ps. 11 { just go }

812 61 7
                                    

Sebulan sudah sejak Ahri dan Seunghyun memutuskan untuk tidak lagi berhubungan satu sama lain. Hidup mereka yang jelas tak penah lagi sama setelah itu.

Seunghyun.

Walaupun Daybi masih bersikeras menerima pria itu apa adanya, namun Seunghyun merasa cukup menjalin hubungan dengan wanita itu. Bersama Daybi, hanya akan mengingatkan Seunghyun bagaimana luka yang dia torehkan pada Ahri. Seunghyun berfokus pada novelnya yang hampir selesai, sambil menimang-nimang tawaran Aboeji, soal mengurus perusahaan keluarga.

Ya, cara satu-satunya bagi Seunghyun untuk bisa melupakan Ahri adalah pergi jauh-jauh dari kehidupan gadis itu. Kalau perlu meninggalkan Seoul. Karena, setiap inchi kota Seoul seakan mengingatkan Seunhyun pada gadis itu.

Ahri.

Ia sudah pulang dari rumah sakit. Ia mulai kembali dengan rutinitasnya, tak lupa dengan mengambil cuti kuliahnya.

Hubungannya dengan Jiyong, lumayan membaik hanya saja pria itu sudah menjadi sosok yang berbeda. Jiyong seakan menjaga jarak dengan Ahri, dan Ahri tidak pernah menyalahkan sikap dan keputusan Jiyong. Ia berhak dan patas menerimanya.

Juga Daybi yang tidak pernah menghubungi Ahri setelah itu. Bahkan saudarinya itu tak segan untuk mengganti nomor ponsel dan segala akses yang bisa Ahri hubungi. Untungnya, Ahri masih memiliki Dokter Lee yang setia bersama dengannya dalam keadaan apapun.

Dan, anaknya. Setidaknya itu yang menguatkan Ahri bahwa ia harus tetap melanjutkan hidupnya, karena ia membawa satu nyawa lain tak berdosa.

Ahri melakukan kerja part-time seperti biasa. Walaupun tengah mengandung, Ahri yakin masih bisa bekerja untuk meringankan tanggung jawab Dokter Lee. Ibu hamil perlu makanan bergizi, susu hamil dan semacamnya. Ahri hanya tidak ingin membebankan Dokter Lee walau Dokter Lee bilang ia tidak keberatan sama sekali.

"Ahri, pesanan meja nomor tiga. Tolong diantar." Kata Shim Chef dari arah pantry.

"Ne, Chef!" Ahri segera menaruh dua menu hidangan main dish di atas nampan dan membawanya dengan hati-hati namun cekatan. Ia melangkahkan kaki jenjangnya ke meja nomor tiga, dekat dengan pintu masuk.

"Pesanan, anda." Kata Ahri dengan ramah sambil menaruh makanan tersebut di atas meja dan segera kembali ke sekitar dapur untuk menghidangkan makanan selanjutnya.

Tidak perduli sebegitu melelahkannya pekerjaan ini, namun Ahri harus bertahan. Bukan untuk dirinya, namun untuk anak yang berada dalam kandungannya.

⚫⚫⚫⚫

"

Masih ada dua minggu sebelum anda benar-benar pergi dari sini, Tuan Muda."

Tangan Seunghyun terhenti di udara. Ia menghela nafas panjang dan menutup laptopnya. Memandang Sekretaris Kim yang tiba-tiba saja duduk dihadapannya, tanpa ia sadari.

"Ya, aku ingat. Dan jangan membuatku terkejut dengan kemunculanmu tiba-tiba seperti ini, Sekretaris Kim."

Sekretaris Kim sedikit membungkuk sebagai tanda permintaan maafnya. Seunghyun menyesap kopi hitam pekatnya dalam diam.

"Apa Tuan Muda sudah menyiapkan segalanya?"

Seunghyun melirik pelan.

"Kukira, begitu." Jawab Seunghyun terdengar tak yakin.

Sekretaris Kim terdiam, menyadari kegundahan dalam hati Tuan Mudanya. Sepanjang Sekretaris Kim bekerja untuk keluarga Choi, ia tahu bagaimana Tuan Choi mengajarkan kedua anaknya untuk selalu menjawab dengan tegas. Tuan Choi termasuk orangtua yang cukup keras dalam urusan mendidik. Melihat keraguan dalam jawaban Seunghyun, Sekretaris Kim menebak kalau ada sesuatu yang memberatkan langkah Tuan Mudanya itu.

PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang