Grace menjalankan aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Melakukan rutinitas dan tanggung jawabnya lalu pulang dan menikmati me time nya.
Bryan juga melakukan aktivitasnya seperti biasa. Bekerja lalu pulang unyuk beristirahat dan bersantai.
Sebenarnya Bryan berusaha untuk mendekatkan diri pada Grace, namun Grace menutup diri dan menarik garis untuk menjauh dan bicara seperlunya pada Bryan.
Bryan mendekatkan diri pada Grace bukan hanya karena merasa ia harus mendekatkan diri pada orang yang katanya sudah menjadi tunangannya, tapi entah mengapa ia ingin selalu berada di samping Grace, memperhatikan dan melindunginya.
Sedangkan Grace masih ragu dan takut mengenai dirinya yang katanya sudah bertunangan dengan Bryan yang bisa dikatakan perfect. Ia terlalu takut bahwa sebenarnya Bryan punya kekasih lainnya dan nanti Grace lebih tersakiti.
Ingatan mereka berdua hingga kini belum ada yang pulih. Bryan masih belum bisa mengingat masa lalunya sedikit pun. Grace tidak dapat mengingat kejadian sekitar satu setengah tahun terakhir.
Bryan sempat menawarkan Grace agar pulang pergi kerja bersama, bahkan ke dua orang tua Grace juga menyuruh Grace agar pergi dan pulang bekerja bersama Bryan, namun Grace menolak.
Pikiran Grace masih sama, lebih baik pulang pergi kerja sendiri selama bisa sendiri. Lagi pula ia tidak ingin merepotkan orang lain dan ia merasa asing dengan Bryan. Dari pada seperti orang bodoh, hanya menumpang. Grace lebih memilih untuk pulang pergi kerja sendiri. Tidak usah pusing memikirkan apa yang harus dibicarakan dengan Bryan selama di dalam kendaraannya.
"Grace, bareng aku aja yuk pulangnya. Kita kan searah, bahkan rumah kita sebelahan. Kayaknya hari ini bakal hujan juga. Mending bareng aku", ucap Bryan dari dalam mobilnya saat melihat Grace menunggu di depan kantor.
"Gak usah Bry. Aku udah pesan ojek. Udah jalan juga bapaknya. Kasihan kalau di cancel, tau-tau udah nyampe sini. Btw, thanks buat tawarannya", ucap Grace.
"Ya udah, aku temenin deh sampai ojeknya dateng. Aku parkir mobil dulu.", ucap Bryan.
"Gak, gak. gak usah Bry. Kamu kalau mau pulang, pulang aja. Gak usah nungguin aku. Bentar lagi juga bapaknya sampai. Lagi pula kamu naik mobil pasti macet. Aku yang naik motor bisa nyelip-nyelip", ucap Grace.
Bryan kemudian melajukan mobilnya, Grace berpikir bahwa Bryan benar-benar sudah pergi pulang duluan. Tapi tiba-tiba Bryan muncul kembali di hadapan Grace.
"Loh Bry! Kamu bukannya udah balik? Kok masih di sini?", ucap Grace terkejut.
"Tadi aku cuma parkir mobilku Grace. Parkirnya agak jauh.", ucap Bryan.
Selesai Bryan mengucapkan kalimatnya, hujan pun mengguyur tempat mereka menunggu, membuat Bryan otomatis langsung menarik Grace ke dalam kantor untuk berteduh.
Tak lama handphone Grace pun berdering.
Kringg.. Kringg.. Kringg..
Grace segera mengangkat telepon masuk tersebut. Terlihat sedikit rajut kecewa di wajah Grace namun ia juga tidak tega jika memaksa.
"Kenapa Grace?", tanya Bryan.
"Ojek nya gak bisa dateng. Hujan. Bapaknya cuma ada jas hujan buat dirinya sendiri. Jadi dia gak jadi narik. Dia minta tolong buat di cancel orderannya", ucap Grace masih sambil mengotak atik handphone nya untuk membatalkan pesanan ojek online nya.
"Oohh.. Ya udah kamu bareng aku aja pulangnya. Kan bapak ojeknya juga gak bisa jemput. Daripada kamu hujan-hujanan naik motor.", ucap Bryan.
"Gak usah Bry. Aku tunggu aja di sini, sampai nanti reda hujannya. Mungkin bentar lagi hujannya reda.", ucap Grace.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGETFUL LOVE
RomanceNyokap tuh nyebelin banget. Masa setiap temennya dateng pasti berujung dengan kalimat "Gimana kalau anak kita dijodohin?". Emang gue gak laku? Yah walau kenyataannya gue belom pernah pacaran dan gak ada cowok yang deketin gue. Gue juga sadar diri ka...