Kini aku menatap diriku sekali lagi ke cermin. Dress berwarna biru tua ini membalut tubuhku. Ada rasa tak biasa karna aku jarang memakai gaun seperti ini jika tak ada tuntutan.
Kalau bukan Nathan yang mengajakku pergi ke acara rekan bisnisnya, aku tidak mau repot-repot memakai pakaian ini.
Tadi siang Nathan meneleponku dan mengatakan akan ada acara dan menyuruhku untuk ikut. Tak biasanya memang Nathan mau mengajakku pergi ke pesta. Biasanya dia pergi sendiri atau bersama yang lain, aku juga tidak tau.
"Kau sudah siap ?" Suara bass itu mengagetkanku. Ku lihat dia berdiri dengan anggunnya di depan pintu dengan tubuhnya terbalut tuxedo hitam yang sangat pas dengan postur tubuhnya.
Dia memandangku dari atas sampai bawah. Ada yang salah ya dari pakaianku.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Apa kau tidak punya baju lain?" Ujarnya. Kini dia sudah berdiri di hadapanku.
"Kau ingin aku mengganti bajuku?" Tanyaku lagi. Dia tidak suka ya dengan bajuku ? Apa bajuku terlihat norak? Ada banyak spekulasi yang terlintas dipikiranku sekarang.
"Sudahlah, tak usah. Akan lama jika menunggumu mengganti baju"
Syukurlah, aku juga tak berniat mengganti baju lagi. Merepotkan. Lagian ku pikir baju ini cantik jadi tidak akan membuatnya malu.
Di perjalanan kami hanya diam, tak ada yang mau memulai bicara. Nathan fokus dengan jalan di depannya, dan aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.
Tak sampai 20 menit kami sudah berada di sebuah hotel bintang 5, tempat diadakannya acara.
Dia berjalan mendahuluiku dan aku hanya mengikutinya seperti anak ayam. Tapi, tiba-tiba langkahnya terhenti dan berbalik jalan ke arahku. Mengambil tangan kananku dan menautkannya di lengan kirinya.
Syukurlah dia tidak membuatku seperti orang bodoh yang berjalan sendirian di pesta ini.Kami memasuki ballroom hotel yang di sulap sedemikian rupa hingga terlihat mewah dan elegant. Seketika semua mata menatap kami. Lebih tepatnya wanita-wanita yang ada disini menatap Nathan kagum dan menatapku sinis.
Hei, dia suamiku. Jaga mata kalian. Batinku bersorak.
Kami terus berjalan dengan bergandengan tangan membiarkan tatapan-tatapan dari penghuni pesta. langkah kami berhenti saat kami menghampiri sepasang suami istri yang sudah lanjut usia yang ku yakin si pemilik pesta.
"Selamat atas berdirinya hotel baru anda Mr. Mark" ucap Nathan sambil menjabat tangan pria di hadapan kami dan berganti dengan menjabat wanita disebelahnya.
"Terima kasih Nathan. Oh siapa gadis cantik ini?" Ucap Mr. Mark sambil menatapku.
"Perkenalkan, dia istriku Riana Wulandari" baru kali ini aku di perkenalkan langsung oleh Nathan dihadapan orang lain.
"Hai Mr. Mark senang berkenalan dengan anda"ujarku sambil menjabat tanganya.
"Aku juga senang berkenalan denganmu Ny. Alvedro, dan perkenalkan ini istriku tercinta, Lily" ucapnya sambil merangkul mesra istrinya.
Semoga aku dan Nathan bisa seperti mereka di usia senja kami nanti.
"Kau cantik sekali Ny. Mark" ujarku. Dan memang beliau sangat cantik diusianya yang
sekarang."Terima kasih, kau juga cantik sayang. Beruntung Nathan punya istri secantik dirimu" benarkah? Ku rasa aku tak yakin dengan hal itu.
"Baiklah, silahkan nikmati pestanya. Kami kesana dulu" ucap Mr. Mark

KAMU SEDANG MEMBACA
Riana
RomantizmSenyum itu yang membuatku terikat, sampai pada akhirnya aku terjebak dalam ikatan itu. Tapi, sampai kapan aku bisa bertahan? Riana Wulandari Bukan aku yang menyuruhmu untuk mendekat, jadi jangan salahkan aku bila kau sampai terluka Nathan Alvedro ...