ps. 9 { yesterday wasn't the real storm }

922 63 7
                                    

Seunghyun mengusap kepalanya gusar, pasalnya sudah hampir dua jam Ahri berada didalam ruang unit gawat darurat dan belum ada tanda-tanda bahwa gadis itu dalam keadaan yang baik-baik saja. Tak lama suara dentuman lantai yang beradu dengan langkah kaki seseorang membuat Seunghyun menoleh. Disana nampak Jiyong dan Daybi yang tengah berjalan ke arahnya dengan tergesa. Seunghyun tak sempat berpikir bagaimana mereka bisa tahu keberadaannya di rumah sakit ini. Namun yang Seunghyun tahu pasti, Jiyong tak akan memaafkannya untuk hal yang satu ini.

"Kau apakan Ahri, brengsek!" Pekik Jiyong sambil menarik kerah kemeja Seunghyun.

"Jiyong-sshi, hentikan. Kita di rumah sakit!" Ucap Daybi sambil mendorong tubuh Jiyong pelan, Seunghyun hanya menatap Jiyong tanpa ekspresi dan membersihkan kerah kemejanya yang dicengkram oleh Jiyong barusan.

"Atas dasar apa kau mendekati Ahri? Apa kau lupa dengan janjimu didepan Dokter Lee, bahwa kau tidak akan menemui Ahri lagi?"

"Termasuk Daybi." Koreksi Seunghyun sambil menatap Daybi yang berdiri disampingnya.

"Aku ingat semuanya Kwon Jiyong, walaupun umurku tidak semuda kalian-kalian, namun ingatanku masih cukup kuat." Lanjut Seunghyun dengan tenang namun sikap tenang Seunghyun hanya semakin membuat Jiyong geram.

"Lalu kenapa kau mendekatinya lagi, brengsek?! Cukup jauh-jauh dari hidupnya! Kedatanganmu di hidupnya hanya semakin membuat dirinya menderita!" Teriak Jiyong membuat urat-urat disekitar lehernya nampak dipermukaan kulitnya.

"Selama Ahri tidak mengucapkan kalimat itu dari mulutnya, aku tidak akan berhenti."

"What? Seunghyun, kau pasti bercanda kan?!" Pekik Daybi sambil menarik kemeja Seunghyun. Seunghyun yang merasa terganggu dengan tangan Daybi yang menyentuh tubuhnya segera menarik tangannya.

"Jangan sentuh aku." Ucap Seunghyun tajam membuat Daybi terkejut untuk kesekian kalinya dengan perubahan sikap Seunghyun kepadanya.

"Tidak, bagaimana pun kalau kau mengaku kau adalah pria sejati, tepati janjimu." Kata Jiyong dengan nada serius.

Brak.

Mata ketiga orang itu menoleh, nampak beberapa perawat dan seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan unit gawat darurat tersebut. Seunghyun segera berdiri di hadapan dokter tersebut.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" Tanya Seunghyun. Ia tidak bisa menyembunyikan kepanikan yang tiba-tiba saja hinggap dalam dirinya.

"Apa anda keluarganya?"

"Saya, Dok." Potong Jiyong cepat, membuat dokter itu menoleh kepadanya. Sedangkan Daybi, yang notabene merupakan keluarga kandung Ahri hanya terpaku dan tidak bergeming di tempatnya.

"Anda keluarga nona Jung Ahri?" Tanya dokter itu dan segera membuat Jiyong mengangguk cepat.

"Ada apa, Dok? Bagaimana keadaan Ahri?"

Dokter tersebut tersenyum kecil lalu menepuk bahu Jiyong pelan.

"Selamat, Tuan. Kandungan Nona Jung Ahri sudah memasuki seminggu lebih tujuh hari. Keadaan Nona Jung Ahri sekarang masih lemah, namun saya yakin dia akan cepat pulih. Bayinya sehat, namun ibu bayi tersebut mengalami sedikit depresi. Saya harap, Tuan dapat menjaga Nona Jung Ahri dengan baik." Jelas Dokter itu membuat Jiyong terpaku di tempatnya.

"A-anda tidak bercanda kan, Dok?" Tanya Seunghyun memastikan.

"Apa saya terlihat bercanda, Tuan?" Tanya Dokter itu kembali. Seunghyun segera menggeleng cepat, ia tidak bisa menyembunyikan senyum yang merekah disudut bibirnya. Bahkan tak henti-hentinya Seunghyun mengucapkan terimakasih saat Dokter itu berlalu pergi.

PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang