[handphone ku berbunyi]
Lama terdiam, aku mencoba mengecek handphone. Tepat pukul 10.00pm...
Pesan teks masuk dari kontak Bi ijah. Aku kemudian membuka pesan itu.
"Non, non vanila dimana? tuan nyariin dari tadi. Pak joko sudah jemput non?"
Satu suap terakhir dari piring makanku. "Sudah larut malam. Aku harus pulang" ujar ku menatap vincent dihadapanku sesekali menoleh-noleh melihat suasana cafe sepi tanpa pengunjung malam itu yang hanya menyisakan kami berdua.
"Yah kau benar. Sudah sangat larut. Cafe juga sebentar lagi akan tutup. Mau ku antar pulang?" Tawaran vincent.
"aa?" Aku terkejut sembari menggelengkan kuat kepalaku.
Apa yang akan terjadi jika aku diantar seorang lelaki pulang larut malam seperti ini.. Duhh tak bisa ku bayangkan apa yang akan tertera dalam koran pagi besok.Vincent hanya tersenyum melihat tingkahku yang seperti salah tingkah saat ia menawarkan untuk mengantar pulang. Aku bergegas menelpon pak joko.
"Jemput dicafe yang tadi pak." Kata ku singkat.
"Baik non."
Aku menutup telpon.
"Apa pak joko sudah lama bekerja untuk keluargamu?" Tanya vincent kini mulai mencari tau tentang kehidupanku.
Aku mengangguk pelan.
"Sejak kapan?"
"Apakah itu penting?" Tanya ku kembali sedikit sinis dengan nada yang berbeda.
Aku sama sekali tak ingin diusik masalah keluarga sekalipun itu hanya soal pekerja yang bekerja untuk keluargaku.
Aku memalingkan wajah dari vincent dan menatap kembali bulan dan bintang malam dari jendela disebelah meja kami.Vincent hanya menatapku dan memilih untuk diam.
Mobil yang menjemputku kini telah parkir didepan cafe. Tinggal kami berdua didalam cafe yang sedang makan bersama pelayan lain yang masih bertugas.
"Itu pak joko. Aku harus pulang sekarang." Ujar ku sembari membereskan buku-buku diatas meja yang masih tersisa. Aku kemudian beranjak dari tempat duduk dan mulai memegang tas laptop sambil menggendong beberapa buku tebal.
Vincent kemudian beranjak dari tempatnya duduk dan mengantar ku hingga ke teras cafe. Sudah larut malam. Pak joko yang memberhentikan mobil tepat didepan pintu cafe, tak henti-hentinya menatap tajam vincent.
Vincent yang tak nyaman dengan situasi tersebut berbisik kepada ku yang sedang berdiri disebelahnya hendak membuka pintu mobil. "tolong sampaikan pada pak joko bahwa aku meminta maaf karena telah membuatmu menangis sebelumnya." Ia Kemudian tersenyum.
Aku menoleh dan mengangguk samar.
"Terima kasih vanila karena telah menemaniku makan malam, malam ini." Ujar vincent, memegang pergelangan tanganku menghentikanku saat hendak masuk kedalam mobil.
Aku lagi-lagi hanya mengangguk samar dan sedikit tersenyum. Senyuman paksa dan malu-malu. Yaa begitulah aku. Bertingkah seperti seorang bocah yang baru mengenal seorang lelaki yang sedikit menakutkan.
Aku kemudian menutup pintu mobil. Vincent masih tetap ditempatnya tak beranjak bahkan saat mobil tak terlihat lagi. Aku menengok kebelakang menatap vincent hingga tak terlihat dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I Y E
Teen FictionDi dunia ini, hanya segelintir orang beruntung yang bisa menjalani hidup dengan mudah. Tak seperti aku yang hidup dengan penuh perjuangan, meskipun ku tahu bahwa hidup ini butuh semua itu, Perjuangan. Tak terlepas dari orang-orang yang beruntung itu...