Author pov
Win terlihat sibuk dengan buku kimianya yang menampilkan dua puluh buah soal yang menurutnya agak sulit tersebut di tempat yang tidak jauh dengan lokasi syuting sambil menunggu jadwal syuting Tori selesai. Sudah satu minggu ini ia bolos les karena sibuk dengan tugasnya yang mengantar jemputkan dan mengawasi Tori. Aktivitasnya sudah seperti bodyguard, akibatnya ia sulit memahami pelajaran, karena otaknya tidak mampu mencerna apa yang dikatakan oleh gurunya di sekolah, ia lebih mengerti dengan penjelasan guru di tempat lesnya.
"Hoy!" Win yang tengah hening dalam keseriusannya menggarap soal kimia tiba-tiba terlonjak pelan karena terkejut.
Rupanya Hans. Win kembali dengan buku tebal kimianya.
Mungkin dia ingin menemui Tori. Win sudah bisa mengerti hubungan diantara mereka, bukan pacar memang, tetapi mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang memiliki status 'pacar'. Tori pernah bercerita tentang kisah cintanya kepada Win ketika Win penasaran dan akhirnya bertanya.
"PR?"
Win mengangguk sebagai respon dari pertanyaan Hans, tetapi wajahnya masih menatap serius soal kimia tersebut.
"Kenapa lo pandangin soalnya mulu, ngga digarap?"
"Susah," ucap Win dengan singkat, padat, dan jelas juga sedikit kasar, tetapi Hans sudah terbiasa dengan sikap Win yang memang seperti itu. Dingin.
Hans tersenyum, ia berniat untuk membantu semampu yang ia bisa, "Lo kelas berapa?".
"Sebelas,"
"Wah! Ternyata lo lebih muda dari gue?" Hans masih tidak percaya bahwa laki-laki yang ada dihadapannya ternyata lebih muda dari dirinya. Tinggi mereka terbilang sama, dan keduanya sama-sama tampan.
"Coba gue liat soalnya, siapa tau gue bisa bantu lo," lanjut Hans. Win menyodorkan buku kimianya kepada Hans.
"Hai hai!!" Hans yang hendak membaca soal PR kimia milik Win menjadi tertunda ketika mendengar sapaan dari gadis yang ia tunggu kehadirannya, bahkan tujuannya kemari memang untuk menemui gadis yang berhasil mencuri hatinya itu.
"Soal kimia?" Tori yang baru datang langsung tertarik untuk melihat buku yang hendak Hans baca.
"Iya tor, PR-nya Win," jawab Hans dengan suara yang terdengar santai.
"Panggil temen gue aja, si Enelis, dia sering juara lomba mapel Kimia loh," usul Tori sambil duduk disamping Hans dan berhadapan dengan Win.
Win masih serius memandang soal kimianya, walaupun buku kimianya dalam posisi terbalik karena sedang dipinjam oleh Hans, tetapi Win masih tetap berusaha memahami soal tersebut, segala ucapan yang dikatakan oleh Hans dan Tori seperti angin yang berlalu. Ia seperti sedang sendiri dan tidak mendengarkan ucapan kedua manusia yang ada di hadapannya.
Win yang sepertinya mendapatkan ide, langsung mengambil buku yang berada di hadapan Hans tanpa pamit. Dengan gerakan cepat, ia mulai menuliskan apa yang mengalir dari otaknya. Sepertinya ia sudah bisa memahami isi soalnya dan bisa menggarap soal tersebut.
"Apa lo udah bisa Win? Atau mau gue bantu?" pertanyaan Hans dihiraukan oleh Win, karena dia masih sibuk dengan tangannya yang mulai menuliskan jawaban.
"Emang lo bisa?" ledek Tori kepada Hans yang memang ia meragukan kepintaran Hans dalam bidang kimia.
"Sedikit, setidaknya gue selalu dapet rangking di atas lo!" Hans mengeluarkan lidahnya untuk balik meledek Tori.
"Hhh.. akhirnya gue bisa," ucapan lega dari Win mampu membuat Hans dan Tori tersenyum. Hans juga ikut lega, karena dirinya memang sudah lupa dengan pelajaran kelas sebelas, sehingga akan percuma jika ia mencoba membantu, sedangkan Tori tersenyum karena bangga dengan Win yang akhirnya bisa menggarap PR-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Butterfly
Teen FictionKupu-kupu adalah mahluk yang rapuh namun sulit digapai. Sama seperti dia.