Part 2

2.7K 191 0
                                    

Grace bersyukur, setelah terakhir teman mamanya datang beserta keluarganya itu, belum ada lagi teman mamanya yang datang ke rumah berkunjung. Bisa dibilang Grace ini agak anti social. Dia bukannya gak mau bergaul, tapi dia butuh waktu untuk bergaul dengan orang baru. Jika sudah kenal dan merasa nyaman dengan temannya, ia akan menjadi sosok yang bawel.

Grace yang baru saja keluar dari kelas mata kuliah sebelumnya, menuju taman kampus menunggu temannya, Diana, yang sudah janjian untuk pergi ke kelas mata kuliah berikutnya bersama.

"Kaaaa. Pinjem pr lab dong.", ucap Diana.

"Gak ngerjain lagi?", ucap Grace pada Diana sembari menyerahkan pr nya pada Diana.

Diana memanggil nama belakang Grace, karena ada teman mereka juga yang bernama Grace, jadi biar gak ketuker, Grace di panggil Alika.

"Ya udah jalan ke depan kelas aja yuk. Di sini udah kayak pasar, rame banget jem pergantian kelas. Nyalin di depan kelas aja kayak biasa.", ucap Grace pada Diana.

"Iyah bawel", ucap Diana sambil merapikan barang-barangnya.

Setelah selesai kelas lab akuntansi, mereka berdua berpisah karena kelas mereka berbeda akibat waktu pengisian jadwal kelas mereka terpisah. Jadi tidak semua jadwal mereka bareng. Untungnya tidak semua kelas Grace sendirian, setidaknya masih ada beberapa yang ia kenal di kelas lainnya.

Bryan yang sedang berjalan menuju ruang dosen, dari jauh melihat seseorang yang ia rasa kenal sedang berjalan ke arahnya. Bryan berniat untuk memanggilnya dan memasang senyum terbaiknya terlebih dahulu. Senyum yang mampu membuat gadis-gadis berteriak histeris. Bisa dibilang Bryan Gunawan Permana merupakan sosok pria idaman. Di usia yang tergolong muda 24 tahun, memiliki postur yang atletis, tinggi, putih, tampan layaknya aktor korea plus berhasil merintis usahanya sendiri yang sudah ia mulai sejak awal masa kuliah S1 nya.

Saat berpapasan dengan gadis tersebut, ia tersenyum pada gadis itu, tapi gadis itu hanya melihat sekilas lalu tetap berjalan lurus tak peduli, seperti tidak mengenalinya. Bryan merasa tidak salah mengenalinya. Ia yakin bahwa gadis itu adalah Grace, anak teman mamanya, tante Indri.

"Sombong banget! Tapi apa gara-gara waktu malem itu gak sengaja liat dia yah cuma pake handuk.", batin Bryan.

Bryan pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju ruang dosen.

"Itu orang tadi siapa yah, senyum-senyum. Ganteng banget. Pernah liat kayaknya. Tapi siapa? Apa pernah liat aja kali yah. Mungkin juga dia senyum sama orang lain, kebetulan aja gue lewat. ", batin Grace.

============================================================================

"Hallo kak Indro. Numpang yak, anggep aja gue gak ada di sini. Kalau mau pacaran silahkan. Udah biasa jadi nyamuk.", ucap Grace yang menghampiri pacar kakaknya yang menunggu di depan parkiran kampus.

"Grace, nama orang bagus-bagus di ganti mulu. Apa perlu kita kenalan lagi. Kalau kayak gini, tiap ketemu lo gue mesti bikin tumpengan buat ganti nama.", ucap Diandro, pacar Rita.

"Rita nya belom kelar bimbingan yah?", ucap Grace.

"Belom Grace bawel, katanya sih ben..", ucap Diandro sembari mengacak pelan rambut Grace yang tiba-tiba terpotong karena ada memanggil namanya.

"Diandro", teriak seseorang dari jarak yang agak jaub sambil berlari kecil ke arah Grace dan Diandro.

"Hai Yan. Apa kabar lo bro?", ucap Diandro saat temannya sudah sampai ke depan Grace dan Diandro.

"Baik bro. Ngapain bro ke kampus? Kuliah lagi?", ucap pria tersebut.

"Jemput cewek gue. Gue gak serajin dan sejenius lo lah. S1 udah cukup buat gue. Bisnis gue ntar gak ke urus. Gak kayak lo, niat lanjut S2, bisnis masih bisa tetep jalan meskipun gak dikontrol terus.", balas Diandro.

FORGETFUL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang