24. Memory

3.3K 208 3
                                    

Aku berlari-lari menuju suatu tempat. ini sudah malam, ku rasa hampir lewat tengah malam. entah kenapa aku ingin sekali pergi ke tempat itu, ke sebuah rumah bernuansa fancy yang sudah ada di depan mataku.

Rumah penuh kenangan. Ku lirik nama papan di dinding rumah itu,

Keluarga Shimazaki

Aku menghela nafas, sudah lama tidak kembali kesini. Rumah ini masih sangat terawat, apa bibi memberikan rumah ini kepada seseorang?

Ku langkahkan kakiku masuk ke perkarangan rumah itu. Saat kecil, aku lebih suka masuk dari pintu halaman. Ku geser pintu halaman itu, terkunci. Aku tidak punya jalan masuk.

"haruka?" aku menoleh, terkejut. "Haruka, itu benar kamu!"

"... Kawaei-san?"

"Sudah lama sekali!" Ia menarik lenganku bahagia, "aku merindukanmu!!!"

"Kawaei, ini benarkah kamu?"

"Iya. Ini aku!" Ia mengangguk semangat, "... apa kabar mu? Kenapa kamu kemari?"

" aku .."

"Hah, tidak enak bicara disini. Ayo, kerumahku saja..!" Ia tersenyum.

--

"Hei, jadi kenapa kamu datang kesini?" Tanya Kawaei, aku biasa memanggilnya Rina. Dia teman masa kecilku, teman sepermainanku.

".. aku ingin mengechek rumahku,"

"Hmm... tapi ku lihat kamu tidak bisa masuk tanpa kunci," ia menyeduhkan teh di hadapanku, "ini, minum"

"Terima kasih..." ku tengguk teh itu.

".. kalau memang kamu mau masuk ke dalam, aku punya kuncinya" sambungnya. Aku mendongak, "benarkah?"

"Kamu ingat tidak dulu orang tuamu pergi sembari menitip kunci ini pada ibuku? Tunggu, aku simpan dimana ya ...?" Ia mulai berkeliling rumahnya, mencari-cari di laci dan di manapun.

Aku tersenyum,

--

Rena dan Yui berjalan di sekitar taman kota. mereka terlihat lelah dan memutuskan untuk duduk di taman itu.

"Astaga, dia kemana sih!" Keluh Rena. "Nomornya tidak aktif...!"

".. maafkan aku," lirih Yui.

"Ini bukan salahmu, dia memang anak yang aneh!" Rena menghela nafasnya, "ia tidak mungkin pergi ke rumah temannya, aku tahu ia tidak punya teman!"

Yui mengangguk.

--

"Nah, ini kuncinya!" Seru Rina sembari memberikan aku sebuah kunci yang sangat familiar di benakku. Aku tersenyum, yeah! Ini yang aku perlukan!

aku bangkit dan meraih kunci itu, "baiklah, terima kasih, Rin!"

"Hei, kau langsung mau pergi?"

"Ada sesuatu yang harus ku lakukan ...!" Seruku. aku langsung berlari membuka pintu itu. Yang pertama kali ku dapatkan adalah cahaya dari lantai dua tepatnya di kamarku.

Kamarku?

Apa ada orang disana?

--

My Private Class:24
End

My Private ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang