Di mulmed ada lagunya lhooo...
Baca sambil dengerin lagu. :))⏪⏩
Jika hal yang membuatmu kuat adalah cinta, maka cinta terkuatmu ada pada Tuhan.
Rara memandangi secarik kertas yang berisi gambar denah lokasi tempat yang akan ia tuju. Ia senang sekali mendapatkan kertas penunjuk jalan itu, namun semua berubah disaat seorang pria berbadan tinggi besar dengan jubah hitam yang menutupi wajahnya mengambik secarik kertas itu dari tangan Rara dengan lembut. Terjadi tarik menarik kertas antara Rara dan pria itu, sayang beribu sayang kekuatan Rara tidak sekuat tarikan pemuda berjubah, kertas itu berhasil diambil oleh pria berbadan besar dan segera pergi meninggalkan sendiri Rara yang tengah menangis. Suasana semakin buruk, ketika hujan turun dengan lebat menguyur tubuh Rara yang berbalut gamis kesayangannya. Air matanya dan air hujan menjadi satu membasahi wajahnya yang sedih.Rara merasa ada yang menyentuhnya, ia langsung bangun dengan gelagapan dan memperhatikan tangan yang menyentuh lengannya. Matanya beralih pada seorang pria berbaju koko yang duduk dikursi roda. Senyum Rara mengembang melihat wajah yang selalu membuatnya nyaman selama ini, wajahnya memerah ketika Rasyid tersenyum tampan padanya.
"Kamu tidur lama banget" kata Rasyid sembari menjauhkan tangannya dari lengan Rara.
"Maaf ya, aku nggak tau". Rara menyibak selimut yang menghangatkan tubuhnya saat tidur dan mendekati Rasyid dengan duduk di pinggir kasur.
Rara membalas senyum. Ia menopang dagu dan memperhatikan setiap inci wajah Rasyid yang menurutnya perfect. Ia mengelus pelan rahang Rasyid dengan lembut dengan mata yang mengikuti arah tangannya. Rasyid mencengkeram tangan Rara dan mencium tangan istrinya itu, lalu ia memindahkan tangan ke dadanya. Rara bisa merasakan debaran jantung yang cepat dari dada Rasyid, kemudian ia terkekeh pelan melihat tingkah Rasyid yang selalu salting jika didekatnya, padahal mereka berdua sudah menikah.
"Ra, kita jalan-jalan ya. Udah seminggu kita tinggal disini, tapi nggak pernah kemana-mana" pinta Rasyid sembari melepas tangan Rara yang ditarik oleh pemiliknya.
"Iya, iya kita jalan-jalan. Apa sih yang enggak buat suami tercinta" goda Rara. Ia menarik senyum manis sambil mencubit pipi Rasyid yang terasa dingin. "Kamu belum minum obat ya?" Tanya Rara.
"Baru saja"
"Yaudah, kamu tunggu diluar. Aku mau ganti baju dulu"
Rasyid mengangguk dan memutar roda kursi rodanya untuk keluar dari kamarnya. Dengan cekatan, Rara mengganti pakaiannya dengan menggunakan hijab yang senada dengan gamisnya. Tidak sengaja ia menatap keluar jendela kamar yang tergambar langit mendung, entah kenapa ada gemuruh ketakutan yang menghiasi hati Rara, ia teringat mimipinya tadi. Bukan, Rara hanya ingin mimpi tadi bukan sebuah perpisahan tapi, sebuah takdir yang akan membawanya untuk tidak salah jalan.
Semoga ini bukan pertanda buruk darimu ya Rabb. Aku harus selalu positive thinking.
Rara berjalan menyusul Rasyid yang sudah berada didepan rumah. Untuk mengejutkan Rasyid, Ia menutup kedua mata prianya itu agar Rasyid tidak bisa melihatnya. Senyum jail terukir dibibir Rara, Rasyid menggenggam tangan Rara lalu ia melepaskan tangan tersebut dari matanya. Ia menengok kearah Rara yang sudah cantik dengan jilbab berwarna pink pastel. Tanpa ada aba-aba senyum terukir di kedua wajah pasangan itu, Rara mendorong kursi roda Rasyid dan membawanya menuju taman dekat rumahnya.
Sesampainya disana, taman hanya berisikan dua orang anak kecil yang bersepeda dan seorang lansia yang sibuk dengan buku bacaannya.
"Ternyata sepi" ucap Rara dengan nada lesu, ia membayangkan jika taman ramai akan manusia yang melakukan aktivitasnya, seperti olah raga, memotret atau aktivitas yang lain. Tapi apalah daya, jika itu yang sudah terjadi Rara hanya bisa memakluminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ra&Ra[SPIRITUAL-01]
Spirituale[On Editing] CERITA TIDAK URUT, MOHON DIPERHATIKAN URUTANNYA!! Tinggal di pondok? Tidak pernah terlintas sama sekali dalam benak Rara. Gadis belia itu yang sekarang berusia 18 tahun, yang baru saja pulang dari Amerika. Harus menjalani kehidupan yang...