(Backsound : Opick - Terangkanlah)
Happy Reading!Di tengah suasana haru yang tak kunjung berakhir, Shawn bangkit dari duduk dan menghampiri Wydi yang berada tak jauh dari jangkauannya. Tatapan dari mata teduhnya ia fokuskan ke arah gadis itu.
Dengan spontan Wydi berdiri, sementara Shawn langsung menekukkan kaki tanpa aba-aba, hingga dirinya harus mendongakan kepala untuk menatap Wydi.
"S--Shawn?"
Tak ada jawaban, Shawn hanya tersenyum.
"L--lo mau ngapain?"
Lagi-lagi tak ada jawaban, dia hanya menggeleng pelan sambil mempertahankan senyum mematikan.
Wydi menarik napas berat, "Terserah mau ngapain gue, tapi tolong--"
"Kenapa?"
"Tolong tatapannya biasa aja, JANGAN KAYA ORANG YANG MAU NGAJAK BERUMAH TANGGA GITU!!"
Pria di hadapan Wydi terkekeh pelan, lalu kembali mengunci pandangan ke arahnya. "Gue ga punya cincin berlian buat dikasih ke lo."
"Gue juga ga bawa sebuket bunga mawar yang bisa ngebuat lo terkapar kaya Naya dan meraung kaya Dry, tapi--"
Wydi menahan napas dan menelan ludah susah payah, menunggu Shawn melanjutkan ucapan.
"Tapi maukah lo berangkat haji bareng gue?"
Dunia pun berhenti, seluruh jagat raya terhenti, tak ada suara apapun yang bisa Wydi dengar selain gema dari ucapan Shawn.
"Bukan cuma kita berdua, tapi kita semua. Bejana Heroes, KaRi, dan juga abang Marquez."
Wydi mengedipkan mata satu kali, setelah sekian lama akhirnya dia berhasil menghembuskan napas dan sepersekian detik kemudian menghadiahkan anggukan pelan.
"Ya," satu kata yang begitu singkat itu sukses membuat senyum di kedua sudut bibir Shawn kembali mengembang, ia tersenyum penuh penghargaan.
H a j i M e n d e s
Shawn
Suasana supermarket di malam hari terasa lengang, hal itu berhasil membuat ingatan gue berkelana dengan gamblang, membawa pikiran gue terhempas pada kejadian empat tahun lalu, saat belum lama menginjakkan kaki di Indonesia.
"Shawn liat ini! Tadi gue nemu di depan pintu rumah," ucap Cam sembari menyerahkan selembar brosur.
Gue mengerutkan kening lalu membaca tulisan di dalamnya, "Haji tour and travel?"
Mendengar itu, Greyson merangsek maju dengan alis naik turun, "Ada nomer telponnya tuh."
"Ya terus?"
"Lo masa ga ngarti sih kambing!"
"Apaan?"
"Kita jailin yok!" Greyson menyeringai jahil.
Karena gue hanyalah sebatas remaja polos yang suka mencari kesenangan sesaat dan hanyalah manusia yang tak luput dari dosa juga kasih sayang si doi, akhirnya--
"Ide bagus!"
Cam menyebutkan satu persatu nomer yang tertera dalam brosur, sementara gue langsung ngetik di dalem hp.
"Assalamualaikum?" terdengar suara mbak-mbak dari sebrang sana.
"Ngomong apaan dia?" bisik gue pelan ke arah Grey dan Cam, karena saat itu gue belum mengenal Islam sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haji Mendes
HumorKalian bisa bayangin gimana jadinya kalo Shawn Mendes, Cameron Dallas, dan Greyson Chance yang sama-sama kece jadi murid baru di sekolah kalian? Itulah yang gue rasain sekarang. Wydi, sering katarak kalau matanya ga ngeliat cogan. Dry, selalu mera...