Part 4

2.2K 167 0
                                    

"Alikaaaa. Lo ga pa pa kan?", ucap Lia yang segera menghampiri Grace bersama Diana yang sedang duduk lesehan di lantai sebelas depan Perpustakaan yang terkenal sepi. (Untuk mengingatkan kembali, bahwa Grace di kampus dipanggil nama belakangnya Alika karena teman mereka juga ada yang bernama Grace.)

"Sumpah, pengen gue labrak tuh si Feli. Alika kan anak baik-baik, dituduh macem-macem. Gak ada otak yah tuh anak. Tenang ka, gue bakal bikin perhitungan sama dia.", ucap Alona yang memiliki nama depan Grace juga. Teman-teman se-geng mereka yang lain pun juga muncul menghampiri Grace dan Diana. Setelah sampai di lantai sebelas ini, Diana langsung memberitahukan pada teman-teman se-geng-nya itu melalui group chat mereka. Alhasil, sekarang pada semua temannya yang tergabung dalam geng mereka langsung ke lantai sebelas menghampiri mereka. Bahkan ada yang nekat keluar kelas yang tidak lama baru dimulai ketika mengetahui kabar tentang Grace itu. Grace masih merasa beruntung punya teman-teman yang perhatian dan sangat peduli padanya.

"Gila yah tuh cewek, Feli itu yang dandanannya lebai, norak dan ngalahin ibu-ibu pejabatkan?", ucap Ray yang langsung duduk di samping Grace masih menunduk menangis dalam posisi melipat lutut.

"Udah kita labrak aja ramai-ramai. Beraninya dia macem-macem sama kembaran gue!", ucap Alona kembali. Grace suka menyebut Alona kembarannya karena mereka berdua memiliki nama yang sama. Tapi secara fisik mereka berbanding terbalik, Alona cantik sekali, tubuhnya bak model. Sedangkan Grace tubuhnya berisi.

"Udah guys, jangan. Mungkin dia cuma salah paham saja. Mending lo semua balik kelas gih. Jangan alasan gara-gara gue, lo orang cabut dari kelas yah. Gue tau niat kalian mau bolos.", ucap Grace yang sudah mulai merasa jauh lebih tenang sekarang.

"Alika, lo terlalu baik jadi orang. Tapi lo gak baik sama kita-kita. Sesekali boleh lah kita bolos sama lo. Lo juga bolos kan. Kapan lagi liat seorang Alika bolos kelas. Ini kan sesuatu yang patut untuk dirayakan. Kalau perlu pesta tumpeng", ucap Ray cemberut seolah-olah seperti anak kecil yang marah.

"Ah, ya ampun Ray. Iya deh, sini-sini gue peluk. Kita bolos ramai-ramai deh ya. Tapi kalau pada mau balik ke kelas juga ga pa pa sih. Yang bolos udah ayookk, tapi jangan stay di kampus yah. Ke tempat nongkrong biasa aja yah. Dan satu hal, please kalian jangan ngelabrak Feli, gue gak mau masalah kecil jadi makin besar.", ucap Grace sambil memeluk Ray, teman dari semasa SMA-nya itu dari samping. Teman-teman Grace pun mengiyakan pemintaan Grace dan memilih untuk bolos dari kelas mereka masing-masing. Mereka berusaha untuk menghibur Grace. Grace pun beranjak menuju ke parkiran di halaman kampus dalam pelukan Ray dan Diana. Tanpa disadari ada sepasang mata yang mengawasi kegiatan mereka dari kejauhan.

=================================================================================================

Semenjak kejadian itu, Grace tidak pernah melihat Feli hadir di kelas lab tersebut maupun teori. Namun absen nya selalu terisi. Mungkin temannya membantu ia untuk absen di kelas. Grace pun berusaha menjaga jarak dengan Bryan. Kalau perlu, saat selesai mengumpulkan tugas ia selalu minta Diana untuk menemaninya ke dalam ruangan asdos untuk meletakkan di atas meja Bryan lalu segera beranjak dari sana. Sampai di kelas pertemuan akhir semester tersebut, Grace juga belum bertemu dengan Feli lagi sekalipun. Ia hanya bicara dengan Bryan berkaitan dengan tugas yang dikumpul, itupun ia selalu ditemani Diana, tidak pernah sendirian. Grace yang sedang duduk sendirian menunggu di tangga halaman menuju parkiran dikejutkan oleh suara yang tak asing lagi di telinganya.

"Hai Grace. Lagi ngapain?", ucap pria tersebut yang sudah duduk di sebelah Grace.

"Eehh.. Hai Bryan. Lagi nunggu Rita bimbingan skripsi.", ucap Grace sambil memandang ke sekelilingnya dan bergeser sedikit menjauh untuk memberi jarak di antara mereka.

"......" Kemudian hening sesaat

"Grace, gue mau minta maaf soal kejadian dulu. Gue gak nyangka Feli bakal berbuat gitu sama lo.", ucap Bryan yang memecah keheningan tersebut.

FORGETFUL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang