Kembali ke POV Riana ya
Langsung saja
Selamat membaca....
°
°
°
°
°'Ceraikan aku'
Dua kata itu terus mengiang di kepalaku. Entah apa yang membuatku bisa mengucapkan kata yang sama sekali tak pernah ada di pikiranku.
Cerai?
Aku tau, selama ini hubungan kami tidak berjalan dengan baik. Tapi, bukan berarti aku ingin berpisah dengannya. Tak pernah sedikitpun aku berpikiran untuk meninggalkannya. Lain halnya jika dia yang berkeinginan seperti itu.
Selama ini, jika memang hubungan kami tak bisa di perbaiki lagi, aku berpikir bahwa aku akan menyerah saja. Tapi, menyerah dalam artian aku menyerahkan semua keputusan pada Nathan. Aku akan mengikuti semua keinginan dan keputusannya. Tapi, bukan berarti aku yang akan meninggalkannya.
Aku menyesal mengatakan itu.
Bagaimana kalau Nathan setuju? Atau memang itu yang dia mau?
Aaakkkhh!!Memikirkannya membuat kepalaku seakan mau pecah.
Tapi, aku tak mungkin menarik perkataanku.
Semuanya sudah terjadi.
Aku sudah melihatnya bersama wanita lain dan aku sudah terlanjur mengatakan kata laknat itu.Kini, semua keputusan ada padanya.
Aku hanya ingin menenangkan pikiran dan hatiku.
Biarlah aku tak bertemu dengannya untuk beberapa hari ini.Setelah kejadian di cafe itu, aku pergi dari apartemen dan menginap di rumah orang tuaku. Sudah 2 hari aku dirumah ini. Nenek juga sudah tau semuanya. Aku tak bisa menyembunyikan apapun dari beliau, dan aku juga tak tahan untuk tidak bercerita.
Nenek tak marah, hanya saja dia kecewa padaku yang terkesan lari dari masalah. Ya, aku tau. Tapi untuk saat ini biarlah aku sedikit egois. Aku hanya ingin merenungkan semua kejadian yang terjadi dalam pernikahan kami dan menunggu keputusan dari Nathan.
Selama dua hari ini juga Nathan selalu datang dan berusaha menemuiku. Tapi, bodohnya aku, aku kembali bersikap kekanak-kanakan. Aku menghindarinya, dengan berbagai alasan yang ku buat untuk tidak bertemu dengannya.
Aku bodoh? memang.
Kekanak-kanakan? Iya, benar.Hanya saja aku belum siap bertemu dengannya. Bayangan dia bersama wanita lain saling berpelukan, terus menari-nari di otakku.
Aku tak bisa melupakan begitu saja apa yang sudah aku lihat. Dan aku juga tidak bisa melupakan rasa sakitnya.
***
Taukah engkau wahai langitAku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan
Angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya....
Alunan lagu Krispatih mengalun indah di telingaku. Ya, aku merindukannya. Padahal ini masih 2 hari aku meninggalkan apartemen tapi rasa rinduku sepertinya sudah tidak bisa ku tahan lagi.
Aku merindukan setiap pelukan hangatnya saat tidur.
Aku merindukan menatap dirinya saat makan.
Aku merindukan saat memasangkan dasi untuknya.Akankah semuanya bisa kulakukan lagi?
Atau, nantinya semua itu digantikan oleh wanita lain?Memikirkannya saja aku tak sanggup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Riana
Roman d'amourSenyum itu yang membuatku terikat, sampai pada akhirnya aku terjebak dalam ikatan itu. Tapi, sampai kapan aku bisa bertahan? Riana Wulandari Bukan aku yang menyuruhmu untuk mendekat, jadi jangan salahkan aku bila kau sampai terluka Nathan Alvedro ...