[21] Agustus Ceria

1.9K 169 34
                                    

Greyson POV

"Tanggal 17 agustus nanti ada lomba panjat pinang kan?"

"Iya, emang kenapa?"

"Lo mau ga gue panjatkan doa untuk dipinang?"

"Aahhh co cuittt!"

Cam bangkit dari duduk cantiknya "GREYSON! SHAWN! STOP! GUA JIJIK DENGERNYAA!."

"Apaan sih Cam, lo cemburu ya?" tanya gue.

"Bulawuk lo! Walaupun jomblo tapi gue masih normal," kata Cam.

Gue langsung nepuk jidat "Waduh! Gue lupa, padahal gue udah ga jones lagi ya. Udah ah Shawn, jangan pinang gue."

"Yaudah, gue juga amit-amit sama lo. Mendingan kita cari Bejana's aja yuk."

"Ayo! Jam segini mereka biasanya lagi pada nongkrong di taman deket kelas." bales Cam.

Kita semua pergi nyamperin para Bejana's, dan ternyata bener mereka lagi pada ngumpul di taman.

"Oy," sapa kita bertiga.

"Bopung sayang?" ucap Dry ke gue.

"Halo bopung sayang."

"Unch."

Tink menghembuskan napas pasrah "KaRi kemanaa? Gua sedih."

"Ih males, jangan galau-galau gitu dong," kata Naya.

"Shawn lo mau ikut lomba apa besok?" tanya Wydi.

"Lomba panjat pinang ada ga Wydi?" Shawn nanya balik.

Gue buru-buru nahan Wydi, "Stop! Jangan dijawab, udah basi tauu Shawn."

"Ah lo mah mempersempit gue buat nyari jodoh," gerutu Shawn.

"Emang ada lomba apa aja sih buat besok?" tanya Sabil.

"Ga tau gue juga," jawab Dals.

"Gue sih pengennya lomba panjat pinang berhadiah pacar." Cam naik turunin alisnya.

"Whoaa! Itu sih lomba dambaan para jones di Indonesia."

"Sudah kudugong."

"Ngarep aja lu."

"Unch."

***

Keesokan Harinya..

Gue sama Shawn narik-narik tangan Cam. "Cepetan cue! Nanti kita telat. Lo mah ngerapihin jambul melulu"

"Sabar dong. Ini kan hari penting, jambul gue harus terlihat membahana."

"Shawn kita tinggalin aja lah."

"Ayo Grey, daripada telat."

Kita berdua ninggalin Cam yang masih asyik nata jambul. Tapi begitu kita keluar dari rumah, tiba-tiba..

Jeng..Jeng

Kita berdua liat odong-odong nangkring di depan rumah.

"Grey liat tuh," kata Shawn.

"Iyaa Shawn," Jawab gue dengan mata berbinar.

Karena ga kuat nahan godaan yang teramat berat itu, akhirnya kita berdua mutusin buat naik odong-odong dulu.

"Grey ga cukup, kita terlalu tinggi."

"Paksain ae lah."

"Aduh! Ini mah buat anak kecil atuh den, jangan naik." protes emang odong-odong.

"Kita juga masih kecil tau mang, ga apa-apa ya mang? Mendingan sekarang emang nyalain aja musiknya" kata gue.

Si emang pun pasrah, dia langsung nyalain musiknya.

Haji MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang