epilog

16.4K 625 37
                                    

"Papa!" Teriak seorang anak kecil yang berlari disamping perempuan muda yang kini  tengah hamil besar.

Anak kecil itu berlari menuju ke arah seorang pria yang sedang duduk sendiri di sebuah kafe, yang sejak tadi menarik perhatian kaum hawa disekitarnya.

Pria berwajah dingin itu menoleh ke arah sumber suara, seketika wajah dinginnya berganti hangat. Lelaki tampan itu segera bangkit dari duduknya, merentangkan kedua tangannya untuk menyambut bocah tampan yang memiliki replika wajah serupa dengannya, ia langsung menggendong anak kecil tadi sambil ikut tertawa.

She tersenyum memandang mereka dari kejauhan, dia terus berjalan hingga berada tepat dihadapan Aldo yang segera mengecup dahinya lembut, meninggalkan tatapan iri dari kaum hawa yang berada dicafe tersebut.

Arvan sudah turun dari gendongan Aldo dan kini duduk manis disalah satu kursi yang tersedia di sana.

"Kau sudah lama menunggu kami sayang?" Tanya She mesra.

"Belum begitu lama, sekitar lima belas menit." Jawab Aldo dengan nada tak kalah mesra.

"Tapi dalam rentang waktu lima belas menit, kamu telah menarik perhatian para gadis di sini." Jawab She sedikit cemberut.

Aldo tertawa ringan dan merangkul bahu istrinya penuh cinta.

"Tapi kamu tahu dengan pasti, hatiku hanya milikmu sayang," balas pria itu lembut.

"Pah," Aldo junior yang tak lain Putranya yang bernama Arvan, menarik ujung kemeja Aldo.

"Ada apa sayang," jawab Aldo sambil mengusap rambut putranya penuh perhatian.

"Kita kapan makannya Pah, arvan sudah lapar," rengeknya manja.

"Iya sayang, Papah sudah pesenin kok kesukaan Arvan, nasi goreng seafood kan?" Tanya Aldo lembut, Arvan mengangguk senang, matanya tampak berbinar ceria.

Tidak lama kemudian makanan pesanan merekapun datang. Arvan tampak antusias menerima makanan kesukaannya, anak itu pun makan dengan lahap.

Mereka bertiga akhirnya makan bersama, ketika Aldo hampir menyelesaikan makannya. Tiba-tiba She tampak meringis sakit sambil memegang perutnya.

Aldo berhenti meneruskan makannya dan menatap wajah istrinya cemas.

"Ada apa sayang?" Tanya Aldo khawari.

"Perutku sakit sekali Pah, sepertinya sudah waktunya," ucap She yang merasakan perutnya semakin mulas.

Aldo seketika panik, ia segera memanggil pelayan dan membayar billnya, lalu dengan cepat menggendong She dengan Arvan yang berlari kecil disamping Aldo, mengimbangi langkah cepat Papahnya.

Untung saja Aldo memarkir mobilnya tidak jauh dari cafe, dengan segera pria itu melajukan kendaraannya menuju rumah sakit terdekat, barang keperluan untuk persalinan sudah Aldo persiapkan jauh-jauh hari didalam mobil.

Dua minggu sebelum tanggal persalinan, Aldo sudah mengambil cuti dan mengembankan tugas perusahaan pada wakilnya. benar- benar suami siaga.

Tidak lama mereka sampai, She segera ditangani oleh dokter, sementara Aldo beserta Arvan menunggu didepan ruang bersalin, setelah menelpon kedua orang tuanya.

Setengah jam kemudian orang tua Aldo akhirnya sampai juga di rumah sakit, mereka langsung berjalan menghampiri putra dan cucunya

"Bagaimana keadaan She  Al?" Tanya Gloria cemas.

"She masih dalam penanganan dokter Mam," jawab aldo.

Mereka akhirnya ikut duduk menunggu dalam ketegangan dan perasaan harap-harap cemas.

Selama beberapa jam menunggu dalam kecemasan, sang dokter akhirnya keluar dari ruangan bersalin. Aldo segera bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri dokter tersebut, yang langsung di ikuti kedua orang tuanya dengan Arvan yang telah  terlelap dalam gendongan Aldo.

"Bagaimana keadaan istri dan anak saya dok?" Tanya Aldo tanpa jeda, lelaki itu nampak tidak sabar mengetahui keadaan keduanya.

Dokter itu tersenyum sebelum menjawab.

"Istri anda baik baik saja, bayinya juga sehat, selamat anda mendapatkan seorang puteri yang sangat cantik." Ucap dokter separuh baya itu dengan ramah.

"Syukurlah semua baik-baik saja," desah Aldo lega.

"Istri dan bayi anda sudah kami pindahkan ke ruang perawatan. Anda bisa segera menengoknya sekarang," ucap dokter itu ramah

"Terimakasih dok, terimakasih banyak," ucap Aldo sambil menjabat tangan sang dokter.

"Sama sama," balas dokter itu.

Dan kini Aldo telah berada di tempat perawatan istrinya, ia mengecup kening She lembut dengan penuh cinta, Arvan yang masih terlelap sudah di pindahkan ke sofa panjang.

Kedua orang tua Aldo kini sedang berada dikantin rumah Sakit, setelah melihat cucunya dan She beberapa menit lalu.

Aldo segera duduk dibangku lipat di ebelah tempat tidur She, sambil mengenggam hangat jemari istrinya.

"Bayi kita sangat cantik, seperti dirimu," ucap Aldo dengan senyum lembutnya.

She balas tersenyum sambil menatap manik abu-abu gelap milik Aldo yang teduh menatapnya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Terimakasih karena telah memberikan banyak kebahagiaan untukku, Aku mencintaimu," bisik pria itu lembut di0telinga Shr.

"Aku juga mencintaimu Al," ucap She tak kalah lembut,
Lama mereka saling menatap penuh cinta. Perlahan wajah keduanya mulai mendekat. Memberikan sentuhan dalam pagutan bibir keduanya yang bergerak lembut memenuhi rongga mulut masing-masing.

Dan hari ini, menjadi hari paling membahagiakan bagi kedua insan yang saling mencintai dan berikrar sehidup semati selamanya.

Antara She dan juga Aldo

❤️❤️❤️END❤️❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang