Win mematikan mesin mobilnya tepat didepan gerbang rumah Tori, kemudian Tori langsung membuka pintu mobil milik Win. Hari sudah menunjukan tengah malam, tentu di perumahan Tori tidak ada yang keluar masuk rumah. Tori terlihat sangat kelelahan, dan Win juga tidak kalah lelahnya dengan Tori.
Tori melompat turun dari mobil, dan dengan cepat menutup pintu mobil Win yang berwarna merah itu.
"Thanks Win, sorry udah bikin lo kecapean. Hati-hati dijalan ya.."
Win menghiraukan ucapan Tori barusan, ia sibuk dengan mobilnya yang sedang ia nyalakan dan siap untuk meluncur ke rumahnya. Kali ini Tori hanya bisa tersenyum melihat sikap Win, dia sudah mulai terbiasa dengan sikap Win yang cuek, kasar, dan menyebalkan, juga kekanak-kanakan.
Win sudah menghilang dari pandangan Tori ketika mobilnya belok ke arah kanan untuk menuju jalan tol. Tori berjalan gontai menuju rumahnya. Ia siap untuk memejamkan matanya di tempat tidurnya yang nyaman dan hangat.
Win merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang empuk tanpa melepas seragamnya yang sudah melekat pada tubuhnya sejak tadi pagi. Ia terlalu lelah untuk pergi mandi atau membersihkan dirinya. Hari ini ia sangat kelelahan. Sekilas Win mengingat kejadian tadi sore ketika Tori sangat akrab dan dekat dengan Hans, ia berpikir bahwa Hans adalah kekasih Tori. Itu sangat jelas terlihat, bagaimana tatapan keduanya ketika sedang berbicara, sama-sama menunjukan kasih sayang yang bukan sekedar berteman.
Win yang sedang tiduran di tempat tidurnya karena kelelahan langsung beranjak lari menuju meja belajarnya. Ia kesana bukan untuk belajar, melainkan melihat kalender. Ia mengingat sesuatu yang mengharuskan dirinya melihat kalender ketika sedang memikirkan hubungan Hans dan Tori.
"Satu hari lagi.." Win bergumam pelan, mengingat kekasihnya yang akan berulang tahun satu hari mendatang.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Kali ini bukan Win yang menunggu Tori, melainkan sebaliknya. Tori sudah menunggu Win datang untuk menjemputnya lebih dari tiga puluh menit.
"Mana sih tuh anak? Aihh.." gerutu Tori di depan gerbang sekolahnya.
Seolah terpanggil, Win datang setelah Tori menggerutu lamanya Win menjemput. Tori masih terlihat kesal, ia mau mendengarkan alasan kenapa Win telat menjemput sehingga dirinya harus menunggu lama sendirian di sekolahnya yang sudah sepi tersebut.
"Lo dari mana aja? Gue udah nunggu lo dari tadi!" Tori mengomel saat hendak menaiki mobil Win.
"Dari sekolah lah.. Kan jam pulang kita sama, dan perjalanan dari sekolah gue ke sekolah lo itu ngga sebentar!"
Keduanya kembali dalam diam, tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Tori yang malas berdebat dan Win yang memang tidak suka berbicara, tapi bukan berarti dia pendiam, Win adalah laki-laki yang sedikit dingin, tidak seperti Hans yang ramah.
Waktu terasa begitu cepat, apa lagi hari ini Tori diberi kesempatan untuk pulang lebih awal dari biasanya. Yang biasanya ia sampai rumah jam 1 malam, mungkin hari ini ia akan mendaratkan tubunya di kasur pada pukul 9. Dan besok dia juga libur syuting, karena yang akan melakukan adegan adalah pemain lainnya. Kali ini Tori benar-benar senang hingga ia tidak henti-hentinya tersenyum senang dan terkadang ia tertawa kecil membayangkan besok ia bisa bermain dengan keempat sahabatnya.
"Lo gila?" Win berbicara asal ketika melihat Tori yang tidak bosan untuk tersenyum senang, tujuannya adalah ingin membuat Tori kesal.
"Iya gue gila!!" ucap Tori kasar.
Mereka berdua sedang berada di perjalanan menuju rumah Tori. Tapi, kali ini Win membelokan mobilnya kearah yang berlawanan. Tori yang sibuk dengan Iphone-nya karena sedang chat dengan The Princess di grup mereka untuk mendiskusikan kegiatan apa yang mereka akan lakukan besok, ia tidak sadar bahwa Win bukan mengantarkannya pulang, melainkan ke tempat yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Butterfly
Teen FictionKupu-kupu adalah mahluk yang rapuh namun sulit digapai. Sama seperti dia.