Part 3

2.3K 187 1
                                    

Sudah 1 bulan semenjak Bryan mampir di rumah Grace, Grace tidak pernah melihat Bryan lagi ke rumahnya. Tapi kalau di kampus, Grace juga sepertinya tidak melihatnya. Secara beda gedung. Karena setelah satu minggu tidak bertemu dengan Bryan lagi, Grace sudah lupa lagi dengan wajah gantengnya Bryan.

"Woiii ka, hari ini asdos yang ngajar ganti kan?", ucap Diana pada Grace yang sedang duduk lesehan di depan kelas menunggu jam pergantian kelas selesai.

"Oh iya yah, terakhir kak Febby bilang setelah UTS bukan dia yang ngajar lagi yah. Semoga aja gue ngerti entar apa yabg diajarin asdos baru. Semoga nilai UTS juga keluar hari ini.", ucap Grace

"Pasrah gue ama nilai UTS, nilainya masih entaran kali keluarnya. Paling minggu depan. Semoga yang ngajar ganteng deh. Lumayan sambil belajar mumet sambil cuci mata.", ucap Diana

"Sini, mata lo gue cuci aja sekarang pake air nih.", ucap Grace sambil hendak membuka botol air mineral di sampingnya.

Tak perlu menunggu waktu lama setelah jam pergantian kelas selesai, datanglah seseorang bertubuh tegap membuka ruangan kelas lab akuntansi mereka. (Kelas lab ini bukan semacam percobaan kimia atau biologi yah. Tapi lebih ke arah kalau dosen lebih menjelaskan teori, sedangkan kelas lab itu di ajar oleh asisten dosen untuk menjelaskan praktik nya, pembahasan contoh soal dan perhitungannya.)

Grace cukup keheranan, biasa yang masuk ke kelas lab ini pada santai-santai seperti enggan masuk kelas, tapi sekarang saat dia baru bangkit dari tempat dia duduk lesehan, justru sudah pada berebut masuk kelas.

"Buset, pada kesambet apa nih hari, tumben rebutan masuknya.", batin Grace saat menunggu giliran masuk kelas terakhir. Kalau sudah ramai begini, Grace berpikir tidak ada gunanya rebutan masuk, hanya berdesak-desakan saja. Ada kemungkinan besar kalau rebutan masuk, kursi di depan akan kosong, karena mahasiswa lain akan memilih duduk di belakang.

Alangkah terkejutnya Grace saat sudah masuk kelas, justru hanya tersisa kursi di belakang. Grace hanya bisa pasrah.

"Tumben bener deh hari ini kursi depan penuh. Ya udah lah sekali-kali di belakang. Nyalin pembahasannya aja, ntar pahamin sendiri aja deh", batin Grace saat melihat ke dalam kelas.

Setelah menempelkan pantatnya di kursi paling belakang yang tersisa bersama Diana, tidak lama kelas pun dimulai. Grace pun mengeluarkan kacamatanya mau tak mau, karena matanya minus. Terjawab sudah alasan mengapa hari ini teman sekelasnya rebutan masuk kelas. Yang mengajar ternyata ganteng banget, tubuh tegap atletis dengan kemeja yang semakin menunjukkan tubub atletisnya. Pria tersebut menuliskan namanya di white board kelas. Bryan Gunawan Permana.

"Bryan? Anaknya tante Santi? Sama aja kali yah namanya. Nama Bryan kan pasaran.", batin Grace

"Alika, yang ngajar ganteng. Doa gue terkabul hari ini. Betah deh gue ama nih kelas.", ucap Diana yang hanya dibalas dengan senyuman ala kadarnya oleh Grace.

"Mulai hari ini saya yang akan menggantikan Febby mengajar kelas ini. UTS sudah saya koreksi. Nilainya saya akan bacakan sembari menyebutkan nama untuk perkenalan dengan kalian. Yang namanya saya sebut silahkan mengacungkan tangan.", ucap Bryan.

Ucapan tersebut disambut riuh oleh para mahasiswa yang enggan nilainya disebut bersamaan dengan namanya.

"..... ..... ... Diana Wijaya 56, nah yang berikutnya nilainya paling tinggi di kelas ini. Grace Alika 90. Kalau begitu, Grace yang akan menjadi ketua tingkat di kelas ini, semua tugas dari saya akan dikumpulkan kepada Grace, dan kalau saya berhalangan hadir, akan saya beritahu melalui Grace. Grace nanti selesai kelas, kamu menghadap saya di ruangan asdos.", ucap Bryan yang diikuti oleh pandangannya serta mahasiswa lainnya ke arah Grace yang mengacungkan tangannya saat namanya disebut.

FORGETFUL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang