Mata Yui menatap diriku dari dapur. Beberapa kali ia menghela nafas panjang untuk menyabarkan hatinya, sesak di dadanya membuat Yui semakin menderita.
"dia menyukaiku? Yang benar saja," Yui menggeleng pelan. "Tapi, kalau memang dia jatuh cinta dan menyukaiku..."
Ku tarik nafasku dalam begitu melihat Yui kembali dari dapur. Ia diam saja begitu melirikku, sekali lagi ku tarik nafasku lagi agar sesak dadaku ini bisa hilang.
Jujur, waktu berjalan sangat lama. Suasana disini berbeda saat pertama aku berjumpa dengan Yui. Jujur, walaupun menjengkelkan tapi aku rindu bagaimana Yui menggodaku dan bersikap seperti dulu.
Aku tidak masalah jika aku menjadi ranking terakhir di sekolah tapi tolong, jangan tempatkan aku di kondisi seperti ini. Aku tidak suka, aku terbebani! Apalagi saat ada Yui yang sudah menjadi orang yang ku sukai saat ini.
"Kenapa kau berhenti mengerjakan tugas dariku..?" Tanya Yui dengan nada tegas. Sial,
"Maaf" sahutku lirih, aku percaya kalau hatiku terasa sangat goyah mendengar suara tegas Yui yang seolah mencoba membentakku. Aku benci dibentak,
Yui tidak menjawab namun hanya mengawasiku saja sampai waktu mengizinkan aku pulang.
--
"Nee, bagaimana jadinya?" Tanya Rena di perjalanan.
"Bagaimana apanya?"
"Kau dan Yui!" Dia bersemangat, "bagaimana? Apa kalian berbaikkan?"
"Tidak," sahutku lesu. "Untuk apa kau membicarakan orang itu sih, menjengkelkan saja...!"
"Huh, kau ini tsundere! Suka bilang saja suka, tak perlu berlaku seperti itu pada saudaramu sendiri tahu!"
Aku menatap tajam Rena, "ini bukan urusanmu!"
--
Yui duduk di sofanya sembari menutup mata. bau aroma terapi tercium dari lilin yang ia nyalakan. Ia suka mencium bau aroma terapi jika sedang banyak pikiran seperti sekarang ini.
"Well, lihat apa yang kita dapat disini.." sapa satu orang dengan tiba-tiba, mengejutkan Yui.
"Annin!" Serunya, "darimana-"
Cring cring!! Annin memainkan kunci duplikat di tangannya, "ingat kau pernah memberiku hak masuk kesini?"
Yui berdiri. Dengan cepat mencoba mengambil kunci duplikat itu dari tangan Annin, namun begitu gesitnya Annin menyingkir. "Kembalikan!" Pinta Yui.
"Tidak!"
"Annin, aku membenci berdebat saat ini!"
"Kenapa kau mendadak kasar? Dan, huff.." ia mencium bau di seluruh ruangan. "Aroma terapi ..." ia menatap Yui, "sepertinya aku datang disaat seseorang sedang berpikir keras disini..."
"Bisakah kau diam? Kembalikan kunci itu sekarang!" Annin diam di tempat dengan senyum sinisnya.
"Kembalikan! atau..." Annin mendekatinya, mencium sekilas bibir Yui sebelum Yui menyelesaikan kalimatnya.
"Atau apa?" Sambung Annin dengan tatapan nakal. Ia memeluk Yui dan menyenderkan kepala di bahu Yui,
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Yuihanku..." ucap Annin. "Karena punyaku adalah punyaku..."
Ia melepas peluknya, menatap dalam mata Yui. "Dan kau, adalah kepunyaanku ..."
--
My Private Class: 15
EndSorry pendek :"))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Class
RomanceSeorang guru private yang mengetahui masalaluku dan berpengaruh pada masa depanku ini, Membuatku menggila. [Completed]