Matanya memandang kaca mobil milik Win yang dihiasi rintikan air hujan tersebut dengan tatapan kosong. Rupanya, dimusim panas ini, malam harinnya turun hujan. Dan itu bukan hal yang aneh, karena bumi ini memang sudah rusak dan tidak seindah yang dulu. Musim tidak menentu dan terkadang mengalami kolaborasi musim dalam satu harinya. Dengan turunnya hujan, suasana memang menjadi lebih tenang dan tentram. Kebanyakan orang akan melamun sambil memandang hujan dengan pikiran yang kesana kemari. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Tori saat ini, pandangannya memang memandang hujan dengan tatapan kosong, tetapi otaknya sedang bekerja memikirkan sesuatu yang menurutnya sangatlah penting. Bagaimana tidak? Ia sedang memikirkan hubungan persahabatannya dengan Vellian dan Hans. Saat ini hubungannya dengan Vellian seperti kaca yang retak terkena lemparan bola, untungnya tidak pecah. Dan Tori mengharapkan agar tidak pecah.
Win merasa bahwa saat ini sikap Tori memang sedang aneh dan tidak biasanya hanya diam memandang kaca mobil. Karena biasanya mereka akan beradu mulut seperti yang sudah rutin mereka lakukan jika sedang bersama, tetapi kali ini tidak. Dan itu membuat Win sedikit terganggu akan sikap Tori yang sedikit berubah.
"Ada apa? Tumben diem?" sebenarnya Win bukan orang yang mudah penasaran atau suka mencampuri urusan orang lain. Tetapi Win mempunyai hubungan berstatus teman dengan Tori, bukan berarti dia penasaran dengan masalah yang sedang dihadapi oleh Tori saat ini yang mampu mengubah sikapnya, Win hanya berusaha peduli kepada teman yang beberapa hari lalu baru ia kenal.
Tori rupanya tidak mendengar Win bertanya. Bukan tidak mendengar, tetapi ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tidak sadar bahwa Win sedang mencoba meringankan beban Tori dengan memancingnya agar bercerita masalahnya kepada Win. Tujuan Win memang seperti itu, bukan bermaksud untuk hanya sekedar penasaran atau malah membeberkannya ke media, mengingat saat ini Victoria sedang naik daun di dunia perfilman atau entertaiment.
"Tor? Eh! Kak?" Win berbicara tergagap demi membiasakan dirinya memanggil Tori dengan sebutan 'Kak'. Bagaimanapun Tori lebih tua setahun darinya, jadi Win harus membiasakan diri memanggil Tori dengan sopan.
Tetap saja, berapa kalipun Win memanggil, Tori masih saja mengacuhkannya. Hingga mobil Win berhenti tepat didepan gerbang rumah milik Tori. Win sengaja tidak menggubris Tori saat ini, ia tahu temannya sedang dilanda masalah yang sebenarnya kecil tetapi menyangkut tali persahabatan sekaligus persaudaran. Tentu sangat harus diperhatikan oleh Tori. Nyatanya menyelesaikan masalah yang jawabannya tidak tentu lebih sulit dibandingkan dengan menyelesaikan soal matematika yang jawabannya sudah pasti.
Akhirnya, setelah sepuluh menit Win menunggu respon Tori yang ternyata masih diam, Win memutuskan untuk menepuk tangan kananya agar Tori tersadar dari lamuman panjangnya.
"Udah sampai kak.. Cepetan masuk rumah, besok lo sekolah kan?" Tori akhirnya tersadar dari lamunanya akibat tangannya yang di tepuk oleh Win. Tori sedikit terjejut oleh sentuhan tangan Win yang dingin. Win membuka pintu mobilnya, kemudian ia berjalan menuju pintu satunya untuk membukakan pintunya untuk Tori.
Tori yang sudah sadar, langsung turun dari mobil merah milik Win. Kemudian ia memandang Win sejenak karena ia hendak mengatakan sesuatu.
"Win tangan lo dingin amat, lagi sakit?" tanya Tori dengan ekspresi cemasnya.
"Tsk.. gue sehat-sehat aja kok, tangan gue emang dingin. Lo ngga usah lebay gitu, pikirin masalah lo aja," ucap Win yang mampu membuat Tori tersenyum kecut.
"Ada apa sama kalian bertiga tadi? Ko suasananya ngga enak banget, waktu gue makan masih aja pada ngomong ngga jelas, bukannya makan. Cinta segitiga?" tanya Win asal. Tori hanya diam sambil memandang ke arah lain.
Tanpa disadari Tori malah tertawa kecil mengingat peristiwa kekanak-kanakannya tadi. Ia dan saudarannya memperebutkan satu laki-laki yang merupakan sahabat dari mereka kecil. Konyol. Memang konyol. Tapi, itu bukanlah masalah kecil yang akan mudah diselesaikan, itu akan membutuhkan proses yang sedikit rumit mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Butterfly
Teen FictionKupu-kupu adalah mahluk yang rapuh namun sulit digapai. Sama seperti dia.