi, apa yang kau pelajari di sekolahmu?" Tanya Yui sambil menopang dahu pada tangannya, membuka lembaran buku yang ku letakkan sebelumnya.

"Aku tidak tahu," aku menggeleng, "aku tidak pernah mengerti pelajaran di sekolah," ku akui keburukanku. Sebelumnya, guru-guru privat ku langsung tutup mulut ketika ku akui akan hal ini.

"Well, apa yang kamu lakukan di sekolah?"

"Tidur?"

Yui mengangguk,"... okay, kalau begitu, kita awali dengan simply one..!"

"apa itu?" Ku kerutkan dahiku.

Yui tersenyum, "ceritakan tentang dirimu dan aku akan menceritakan tentang diriku,"

"Hah?"

"Ceritakanlah!" ujar Yui kembali.

"emm,"

"Aku anak sulung. Adikku ada di London, sendirian bersama adik ayahku sedangkan aku disini, bersama Rena. Aku selalu menjadi peringkat terakhir dan aku benci belajar!"

"Oh, benci belajar? Aku tahu rasanya..." Yui meregangkan tubuhnya, "... ada lagi?"

"Aku dekat dengan Rena, dia seperti orang yang sangat mengerti diriku. Selain itu, aku tidak dekat dengan siapa-siapa lagi," sambungku. Yui mengangguk paham.

"Ku rasa itu saja?" Aku menindikan bahu dan menyelesaikannya.

"Hmm.. baiklah..."

"Bagaimana dengan dirimu? Kau berkata bahwa kamu akan menceritakan tentang dirimu,"

"Kau serius ingin tahu?"

"Kalau ceritamu bisa membuang-buang waktu, aku akan mendengarkannya," aku tersenyum padanya.

"Hah," dia menatapku tajam, "baiklah, akan ku ceritakan tentang diriku..."

"Persiapkan dirimu karena mungkin kamu akan bosan,"

"Tenanglah, aku pendengar yang baik..."

"Baiklah, baiklah,"

"Aku Yokoyama Yui, orang-orang biasanya memanggilku Yui. Aku berasal dari Kyoto dan aku......"

--

My Private Class : 01
End

My Private ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang