[5] Nasi Kucing?

3.5K 322 57
                                    

"Wah parah banget kalian!" kata Sabil.

"Tapi kalau guru itu ada disini, mau gue gebet ah. Kan lucu," ucap Dry yang udah mulai meremin matanya lagi buat mengkhayal.

"Ya Allah, ternyata gangguan jiwa lo udah akut ya Dry," sahut Tink.

"Terus habis itu gimana lagi?" tanya Naya penasaran.

"Gue capek ah, gantian sama Greyson aja ya ceritanya?" ucap Cameron.

Grey langsung ngangguk, "Setelah itu, kita menjalankan misi kedua...

FLASHBACK

Greyson POV

Misi Kedua

Sepulang sekolah gue, Shawn, sama Cam pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang lumayan besar.

Lo pasti bingung dan bertanya-tanya kan kenapa tiga cowo ganteng kaya kita ini pergi ke sini?

Kita semua mau beli alat-alat sekaligus properti untuk menjalankan misi kedua.

Pertama kita pergi ke toko yang ngejual tenda. Gue masuk ke situ dan pandangan gue langsung tertuju ke sebuah tenda warna pink yang banyak gambar kepala Hello kitty-nya, Cucok kan? Kata Shawn sih cucok itu bahasa yang sering dipake sama chili-chilian.

"Cam ayo kita beli itu!" kata gue bersemangat.

"Kayanya warna pink nya kurang merona deh Grey," tolak Shawn.

"Engga, itu udah cukup merona kok!" jawab gue.

"Yaudah kita beli itu aja." Cam setuju.

Gue langsung bilang ke salah satu penjaga toko kalau kita mau beli tenda itu.

"Mau pake kresek ga bul?" kata penjaga toko.

"Mba, bul itu apa?"

"bul itu bule, kalian kan bule," jawab penjaga toko.

"Boleh deh, pake kresek aja," kata Cam.

"Tapi sekarang kreseknya bayar dua ratus ya?"

"STOP! Jangan pake kresek. Kita harus berhemat," Shawn ngegerakkin telapak tangannya ke depan.

"Cuma dua ratus perak aja Shawn?" gue ngebujuk dia.

"Udahlah ga usah, sayang dua ratus gue."

"Yaudah deh ga usah pake kresek," ucap gue final.

Mba toko ngebisikin sesuatu ke kuping gue, "Saya kasih kresek gratis deh, tapi titip salam buat dia ya!" katanya sambil nunjuk ke arah Shawn.

Dengan kekuatan kilat, Wydi datang "Mba jangan macem-macem, dia punya saya!" ucapnya dengan kemarahan yang merajalela. Dan dalam sekejap dia kembali menghilang.

"Udah belum Grey?" teriak Cam yang udah nungguin di depan toko.

Gue ngangguk, lalu nyamperin mereka.

Tempat kedua yang kita datengin adalah toko yang ngejual tikar. Kali ini si penjaga tokonya laki-laki yang udah lumayan tua.

"Bah, saya beli tikar yang unyu kaya saya ada ga?" tanya Shawn.

"Naon? Anjeun teh nyarios naon bieu?" kata si abah. (Apa? Kamu bilang apa barusan?)

Mampus! Dia ngomong pake bahasa apa itu. Gue ga ngerti sedikitpun.

Gue ngelirik ke arah Cam sama Shawn bergantian dengan wajah bingung.

"Abah ngomong pake bahasa apa?" tanya gue sambil meragain pake bahasa tubuh berharap si abah ngerti.

Haji MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang