Shawn
Tiga hari berlalu. Keadaan tubuh gue semakin membaik seiring dengan berjalannya waktu. Wajah yang semula pucet kaya ayam tiren udah normal, suhu tubuh yang semula kaya panggangan jagung bakar juga udah kembali normal.
Gue duduk santai di halaman belakang rumah sambil minum air rebus buatan gue sendiri. Rasanya enak, beda lah sama buatan orang lain atau yang sering dijual di supermarket.
"Sha---a-a."
Weish! Suara apaan tuh? Gue celingak-celinguk ke segala arah, dan ga menemukan seorangpun di sini.
"Sha-a-a"
Weish! Suara itu ada lagi. Bulu kuduk gue mulai meremang. Baru aja kedua kaki ini bersiap untuk lari, tiba-tiba seekor tangan lembut menepuk punggung kaki gue dengan keras.
Gue menoleh ke bawah, dan langsung terperanjat kaget, terpukau, sekaligus takjub.
"Sha-a-awn."
Asal suara aneh itu ternyata dari Cam. Dia mulai kehabisan napas karena gue lupa kalo dari tadi perutnya gue dudukin.
Dengan gerakan cepat gue turun dari atas perutnya, ngebuat Cam langsung terbatuk-batuk.
"Bulawuk lo! Gua bisa mati konyol."
"Hehe sorry, gua lupa Cam. Jangan marah ya?"
"Gue marah," balasnya cemberut.
"Jangan dong."
"Marah."
"Jangan!"
"Ga marah, asal beliin gue sepatu."
Eh ni anak, baru juga gue sembuh, udah dipalak dengan tidak wajar kaya gini.
"Dasar modus!"
"Bodo amat!"
"Sekarang gue yang marah," balas gue sambil buang muka.
"Jangan dong!"
"Marah."
"Jangan."
"CUKUUUPPPP!!" Petir menggelegar tanpa adanya hujan. Suara Greyson menggema di seluruh dunia dalam sekejap mata. Gue sama Cam bergeming di tempat. Orang yang bawel dan ga pernah serius, marahnya emang serham.
Greyson ngelirik ke arah gue dan Cam bergantian dengan tatapan menusuk. "Diem ga?"
Gue ngangguk tanpa suara.
"Jangan marah dong Grey," bujuk Cam penuh kelembutan.
"DIAM!" teriaknya lagi.
Gue nyikut lengan Cam pelan, "Dia marah?"
"Dia tidur."
"Tidur?"
"Pake nanya lagi, yaiyalah dia marah. Lama-lama gua colok juga lo, Shawn."
Aneh, kenapa selalu gue yang salah. Padahalkan gue cuma nanya doang, cue emang.
"Lo lagi pms ya Grey?" tanya gue asal.
"SHAWN MENDES!!"
"GUA GA BUDEG, NGOMONGNYA BIASA AJA KUYA!!"
Perang dunia pun terjadi. Kita saling adu teriakan, percis kaya ayam jago sama bebek yang lagi berantem ngerebutin kucing.
"Ada apaan Grey?" Cam mulai buka mulut.
"Masa ada orang arab yang ngajak gue kencan," setelah sekian lama, dia baru berterus terang tentang masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haji Mendes
HumorKalian bisa bayangin gimana jadinya kalo Shawn Mendes, Cameron Dallas, dan Greyson Chance yang sama-sama kece jadi murid baru di sekolah kalian? Itulah yang gue rasain sekarang. Wydi, sering katarak kalau matanya ga ngeliat cogan. Dry, selalu mera...