Nik menatap dengan datar kamar barunya di mansion itu, kamar ini bahkan tiga kali lipat luasnya dari kamarnya di paviliun dulu.
Tidak lama pintu kamarnya di ketuk dan muncul Gloria dengan senyumnya yang lembut, Nik kemudian membalasnya, raut wajahnya tampak tenang.
"Bagaimana Nik, kau suka kamarnya?" tanya wanita itu ramah.
"Iya tante, terimakasih." Jawab Nik sopan.
"Kau tahu She yang memilihkan dekorasi kamar ini, bahkan hampir semua barang-barang yang ada di sini adalah pilihannya." ucap Gloria sambil memandang keseluruhan kamar ini.
"Dia anak yang sangat manis," ucap wanita itu sambil tersenyum,
Nik kembali menundukkan kepalanya, seketika rasa sakit itu datang kembali.
"Baiklah tante pergi dulu, sampai nanti Nik." Ucapnya sebelum melangkah dengan anggun menuju pintu keluar dan menutup knop pintunya kembali.
Sekembalinya perempuan itu Nik masih tetap tertunduk dalam, setitik airmatanya jatuh dan membasahi lantai dingin di dalam kamar ini, sedingin hatinya yang haus akan cinta.
===============
Nik tampak kesal menatap She yang pagi-pagi buta sudah menganggu tidurnya, tidak tahukah dia bahwa Nik hanya tidur selama tiga jam, karna harus tetap terjaga untuk menemaninya ke bandara menjemput sepupunya Kenzo dan istrinya.
"Ada apa kau kesini?" Tanyanya dingin, She hanya tersenyum dan duduk di samping tempat tidur menatap dengan tenang Nik yang masih dalam posisi berbaring.
"Aku tidak bisa tidur." Jawabnya enggan.
"Astaga She, ini sudah pukul 03.00 dinihari, dan kau memasuki kamarku hanya untuk alasan itu?" Tanyanya kesal.
Gadis itu memberengut, "aku akan tidur disini," ucapnya santai sambil merebahkan tubuhnya di samping pria itu, kontan pemuda itu kaget dan langsung duduk dari tidurnya, tatapannya semakin tajam.
"Kau tidak takut aku akan membunuhmu ketika tidur." Ucapnya sinis, membuat She terpaksa membuka matanya kembali.
"Jika aku mati kau adalah tersangka utamanya, dan otomatis semua rahasiamu akan terbongkar," ucapnya sambil tersenyum tenang, She kembali memejamkan matanya.
"Tidurlah Nik, apa kau ingin terjaga sampai pagi." Ucapnya dengan mata terpejam, Nik dengan kesal merebahkan tubuhnya di samping gadis itu.
Aku bisa gila kalau begini
She lebih dulu terjaga dari tidurnya, dari sela-sela horden, tampak sinar mentari mengintip malu, gadis itu menoleh ke samping menatap Nik yang masih tertidur pulas, wajahnya tampak damai, siapa sangka kalau pemuda ini adalah orang yang sangat berbahaya.
Perlahan gadis itu menyentuh wajah Nik, menelusurinya hingga menyentuh rahang kokohnya, wajah gadis itu tampak sendu.
"Aku sungguh mencintaimu Arga, dan itu bukan kepura- puraan, seandainya kau memiliki perasaan yang sama denganku, aku tahu itu tidak mungkin, karna sejauh yang aku lihat hanya kebencianlah yang kau tujukan padaku, walau aku tak tahu apa alasanmu membenci diriku." Ucap gadis itu lirih, ia lalu bangkit dari tidurnya dan meninggalkan Nik yang masih terlelap.
Beberapa menit kemudian Nik terbangun, ia menoleh dan melihat kalau kasur di sebelahnya sudah kosong.
Baguslah, kalau gadis itu sudah pergi.
Ia lalu bangkit berjalan menuju ke kamar mandi, tidak lama kemudian pemuda itu sudah rapi dengan kemeja biru tua, di padu celana bahan berwarna gelap.
++++
"Kalian berencana pergi kemana?"tanya papa She yang sedang membaca koran paginya, ya mereka berempat baru selesai sarapan. Setelah menjadi kekasih She, Nik otomatis sarapan bersama dengan keluarga gadis itu.
"Kami berencana pergi ke pameran buku pa," jawab She sedikit manja.
"Hati-hati ya nak, Nik, tolong jaga She," ucap Gloria akhirnya.
"Iya tante, kami permisi sekarang." Ucap Nik akhirnya, yang dibalas anggukan dan senyum ramah kedua orangtua She.
Mereka pergi dengan mengendarai Cadillac hitam yang di kendarai langsung oleh Nik, mobil itu lansung melaju kencang meninggalkan halaman mansion yang sangat luas, para penjaga segera menutup gerbangnya ketika mobil itu berlalu pergi, dan kembali bersiaga di posisi mereka masing-masing.
Setengah jam setelah kepergian mereka Rido datang dengan tergesa.
"Ada apa Do, kenapa wajahmu sangat tegang?" Ucap papa She heran.
"Tuan nyonya, nona she dalam BAHAYA ...!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love
No FicciónCinta seharusnya indah Cinta seharusnya tulus Cinta seharusnya bahagia Cinta seharusnya tidak menyakiti Cinta seharusnya saling berbagi Cinta seharusnya menerima perbedaan Tapi dapatkah cinta bertahan, jika orang yang kau cintai tidak mengingink...