"Grace! Kamu mau ke mana? Kamu belum jawab pertanyaan papi. Jadi apa pilihan kamu?", ucap papa Grace.
"Grace mau nganter Bryan ke kamar pi, Bryan butuh istirahat.", ucap Grace.
"Jadi?", tanya mama Grace.
"Iyah mi, Grace mau nikah sama Bryan.", ucap Grace.
Bryan sangat senang begitu mendengar ucapan Grace, langsung memeluk Grace lalu mengecup keningnya.
"Kamu apaan sih Bry, ada papi mami sama Rita tahu.", ucap Grace dengan wajah memerah.
"Makasih yah Grace.", ucap Bryan masih memeluk Grace erat.
Rita yang melihat mereka berdua kemudian berdehem.
"Serasa dunia milik berdua yah mi, yang lain cuman ngontrak di sini.", ucap Rita.
"Apaan sih? Tapi Grace punya syarat.", ucap Grace membuat semuanya menoleh ke arah Grace.
"Grace gak mau nikah dalam waktu cepat, paling cepat dua tahun lagi Grace baru mau married.", ucap Grace yang sudah lepas dari pelukan Bryan.
"Gak bisa Grace. Mami bakal tentuin tanggal pernikahan kalian secepatnya, niat baik jangan ditunda. Mami bakal rundingin secepatnya sama mama nya Bryan. Mami takut kalian tahu bakal married malah kalian khilaf duluan", ucap mama Grace.
"Mi, Grace juga tahu diri kali mi. Bryan juga.", ucap Grace kesal.
"Namanya khilaf Grace. Sudah kalian tahu beres saja. Nanti mami omongin dulu sama mama Bryan. Lagipula gak ada bedanya kalian menikah tahun ini ataupun tahun depan kan?",ucap mama grace sambil mengeluarkan handphonenya dari dalam tasnya.
"Udahlah mi, jangan bahas dulu, Grace mau nganter Bryan ke kamar buat istirahat dulu.", ucap Grace segera membawa Bryan ke kamarnya.
Setelah sampai di kamar Grace, dengan pintu setengah terbuka, Grace membaringkan Bryan di atas tempat tidurnya. Grace kemudian mengambilkan selimut baru untuk Bryan.
"Grace, kamu kenapa gak mau married cepet sama aku?", tanya Bryan.
"Sejujurnya aku belum siap Bry, aku masih takut, apakah aku mampu buat ngejalanin semuanya. Even Rita yang sudah lebih lama tunangan dan pacaran sama kak Diandro bahkan lebih tua dari aku walau cuma satu tahun, sampai sekarang aja belum memutuskan untuk married.", ucap Grace yang kini sudah mulai berkaca-kaca.
Bryan kemudian bangkit dari posisi tidurnya, duduk merangkul Grace.
"Aku yakin kamu bisa Grace. Kamu gak usah takut. Kita nanti sama-sama belajar Grace. Kamu secara gak langsung sudah memenuhi tugas kamu seperti seorang istri dengan mau ngerawat aku, waktu makan sama kamu di Puncak pasti kamu siapin buat aku. Aku sudah terbiasa dengan perlakuan kamu itu meski baru beberapa hari. Aku ingin setiap hari selalu bareng kamu, ngabisin waktu sama kamu. Aku gak mau kehilangan moment sama kamu Grace.", ucap Bryan sambil menatap Grace dan mengelus lembut wajah Grace.
"Sudahlah Bry, kita jangan bahas ini dulu yah. Yang penting sekarang kamu istirahat dulu yah. Nanti aku yang kabarin kak Deny kalau kamu gak masuk kerja hari ini.", ucap Grace sambil menempelkan punggung tangannya ke wajah Bryan yang sudah kembali merebahkan diri di atas tempat tidur.
Tak lama Bryan sudah tertidur pulas. Grace kemudian mengecup kening Bryan lalu pergi keluar meninggalkan kamarnya menuju dapur.
Sekitar setengah jam kemudian Grace kembali ke kamar membawa satu nampan penuh. Kemudian ia membangunkan Bryan untuk makan bubur yang sudah ia siapkan. Lalu memberikan obat demam kepada Bryan dan menyuruh Bryan beristirahat kembali sambil mengompres Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGETFUL LOVE
RomanceNyokap tuh nyebelin banget. Masa setiap temennya dateng pasti berujung dengan kalimat "Gimana kalau anak kita dijodohin?". Emang gue gak laku? Yah walau kenyataannya gue belom pernah pacaran dan gak ada cowok yang deketin gue. Gue juga sadar diri ka...