Aku menghampiri kamar itu dan mendapati seseorang disana,
"... bibi?" Lirihku begitu bibi berdiri di hadapanku. Di belakangnya ada Rena yang juga ikut menghadapku.
"Aku sudah duga kamu akan kesini, Haruka.."
Suara langkah kaki mengejutkanku dari belakang, "Yui?"
"Paru.."
***
Dua Minggu Kemudian ...
"Kau sudah mendengarnya Annin, aku akan menikah dengan Paru secepatnya," lirih Yui begitu mengatakan yang sejujurnya pada Annin. "Kita sudah membicarakan ini jadi ..."
ia mendorong Annin perlahan untuk keluar dari rumahnya, "berhentilah untuk mengangguku,"
"Kau harus siapkan dirimu untuk ujian, Paru. Begitu kamu selesai ujian, kau akan segera menikah!"
"Menikah setelah ujian? Lelucon apa itu?" Kataku sinis.
" ... maafkan aku, Paru. Aku sudah berusaha..."
***
"Kita bisa bicarakan ini, Haruka.."
"Kalian telah membohongi kehidupanku ... bagaimana bisa aku membicarakan kebohongan ini dengan kalian?!"
"Paru, dengarlah bibi.." Yui menyentuh pundakku.
"Lepaskan!" Aku menghadapnya, "kau juga...! Semua ini salahmu!"
"Paru!"
aku berlari menuruni tangga. Yah, aku mendengar suara mereka mencoba menahanku untuk tidak lari dari mereka.
Semua kenyataan ini begitu menyakitkan. Tanpa sadar hujan mulai turun, semakin lama semakin deras.
Yui, bibi, bahkan Rena menipuku dengan sandiwara yang mereka lakukan. Kenapa?
"Paru!"
"Tunggu!"
Gaps!
Dia berhasil mendapatkan aku, "paru!"
"Dengarkan aku ... aku tahu semuanya, aku tahu masalalumu aku tahu perasaanmu padaku..."
"Tapi tolong..."
"Jangan egois untuk kali ini, aku melakukan ini demi wasiat terakhir orang tua kita, Paru!"
".. aku mohon..."
Air mataku mengalir begitu deras sederas hujan yang membasahi seluruh tubuhku tanpa henti. dia memegang pundakku dan memutarkan tubuhku berada di hadapannya.
"Aku mohon padamu,"
"Menikahlah denganku,"
***
"Pernikahan ini hanya akan diketahui oleh dua belah pihak, jangan sampai ada yang tahu selain pihak yang bersangkutan!"
"Ku rasa pernikahan ini hanya akan di hadiri oleh kalian berdua saja," kata Yui pada bibi dan Rena.
"Biarlah kami menjadi saksi atas pernikahan kalian berdua.." sambung Rena. "Iya,kan.. Paru?"
"Ya" aku menunduk. Kalau bukn karena Yui dan wasiat akhir orang tuaku .. pastinya aku, aku tidak akan mau seperti ini.
"Aku akan mengurus sisanya.." ujar bibi lalu meninggalkan aku dan Yui.
Yui menghela nafasnya, "ayo, kita masih harus mengurus beberapa lagi."
".. baik," lirihku.
***
"Menikah?!" Kizaki mengangguk, "aku mendengarnya secara tidak sengaja..."
"Tidak mungkin Yui mau menikah," bantah Annin, "aku tidak percaya ini ..."
"Aku juga," Kizaki kembali mengangguk, "tapi, Annin ..."
Annin menoleh.
"Ku rasa Shimazaki itu menyukai Yui oleh karena itu dia senang ingin menikah dengan Yui,"
"... kau benar..."
"Dia menyukai Yui,"
My private class: 28
End
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Class
RomanceSeorang guru private yang mengetahui masalaluku dan berpengaruh pada masa depanku ini, Membuatku menggila. [Completed]