Seorang lelaki muda mencoba berlari walau tertatih-tatih menembus gelapnya hutan.
Sekujur tubuhnya tampak berdarah, sebelah tangannya entah hilang kemana, ia terus berlari walau napasnya mulai terputus putus karena
Kelelahan dan kehilangan banyak darah.Dari kejauhan terdengar suara anjing hutan yang menambah ketegangan malam, di sertai rintik hujan yang membasahi permukaan bumi.
Sesekali pemuda itu menoleh panik ke belakang, seperti menghindari dan lari dari sesuatu.
Beberapa kali ia tersandung akar pohon dan terjatuh, dengan susah payah pemuda itu bangkit, keadaan tanah yang licin dan lembab semakin memperlambat geraknya.
Sampai akhirnya ia tersenyum ketika melihat jalan raya yang hanya berjarak sepuluh meter dari tempatnya berada.
Seketika ia mempercepat langkahnya, tapi baru beberapa meter ia melangkah, sesosok pria berjubah hitam menghalangi pandangannya.
Ia tersenyum lega karena mengira sosok berjubah itu adalah penolongnya, tapi seketika senyumnya memudar dan wajahnya semakin memucat kala melihat sosok itu memegang potongan tangannya dengan seringai menyeramkan.
Sosok berjubah itu melemparkan potongan tanganya ke hadapan lelaki itu, dan sebelum sempat ia berteriak sosok itu telah terlebih dulu mengayunkan kampak ke arah tubuhnya berkali kali, tubuh pria malang itu seketika roboh ke tanah, sebagian wajahnya terdapat luka besar menganga memperlihatkan sebagian tulang tengkoraknya, dengan leher yang hampir putus.
Dengan tenang lelaki itu berjongkok memandangi korbannya tanpa ekspresi, dia lalu meraih saku baju pria malang itu dan mengambil sebuah id card disana.
Pria itu membaca tanda pengenal yang tadi di ambilnya dari saku pemuda itu, dia tersenyum senang, dan lalu menyimpan dalam saku jubahnya.
Pria itu bangkit dan berjalan pergi meninggalkan korbannya yang tergeletak tak berdaya, tak berapa lama api membakar mayat pemuda malang tadi setelah lelaki itu melemparkan korek ke arah korbannya yang telah di siramnya dengan bensin.
Lelaki itu kembali berjalan di tengah rintiknya hujan, dengan siulan hasnya, sambil membawa kampak di tangannya...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love
Non-FictionCinta seharusnya indah Cinta seharusnya tulus Cinta seharusnya bahagia Cinta seharusnya tidak menyakiti Cinta seharusnya saling berbagi Cinta seharusnya menerima perbedaan Tapi dapatkah cinta bertahan, jika orang yang kau cintai tidak mengingink...