4

50 4 7
                                    

Vincent menatap ku yang sedang duduk ditempat didalam kelas. Lagi dan lagi ia menatapku saat sedang melamun. Entah apa yang mungkin saja terlintas dibenaknya bahwa aku tak waras atau pura-pura mengabaikan suara bel pulang satu jam yang lalu telah berbunyi.

"Vincent!" Teriak ruben memanggil namanya dari ujung koridor kelas XII.

Vincent menoleh.

"Miss ella memanggilmu. Kau terlambat kelas musik 30 menit."

"Astagah! Aku sampai lupa. Terima kasih ruben!" Kata vincent sambil bergegas meninggalkan koridor yang telah sepi hanya menyisahkan aku saja.

1 jam yang lalu vincent meninggalkan ku didalam kelas sendirian membiarkanku melamun tanpa akhir. Terbangun dari lamunan singkat itu, aku bergegas meninggalkan kelas yang telah kosong sore serta koridor yang sudah sepi. Sambil menggotong tas ransel serta membawa buku-buku yang terlihat tebal, aku melewati ruang musik. Berhenti tepat didepan pintu ruang musik tersebut. Denting piano itu selalu saja membuat hatiku tentram. Aku seperti menemukan ibu yg sedang bermain piano.

Setelah kurang lebih 5 menit menikmati alunan musik dari piano, kini terdengar juga bunyi alat musik biola yang sedang berkolaborasi dengan piano tersebut. Aku tertarik ingin melihat siapa saja yang sedang memainkan alat-alat musik itu.

Aku membuka pintu ruang musik tersebut secara perlahan. Terdiam sejenak lagi-lagi untuk menikmati alunan musik indah itu. Musiknya terdengar lengkap dengan adanya biola.

Kedua siswa itu tiba-tiba menoleh kearahku. Siswa laki-laki, vincent dan juga ruben. Hal itu membuat ku sontak melepaskan buku-buku dari pegangan. Buku-buku itu terjatuh dan kini berserakan dilantai. Kami masih saja terdiam menatap satu sama lain.

"Vanila? Kau baru pulang jam segini? Apa kau tak mempunyai jadwal bimbel hari ini?" Suara tanya miss ella mengalihkan pandangan ku yang masih berdiri tegak dipintu ruang musik. Aku kemudian terduduk untuk merapikan buku yang berserakan. Miss ella membantuku kali ini.

Aku hanya terdiam sejak tadi. "Vanila?"

"ya?.. Iya miss?"
"Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku. Apa kau baik-baik saja?" Miss ella kini bertanya serius menatap kelopak mata ku yang gelap. Mata sayu dan wajah pucat membuat miss ella bertanya-tanya.

"Iya miss aku baik-baik saja. Aku akan segera pulang. Lanjutkan saja permainannya." Kalimat ku kemudian menatap ruben dan juga vincent.
Aku berbalik arah hendak pergi meninggalkan ruang musik. Miss Ella menatap heran perilaku-ku mungkin yang seperti salah tingkah. Memang benar.

"Vanila" teriak vincent memanggil namaku. "Mau kah kau menemani kami latihan disini? Kalau kau mau kau juga bisa mendengarkan alunan musik itu lagi. Aku tau kau menyukainya. Benar kan?" Tawaran vincent membuat ku terdiam masih pada posisi yang hendak meninggalkan ruangan musik.

"Apa kau gila? Dia tidak akan mau bego!" Kata ruben sedikit berbisik kepada vincent. Tentu saja aku mendengarnya. Aku bukan penderita THT. Bukan sebuah bisikan namanya tapi teriakan yang ditahan.

"Yahh itu ide yang bagus vincent. Kelas kita juga kebetulan hari ini sedang sepi jadi tak masalah jika kau mau menonton permainan alat musiknya. Ayo! Silahkan masuk vanila!" Ujar miss Ella yang masih berdiri didekat ku.

Aku membalikkan badan kemudian berjalan mengikuti miss ella masuk kedalam ruang musik itu tanpa berkata-kata. Aku duduk dibangku panjang dihadapan vincent dan disebelah ruben.

L I Y ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang