Nathan berubah.
Perubahannya membuatku berdetak tak karuan.
Bukan berarti dia berubah seperti Power Ranger.
Tapi, sikapnya yang berubah.
Dia sudah mau membalas pesan yang kukirim.
Dia sudah mulai merespon setiap perkataanku, ya walaupun terkadang hanya 'em', 'iya', 'baiklah'.Dan satu lagi.
Dia memberikanku kecupan setiap pagi.
Tapi, hanya kecupan kening.Tak apalah, mungkin dari kecupan kening berubah menjadi kecupan-kecupan lainnya.
Aih, pagi-pagi pikiranku sudah terkontaminasi.
Salahkan dia, kecupannya membuat pikiranku melalang buana.
Apalagi, barusan dia mengecupku sedikit lebih lama.Aduh, otakku sepertinya harus dicuci.
Daripada memikirkan hal yang aneh-aneh lebih baik membersihkan apartemen. Hitung-hitung mencari kesibukan sampai waktu makan siang.
Ruang tamu ✔
Dapur ✔
Kamar tidur ✔Tinggal baju kotor.
Saat aku memasukkan baju kotorku dan Nathan ke mesin cuci, ku dengar suara bel Apartemenku.
Siapa yang datang pagi-pagi?
"Ya, sebentar"
Ceklek.
"Maaf mas, cari siapa?"
"Selamat pagi bu, apakah anda Ny. Alvedro ?"
Ny. Alvedro? Aku?
"Em.. iya saya" ucapku sedikit ragu. Tapi, siapa lagi kalau bukan aku.
"Saya disuruh mengantarkan ini buat ibu"
"Dari siapa ya mas?"
"Maaf bu, saya tidak tau. Saya hanya ditugaskan untuk mengantarnya. Tapi di dalamnya ada kartu ucapan. Mungkin disitu tertera nama pengirimnya bu" jelasnya.
"oh baiklah. Terima kasih mas"
"Sama-sama bu, saya permisi" pamitnya setelah itu ku tutup pintu apartemenku.
Siapa ya yang mengirimiku bunga?
Kutatap sebucket bunga mawar merah yang ku genggam kini. Indah sekali, pikirku.
Apa mungkin Nathan yang mengirimnya?
Ah, sepertinya pikiranku terlalu jauh. Belajar dari mana dia hal romantis seperti ini.
Kulihat ada sebuah kertas berwarna kuning yang terselip diantara bunga-bunga itu.
'Semoga kau suka bunganya. Nathan'
Bilang kalau mataku salah lihat.
Bilang kalau aku sedang mengigau sekarang.Kucubit pergelangan tanganku untuk memastikan.
Shit! It's hurt!
Jadi, Nathan yang mengirimnya?
Serius?
Oh God.Mimpi apa aku semalam?
Aaaakkhhhh !!!
Tak bisa ku tahan lagi jeritan bahagiaku. siapa sangka Nathan yang dingin seperti beruang kutup itu bisa melakukan hal romantis seperti ini.
"Aku mencintaimu Nathan!!"
Mungkin jika ada orang lain di apartemen ini, aku sudah disangka orang gila yang teriak-teriak mengucapkan 'aku mencintaimu Nathan' sambil berjoget-joget ria.

KAMU SEDANG MEMBACA
Riana
RomantikaSenyum itu yang membuatku terikat, sampai pada akhirnya aku terjebak dalam ikatan itu. Tapi, sampai kapan aku bisa bertahan? Riana Wulandari Bukan aku yang menyuruhmu untuk mendekat, jadi jangan salahkan aku bila kau sampai terluka Nathan Alvedro ...