[29] Jangan Terkapar!

1.2K 147 19
                                    

Naya POV's

"Kuya aja punya pacar, masa kalian engga," balasnya.

Amarah gue memuncak, baru aja gua mau mengeluarkan amarah, si cowo tiba-tiba ngomong. "Ayo mah, kita KABURRR!!"

"HEHH MAU KEMANA LO KUYAAAA!!" teriak Cam menggelegar.

"Udahlah Cam."

"Ga bisa dibiarin."

Gue jalan dan duduk di salah satu kursi depan sekolah SD dengan sengsara. Cam juga ikut gue duduk disana.

"Mereka harus dikasih pelajaran!" ucap Cam.

"Betul!"

"Masa anak SD udah pacaran."

"Ya betul."

"Masa panggilan sayang mereka 'Mama' sama 'Papa', harusnya mommy sama dad aja, kan lebih keren."

"Iya bet--" Ucapan gue tergantung, gue mikir beberapa saat, "Bulawuk lo! Mommy sama dad sama aja kuya!"

"Bodo amat."

"Gue juga bodo amat."

"Kita pacaran aja yuk Nay."

"Ayo aja gua mah."

Mata gue terbelalak, "Cam? Lo ngomong apa barusan?"

"Lo mau ga jadi pacar gue?"

Mata gue udah merem melek, kepala gue mulai pusing. Tiga.. Dua..

"Naya, jangan terkapar dulu! Jangan sekarang."

Gue ngegeleng-gelengin kepala, mencoba buat menyadarkan diri. "Gue harus bertahan."

"Jadi gimana?" tanya Cam memastikan lagi.

"Dasar kuya! Gue mau," jawab gue dengan pipi merona.

Cam bangkit dari duduknya, "YEESSSSS!!"

Bruk

Gue terkapar, Cam berhenti teriak dan langsung ngegoyang-goyangin badan gue, "Naya bangun Nay! Jangan terkapar Nay!"

"Naya?"

"NAYAA!"

"KUYA NAYA!! BANGUN!"

"KUYA SAYANG BANGUN!"

Raga gue terkapar di tanah, tapi hati gue terbang tinggi di awang-awang.

----

Author POV's

Setelah debat sama emak, Shawn langsung masuk ke dalem kamar. Al-Qur'an yang dia bawa disimpen di nakas tempat tidur. Tubuh Shawn terhempas indah ke atas kasur.

Hening..

Shawn bangkit, bola matanya berputar, merhatiin setiap benda yang ada di kamarnya. Sampai akhirnya pandangan Shawn terpaku ke benda yang baru aja dia simpen. Al-Qur'an.

Napasnya tercekat, bulir-bulir keringet dingin mengalir di pelipis Shawn. Dia jalan mendekat, dan perlahan mencengkram benda itu.

Shawn natap Al-Qur'an di tangannya. Dia duduk lagi di atas kasur. Perlahan tangannya bergerak, berniat ngebuka lembar demi lembar kitab yang sekarang ada di pangkuannya. Tapi tiba-tiba...

"SHAWN!" Greyson nerobos masuk ke kamar Shawn dengan teriakan menggelegarnya. Dengan sigap Shawn nyembunyiin Al-Qur'an itu dibalik punggung.

"Ada apaan sih Grey?"

"Barusan pak Dulloh melototin gue, gue takut!"

"Masa?"

"Iya beneran."

Haji MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang