chapter 11

9.7K 500 2
                                    

Tak salah aku ketempat ini
Tempat yang membuatku lebih tenang dan melupakan masalahku sejenak.

Sudah berapa lama ya aku tidak kesini?
Sepertinya sejak aku menikah.

Tempat ini masih sama.
Masih memancarkan keindahannya dengan angkuh.

Pantai.

Dulu, sebelum aku menikah dengan Nathan, aku sering kesini.
Saat kelelahan menghampiriku atau hanya sekedar menikmati
Deburan ombak dan air laut biru yang menenangkan.

Namun, Kali Ini aku datang untuk menenangkan diri.
Atau untuk memanjakan mataku yang sudah sembab dari semalam.

Entah berapa kali aku menangis, entah berapa kali juga hatiku merasa teremas setiap melihatnya.

Sudah tiga hari ini kami tak saling bicara. Bahkan aku tidak mengantarkan makan siangnya.Sebenarnya, aku yang berusaha menghindar

Bahkan, aku sudah seperti dia. Tak banyak bicara.
Aku takut.
Aku takut jika aku melihat matanya, bayangan itu pasti selalu muncul.
Jadi, sebisa mungkin aku tak menatap matanya.

Biarlah kami seperti ini dulu untuk sementara. Biarkan kami saling berpikir bagaimana kelanjutan pernikahan kami.

Jujur
Walaupun aku sudah tahu kenyataan pahitnya, tapi aku tidak bisa berbohong bahwa aku tak bisa membenci dia.
Tak semudah itu untuk melenyapkan perasan cinta ini.

Aku tau, bagaimana penghianatan yang sudah dia buat. Tapi bodohnya aku, cinta itu masih ada.

Ya Tuhan, aku harus bagaimana?

ketika mataku yang masih menikmati hamparan air biru, aku merasakan seseorang menepuk pundakku pelan.
Perlahan kulihat orang itu, dan..

Ricky

Kenapa dia disini?

"Hai, Riana?" Sepertinya dia lupa wajahku.

"Hai Rick, iya ini aku"

"Wah, kau terlihat berbeda. Maaf aku tidak langsung mengenalimu"

Memang aku terlihat berbeda dari terakhir yang dia lihat. Tidak ada make-up, tidak ada high heels. Sekarang aku hanya memakai dress putih selutut, flat shoes dan tanpa make-up.

"Kau, sedang apa disini?"

Kini dia sudah duduk disampingku. Sama-sama menikmati pemandangan dihadapan kami.

"Sedang melihat laut" ucapku asal.

"Setiap orang yang kesini pasti ingin melihat laut Ri, tidak mungkin melihat gunung berapi" ucapnya yang sontak membuatku tersenyum.

Lelaki ini bisa mencairkan suasana ternyata.

"Nah seperti itu lebih bagus" ucapnya lagi.

"Ha? Maksudmu?" Tanyaku

"Kau terlihat lebih cantik jika tersenyum seperti tadi" godanya.
Lelaki ini bukan hanya bisa mencairkan suasana tapi juga bisa membuat perutku kenyang.
Ya, kenyang godaannya.

"Terima kasih gombalannya" ucapku.

"Aku tidak sedang menggombal Ri, aku hanya mengatakan yang sebenarnya"

"Iya, terima kasih kalau begitu"

"Bye the way, kenapa kau datang sendiri kesini? Tempat ini lumayan jauhkan dari apartemen kalian?"

"Iya, Nathan sedang banyak pekerjaan jadi dia tidak bisa mengantarku"

Tak mungkinkan, aku membeberkan masalah keluarga kami.

RianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang