Seunghyun membuka matanya perlahan, menatap Ahri yang berada dalam dekapannya. Rasanya sangat nyaman dan menenangkan. Bahkan lebih menenangkan daripada sebuah teh hijau hangat di pagi hari. Perlahan Seunghyun mengangkat lengan kanannya yang dijadikan Ahri sebagai bantal kepalanya, berusaha sebesar mungkin untuk tidak membuat Ahri terbangun. Saat berhasil, ia bisa merasakan bagaimana lengannya terasa kebas. Namun bukan hal besar, asalkan bersama Ahri.
Seunghyun hendak pergi ke kamar mandi, saat sebuah decit pintu berderit membuat langkahnya terhenti. Jantungnya tercekat saat mata mereka bertemu. Seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan saat kau membuka mata. Seunghyun berpandangan dengan Dokter Lee yang sama sekali memberikan pandangan tak bersahabat.
"Lama tak bertemu, Dokter Lee." Sapa Seunghyun, berusaha untuk tetap tenang. Dokter Lee sama sekali tak merespon. Matanya beralih menatap Ahri yang masih berada di atas bangsal dan beralih menatap Seunghyun. Lalu ia seakan memberi kode bahwa ada yang ingin dibacarakannya, namun tidak disini.
⚫⚫⚫⚫
Dokter Lee menatap Seunghyun yang berada dihadapannya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun sedangkan Seunghyun, pria itu lebih memilih menatap satu cup kopi hitam dalam genggamannya dengan asap yang mengepul. Kalau Seunghyun terbiasa untuk tidak merasa takut akan hal apapun, hari ini seakan berbalik. Seunghyun merasakan jantungnya berdegup lebih cepat, ia merasa diintimidasi dengan tatapan Dokter Lee.
"Kenapa kembali?"
Dua kata, satu pertanyaan singkat. Namun Seunghyun merasa lidahnya kelu dan tenggorokannya terasa sangat kering. Bahkan untuk membuka mulut saja terasa sulit, seakan kata yang ingin kau ucapkan saat itu tertahan.
Seunghyun bisa mendengar bagaimana Dokter Lee menghela nafasnya panjang, "Apa kau merasa dirimu pantas untuk datang kembali setelah apa yang kau lakukan pada Ahri?" Dokter Lee menyandarkan punggungnya pada kursi dan sekedar memijat pelipisnya pelan yang terasa berdenyut, "Apabila kedatanganmu untuk kesekian kalinya hanya untuk menyakiti Ahri, aku rasa kau tahu apa perintahku selanjutnya."
Dokter Lee yang merasa cukup dengan pembahasan itu memilih beranjak dan meninggalkan Seunghyun yang masih terpaku di tempatnya. Seunghyun tahu, semuanya tidak akan pernah semudah saat pertama kali ia bertemu dengan Dokter Lee. Untuk meyakinkan ayah angkat Ahri itu sekali lagi dan meruntuhkan tembok untuk mengetuk pintu hati Dokter Lee tidak akan pernah semudah dulu.
⚫⚫⚫⚫
Dokter Lee masuk ke dalam kamar Ahri dan menemukan Ahri sudah terbangun di tempat tidurnya dan menatap Dokter Lee dalam diam. Dokter Lee hanya bisa menghela nafas panjang mendapat tatapan seperti itu oleh Ahri, tatapan yang seakan meminta penjelasan.
"Dokter pasti berbicara dengan Seunghyun, kan?" Tanya Ahri memecah keheningan. Dokter Lee duduk di samping bangsal tempat tidur Ahri. Untuk kesekian kalinya, ia menghela nafas untuk hari ini.
"Ya." Jawabnya singkat.
"Apa Dokter juga menyuruhnya untuk berhenti disini?" Ada rasa kekhawatiran terasa jelas saat Ahri mengatakannya. Kali ini Dokter Lee hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Dan, ketakutan Ahri semakin nyata. Saat mereka memiliki kesempatan untuk bertemu dan memperbaiki segalanya. Saat Ahri mengira, ia bisa menciptakan akhir yang bahagia untuk kehidupannya sendiri walau mungkin hanya sementara, nyatanya akan selalu ada rintangan yang dihadapi Ahri dan Seunghyun.
"Kamu gak tahu, Ahri. Bagaimana kalau dia datang hanya untuk menyakiti hatimu lagi? Memporakporandakan kehidupanmu, sama seperti kemarin? Apa kamu dapat menjamin dia tidak akan melakukannya untuk kesekian kalinya? Dokter menyayangimu. Melihatmu hancur seperti kemarin, sama saja membunuh perasaan Dokter sendiri." Tutur Dokter Lee dengan nada frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]
FanfictionNO CHILDREN (NC) **info** BEBERAPA PART YANG MENGANDUNG UNSUR 17+ DIPROTECT, HANYA FOLLOWERS YANG BISA MEMBACA. cerita ini pernah di publish sebelumnya dengan judul yang sama. namun terjadi perubahan plot secara besar-besaran, tapi sama sekali tidak...