Gelap, semua terlihat gelap. Dengan samar-samar ku dengar suara seseorang di dekagku, terdengar asing. Ku buka mataku perlahan, mendapati seorang pria dengan jas putih tersenyum melihatku.
"Anda sadar," itu kata pertama yang ia ucapkan. Cahaya di ruangan ini begitu menyilaukan dan uh, aromanya..
"Syukurlah anda tidak mengalami luka apapun saat kejadian itu," lanjutnya. Kejadian? Kejadian apa?
"Maaf, tapi ini dimana?" Tanyaku.
"Ini di rumah sakit. Anda mengalami kecelakaan sebelumnya tapi syukurnya anda selamat," aku mencoba mengingat. Ah, Yui! Wajahku langsung berubah drastis,
"Dimana Yui?!"
"Maksud ada nona yang menyelamatkan anda itu?" Aku terdiam sejenak. Yui? Menyelamatkanku?! "Dia tidak apa, hanya saja kakinya sedikit mengalami cidera ringan."
mendengar itu aku segera bernafas lega, "boleh ku tahu dimana dia?"
"Dia ada di kamar sebelah," dokter itu tersenyum, "ayo, saya antar!"
--
Yui berbaring tak sadarkan diri di kasur rumah sakit. Wajahnya sedikit pucat dan kakinya di perban, aku sangat khawatir dan takut ia kenapa-napa! Tapi, syukurlah, ia tidak mengalami cidera berat.
"Apa anda ingin menunggu sampai nona ini siuman?" Tanya sang dokter. Aku segera menggeleng, "tidak, saya akan pulang"
"Bagaimana dengan kondisi anda?"
"Saya sangat sehat, dok. cukup lega melihatnya tidak mengalami gegar otak atau hal lainnya!" Aku tersenyum.
".. mobil itu berhenti tepat waktu, hanya menabrak kaki nona itu, kami sangat bersyukur tidak ada yang patah," lanjut sang dokter, aku tersenyum.
"Baiklah, saya tinggalkan anda disini,"
"ya, terima kasih"
--
Yui menghela nafasnya panjang. Kepalanya cukup sakit dan nyeri apalagi kakinya, entah apa yang terjadi, ia lupa. Dia mencoba menggerakan kakinya, "argh!" Dia menjerit.
"Nona Yokoyama, anda sudah sadar?" Dokter yang sama masuk ke dalam dan membantu Yui untuk memperbaiki posisinya. "Bagaimana perasaan anda?"
"Cukup baik," ia memegang kepalanya.
"Ada apa? apa kepala anda sedikit sakit?"
"Begitulah." Ia meringis, "apa aku di rumah sakit? Apa yang terjadi padaku?"
"Anda kecelakaan," katanya. "... tapi, anda tidak ada apa"
"Benarkah?" Yui mengeritkan dahinya, "ah! Aku ingat, dimana temanku?!"
".. maksud anda Shimazaki-san?" Yui mengangguk. "... dia sudah pulang,"
"Maksud anda?!"
"Ia, dia pulang. Baru saja,"
Yui mulai menangis, "Paru, maafkan aku.."
"Untuk apa minta maaf? Ia sudah sehat loh," ia terkekeh, Yui mendongak.
"Apa kau maksud Shimazaki itu pergi untuk selama-lamanya?" Dokter itu tertawa. Hah, yang benar saja.
"Maaf, aku pikir..." Yui terdiam sejenak, "tunggu, dia pergi? Kemana?"
".. entahlah, yang pasti dia sudah diperbolehkan pulang"
Yui menatap jamnya, astaga.. tengah malam! "Dokter, aku harus pulang"
"kondisimu belum stabil.."
"Masa bodoh, aku harus pulang! Sekarang!"
--
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Class
Lãng mạnSeorang guru private yang mengetahui masalaluku dan berpengaruh pada masa depanku ini, Membuatku menggila. [Completed]