Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, semuanya harus ku lakukan dengan cepat, mungkin malam ini.
0o0
"She kau kenapa nak?" tanya Gloria khawatir, ketika mendapati paras anaknya yang nampak pucat.
"Tidak apa-apa Mam, She hanya sedikit pusing saja," ujar gadis itu menenangkan.
"Mama akan tetap memanggil dokter sayang, kau harus menjaga kesehatanmu," jawab Gloria sedikit memaksa.
"tapi Mam... "
"Tidak boleh ada bantahan," potong wanita itu tegas.
"Yes, Mam," jawab She pasrah.
"Ya sudah kau istirahat saja dulu, mama akan menyuruh pelayan membawakan makan siangmu ke kamar," ucap Gloria lembut sebelum berbalik pergi dari kamar Putrinya.
Gadis itu mencoba memejamkan matanya kembali sesaat setelah Gloria pergi, namun baru saja kantuk datang menjemput-nya, ia kembali di usik oleh suara ketukan di pintu kamarnya..
"Masuk saja," ucapnya sedikit serak. Tidak lama pintu terbuka, seorang pelayan muda masuk membawakan nampan berisi makanan dan segelas susu hangat, lalu meletakkannya di nakas samping tempat tidur, ia lalu menghampiri She untuk mengatur tata letak bantal supaya memudahkan She untuk duduk, meja kecilpun untuk meletakkan makanan telah di taruh di depan gadis itu.
"Terimakasih," ucap She lemah, pelayan itu hanya mengangguk sopan.
Setelah menyelesaikan tugasnya, pelayan itupun undur diri dari kamar She.
Tidak lama suara pintu di ketuk kembali, tanpa menunggu jawaban dari She pintu kamarnya kembali terbuka, menampilkan sosok mamanya bersama seorang dokter muda.
"Selamat siang Miss Sheron, bagaimana keadaan bahumu?" tanyanya sopan.
She mengernyitkan alisnya heran.
Bagaimana dokter ini bisa tahu? Apa Mam yang memberitahu ya.
Seolah tahu akan jalan pikiran anaknya, Gloria segera menjawab.
"Dia dokter yang telah mengoprasimu dulu She, tentu saja kau tidak mengetahuinya, karna kau pingsan saat itu," ucap suara lembut Mamanya.
"Dia juga anak dari dokter Frans, dokter yang bekerja pada keluarga kita."
"Mulai sekarang dokter Alex yang akan menggantikan tugas papanya dan bekerja pada keluarga kita," ucapnya rising.
"Mama juga baru tahu kalau dokter Frans memiliki putra tampan yang berprofesi sebagai dokter juga," jelasnya lagi.
Dokter muda itu hanya tersenyum ramah, ia lalu membuka tas hitam berisi perlengkapan tugasnya. mengeluarkan stetoskop untuk memeriksa gadis itu dengan teliti, setelah selesai ia memasukan perlengkapan tugasnya lagi ke dalam tas jinjingnya tadi.
"Anda tidak apa-apa Miss, hanya sedikit lelah dan masuk angin."
Dokter itu lalu menuliskan resep obat, dan menyerahkan-nya langsung kepada Gloria.
"Cepat sembuh ya," ucapnya kemudian, sebelum benar- benar pergi dari kamarnya. She hanya membalasnya dengan senyum tipis.
"Terimakasih dok," ucapnya kemudian, yang hanya di balas dengan anggukan.
Ruangan itu kembali hening karna Mamanya juga ikut keluar mengantar sang dokter, makan siangnyapun telah di bereskan oleh pelayan, tak lama setelah dokter muda itu pergi.
She kembali menenggelam-kan diri dalam selimut. Badannya agak menggigil dan kepalanya semakin pusing, ia mencoba kembali tidur walaupun sulit, setelah sekian lama akhirnya gadis itu terlelap juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love
Non-FictionCinta seharusnya indah Cinta seharusnya tulus Cinta seharusnya bahagia Cinta seharusnya tidak menyakiti Cinta seharusnya saling berbagi Cinta seharusnya menerima perbedaan Tapi dapatkah cinta bertahan, jika orang yang kau cintai tidak mengingink...