Aku membuka kedua mataku dan mendapati diriku di atas kasur empuk bersprei hitam. Ku lihat ke sekeliling ruangan yang tidak asing untukku, hitam dan putih.
"Oh, kau sudah bangun?" tanya seseorang dari balik pintu. Wanita berambut pendek itu mendekatiku sembari membawa dua cangkir di kedua tangannya.
"Ini," dia memberikanku satunya. Aku meraihnya tanpa banyak tanya dan melihatnya menyeruput minuman dari cangkirnya.
"Apa?" Dia sepertinya menyadari tatapanku, "takut kalau aku racuni? Tenang, disana tidak ada sianida ataupun racun lainnya..."
Aku membuang pandanganku dan langsung menyeruput teh hangat dari cangkir, "Seleramu seperti wanita tua..." ku tatap dia dengan tatapan sinis.
"Masih syukur aku memberikanmu minuman hangat..." dia berdumel pelan.
"Bukannya tadi aku harusnya di luar sana, ya?" Ku tunjuk perlengkapanku yang masih ada di beranda kamarnya, "kenapa tahu-tahu aku ada disini?"
Dia meletakan cangkirnya dan mendekatiku, "kau tahu kenapa kau diatas kasurku?"
Aku berdiam diri, lebih tepatnya, membeku. Dia menaikkan daguku dengan telunjuknya dan memberikan aku sebuah tatapan aneh, "kau.. dan aku.. kita-"
Seperti mendapatkan sesuatu. Aku langsung menampilkan ekspresi terkejut, tak lama dia tertawa, "tentu saja tidak, bodoh!"
Huh, syukurlah..
"aku belum mau membuatmu mati di hari pertamamu disini,"
"Belum mau.." batinku kembali menyeruput tehnya.
Dia duduk di sampingku, masih sibuk dengan minumannya yang kuno ini. Mencerminkan betapa kuno penampilamnya ini. Dia menatapku, mata kami bertemu untuk beberapa saat.
"Kenapa melihatku?"
Aku segera sadar, "ti-tidak.. siapa yang melihatimu?!"
Kami terdiam sejenak,
"PARURU! YUIHAN! Apa kalian di dalam?!" Seru Rena dari luar. Huh, dia datang tepat waktu, setidaknya dia berguna juga disaat seperti ini.
"Bereskan barangmu," ujar Yui sambil berlari keluar, "YA! YA! aku kesana!"
Ku turuti perintahnya dengan segera lalu berlari keluar menuju Rena yang senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh, "Hallo, Paru!"
"Berisik!" Aku segera menerobos keluar, melewati Yui dan Rena.
"Well, bagaimana dengan Paru?" Tanya Rena.
"buruk,"
Ku sipitkan kedua mataku kesal lalu membuang muka pada mereka berdua yang melihatku bebarengan.
"Yeah, aku tahu dia bagaimana..." lanjut Rena dengan senyum manisnya. Yui mengangguk, "so, lebih baik kalian cepat pulang, kalian tidak mau berdesak-desakan di kereta, ya kan?"
"Hah, iya. Baiklah, kami permisi!"
"Sampai jumpa!"
Yui menutup pintunya dan Rena berjalan tepat di sebelahku. dia melirik kearahku, sedari tadi. Membuatku agak merasa risih karenanya,
"Apa?"
"Tidak-"
"Bohong! Katakan, kenapa?"
"Bagaimana?"
"Apanya?"
"belajar dengan Yui?"
"Aku tidur, ketiduran.. tepatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Class
RomanceSeorang guru private yang mengetahui masalaluku dan berpengaruh pada masa depanku ini, Membuatku menggila. [Completed]