Chapter 13

1.4K 84 0
                                    

Author pov

Hans dan Vellian saling diam, keduanya seperti tidak ada topik yang bisa dibicarakan. Vellian sibuk dengan mengusap air matanya yang perlahan berkurang turun dari matanya dan Hans, ia bingung harus berbuat dan berkata apa.

Di tempat yang sama dan diwaktu yang sama, Win dan Tori sudah sampai di cafe seafood yang juga sama dengan keberadaan Hans dan Vellian saat ini.

Tori memasuki cafe tersebut dan langsung menuju tempat pemesanan makanan, kini ia sedang sibuk memilih makanan. Dan sempat bertanya kepada Win, "Lo mau makan apa Win?". Win yang masih kesal dibuat Tori, menjawab pertanyaan Tori dengan kasar, "Terserah lo!".

Win mengedarkan pandangannya, ia sedang mencari tempat duduk yang sekirannya nyaman untuk tempat ia makan. Dan, matanya berhenti berpatroli saat melihat dua sosok manusia yang tidak asing bagi matanya.

Win melihat Hans dan seorang perempuan dengan wajah yang sama dengan Tori, yaitu saudara kembarnya, Vellian. Win memang belum pernah bertemu dengan Vellian, tetapi dirinya tahu bahwa Vellian adalah saudara kembar dari Tori, ia pernah mendengarnya dari Tori. Karena dirinya yang memang sedang kesal sehingga tidak mau dekat dengan Tori, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan Tori yang sedang sibuk memilih makanan dari daftar menu makanan yang terpajang jelas di papan, akhirnya Win pergi menghampiri Hans dan Vellian.

"Hoy!" Win meniru gaya bicara Hans yang biasa menyapanya dengan kata yang barusan ia ucapkan.

Hans menengok ke belakang dan mendapati Win yang sedang berjalan mendekat ke arahnya. Mata Win yang awalnya hanya menatap Hans, kini giliran untuk menatap perempuan yang memilki wajah sama persis seperti orang yang sedang bermusuhan dengannya saat ini, Tori.

Matanya sembab, wajahnya merah, pipinya basah, dan raut wajahnya yang menunjukan bahwa saat ini dia sedang sedih. Itulah yang ia lihat dari Vellian.

"Hans? Lo apain dia?" Win membisiki Hans tepat ditelinga kanan Hans.

Hans tidak menjawab apapun. Dia hanya diam dan matanya menatap ke arah lain.

Win merasa bahwa ia harus memanggil Tori untuk melihat keadaan saudara kembarnya yang sedang bersedih bersama Hans. "TORI!!" dengan sebuah teriakan, Win mampu membuat orang sekelilingnya dan bahkan seiisi cafe memandang aneh ke arah Win, termasuk Vellian dan Hans. Mereka berdua tidak menyangka bahwa Win datang bersama Tori. Win seperti tidak punya malu, ia memanggil Tori untuk yang kedua kalinya karena Tori terlihat masih diam di tempat yang sama, itu tandanya ia tidak mendengar panggilan Win.

"TORI!!" kali ini Win tidak kalah kerasnya dengan suara penyanyi yang sedang bernyanyi dengan oktaf tinggi.

Sadar bahwa dirinya tidak memanggil Tori dengan sebutan 'kak', Win akhirnya mengulangi memanggil Tori dengan sebutan 'kak', "KAK TORI!!". Win berhasil membuat Tori melihat ke arahnya. Kini ia sedang mencibir kesal menyadari bahwa Tori sedang pura-pura tidak mendengar karena dirinya tidak memanggil Tori dengan sebutan 'kak'.

Tori yang sudah selesai dengan urusannya memesan makanan dan membayar, sekarang menghampiri Win. Ia berjalan dengan santainya, raut wajahnya mulai berubah saat mengetahui dibelakang Win duduklah dua manusia yang ia tahu betul mereka siapa. Dan yang paling membuatnya terkejut adalah Vellian yang terlihat seperti telah menangis.

"Win, Tor, duduk dulu aja disini, sekalian tunggu makannya dateng," Hans mengucapknya dengan pelan, tetapi tetap bisa terdengar dengan jelas. Wajahnya sangat memperlihatkan dirinya yang sedang kacau. Senyumannya saja terlihat tidak tulus.

Win dan Tori menurut, sekarang keduanya sudah duduk rapih dengan meja yang sama dengan Hans dan Vellian. Mereka berempat saling pandang dan Tori memberikan tatapan bertanya kepada Hans.

[3] ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang