Ahri menghela nafas panjang, menyadari kebohongan yang selama ini ia sembunyikan dari Dokter Lee. Ahri jelas tahu dimana Daybi sekarang, apa yang dikerjakan kakaknya itu dan apa yang kakaknya lakukan selama ini. Semuanya, Ahri tahu semuanya.
Ahri tak sampai hati untuk mengatakan yang sebenarnya pada Dokter Lee. Bahwa sebenarnya Daybi berada di Seoul, bukan Kanada. Bahwa sebenarnya Daybi sama sekali tidak melanjutkan kuliahnya disana namun disini.
Alasannya, Ahri tidak pernah tahu mengapa Daybi melakukan semua itu. Mengapa ia membohongi Dokter Lee, yang notabene sudah bagaikan ayah kandungnya sendiri. Bagaimana Dokter Lee menghasilkan uang dan menggunakannya untuk membesarkan mereka, hingga pendidikan pun dibiayai.
Ahri masih jelas hari itu, bagaimana ia bertemu pertama kali setelah sebulan kepergian Daybi yang katanya ke Kanada.
⚪⚪
Saphire Cafe, Seoul.
15.47 PM"Capuchino, satu." Ucap rekan kerjanya yang menjaga bagian kasir, membuat Ahri segera membuat minuman tersebut.
Ahri memang bekerja part-time di sebuah cafe. Bukan berarti uang yang diberikan Dokter Lee tidak cukup, namun ia hanya tidak ingin memberi tanggungan yang cukup besar untuk Dokter Lee. Jelasnya, Ahri merasa dirinya sudah begitu menyusahkan Dokter Lee sejak dari kecil.
"Nona Claire." Panggil Ahri saat minumannya telah selesai dibuat.
Matanya terpaku ketika sosok itu bangkit dari kursinya dan bagaimana ia melangkah dengan menunduk tanpa melepaskan pandangannya dari gadget yang ia genggam.
"Eonnie." Lirih Ahri pelan, namun sangat jelas terdengar oleh seseorang bernama Nona Claire tersebut.
Atau kalian bisa menyebutnya Jung Daybi.
Ia mengangkat wajahnya, ekspresinya sama kagetnya dengan Ahri sekarang. Bahkan ponselnya terjatuh ke lantai menimbulkan suara gaduh yang cukup menggema di seisi cafe yang lumayan sepi tersebut.
"Sial, paling tidak seharusnya aku ke Jepang." Ucap Daybi pelan.
⚪⚪
"Kenapa Eonnie membohongi kami?" Tanya Ahri memecah keheningan. Namun Daybi hanya menyesap kopinya pelan, tenang.
"Kau mau jawaban jujur atau bohong?"
"Aku sedang tidak main-main, Eonnie!" Pekik Ahri kesal bahkan nafasnya memburu sekarang. Daybi hanya menaikan sebelah alisnya, seakan reaksi Ahri barusan berlebihan menurutnya.
"Baik, kalau begitu kau meminta jawaban jujur." Kata Daybi sambil bersandar pada pembatas rooftop.
"Karena aku ingin." Lanjut Daybi membuat Ahri mengepalkan tangannya erat.
Mendengar jawaban main-main kakaknya ia mendekat dan mencengkram erat kemeja kakaknya yang hanya lahir beberapa detik lebih dahulu darinya.
"Daybi, aku tidak main-main." Ucap Ahri tanpa menggunakan kata formal lagi pada kakaknya itu.
"Apaan sih? Jauhkan tangan hinamu itu dari bajuku. Ini baju mahal, nanti ketularan jelek sepertimu." Kata Daybi sambil menepis tangan Ahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]
Fiksi PenggemarNO CHILDREN (NC) **info** BEBERAPA PART YANG MENGANDUNG UNSUR 17+ DIPROTECT, HANYA FOLLOWERS YANG BISA MEMBACA. cerita ini pernah di publish sebelumnya dengan judul yang sama. namun terjadi perubahan plot secara besar-besaran, tapi sama sekali tidak...