VII. Hujan

421 17 3
                                    

Aku sangat menyukainya.

Hujan.... aku sangat menyukai hujan.

Saat hujan, aku bisa menangis tanpa diketahui oleh semua orang.

Menangisi apa yang telah aku lakukan, semua penyesalan, semua hal yang menyakitkan, aku keluarkan saat hujan turun.

Apakah aku dan hujan mempunyai kesamaan?

Jawabannya adalah iya! Aku dan hujan mempunyai kesamaan.

Hujan kadang datang di saat yang tidak tepat. Dan tidak ada jika saatnya dibutuhkan

Aku selalu saja tidak ada jika aku dibutuhkan oleh dirimu. Saat kamu membutuhkan diriku, aku hanya bisa berdiam diri menatapi pesan singkat yang kamu kirim.

Menatapi dengan penuh rasa kesal, dengan rasa penyesalan, dan lainnya semua bercampur aduk.

Ingin sekali aku melempar suatu barang yang dapat pecah dan berhadap pecahan itu mengenai nadiku.

Namun, peluangnya kecil bukan? Kenapa tidak langsung aku kenai nadiku? Aku terlalu takut.

Payah bukan diriku? Ya, sebut aku payah. Aku tak peduli. Diriku adalah diriku.

Jika ada suatu pertanyaan terlontar, dan pertanyaan itu menanyakan jika aku pantas menjadi pacarmu, maka akan kujawab.... tidak! Aku tidak pantas.

Aku terlalu payah untuk menjadi pacarmu.

Namun, kamu menerima diriku. Membuat diriku ingin menjadi lebih kuat.

Ketika hujan datang, yang hanya bisa kulakukan sekarang hanyalah menangisi apa yang telah hilang.

Dengan bodohnya aku melepas kamu begitu saja. Padahal aku cukup sulit mendapatkan dirimu.

Sekarang, aku hanya bisa menyesali. Aku menjadi diriku yang lama. Ya diriku yang payah.

Mirei, maafkan diriku ini. Jika kamu tidak mau memaafkan aku, tak apa. Karena aku tau, aku tak pantas kamu maafkan setelah aku meninggalkan kamu.

Jagalah dirimu.

***
Jangan lupa vomments ya. Jangan jadi silent readers.

- 20 April 2016 -
- RL -

You're My ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang