O. Lie (Part 2)

43 3 1
                                    

Sang mentari menyapa dunia, menghangatkannya setelah dinginnya malam.

Seseorang membuka kamar lalu membuka tirai jendela. Cahaya mentaripun memasuki kamar itu dan menyinari seorang lelaki yang masih tertidur.

Tak lama kemudian sinar sang mentari membuat lelaki yang sedang tertidur itu terbangun.

"Pagi, Dek Rey. Gimana kondisi kamu?" Tanya seorang perempuan.

"Pagi juga, Sus. Sepertinya membaik." Jawab Rey.

Rey ternyata sedang dirawat di rumah sakit. Penyakitnya kembali kambuh dan mau tidak mau di kembali dirawat.

Suster itupun meninggalkan ruangan itu dan meninggalkan Rey sendirian.

"Uh... hari ini ya?" Batin Lelaki itu.

Reypun terdiam selama beberapa saat. "Apakah aku akan diizinkan untuk pergi keluar?" Batin Rey. "Aku harap bisa."

Tok... Tok... Tok...

Terdengar seseorang mengetuk pintu. Rey terdiam sejenak. "Susterkah?" Batin Rey.

"Silahkan masuk." Kata Rey sedikit berteriak.

Pintupun terbuka. Ternyata suster membawakan sarapan untuk Rey.

"Makasih, Sus." Kata Rey setelah suster itu menaruh sarapan. "Oh iya sus, hari ini dokter menizinkan saya keluar?"

"Hmm belum tau, Rey. Mungkin nanti kamu bisa bertanya kepada dokter setelah kamu diperiksa."

*****

"Gimana kondisi anak saya dok?" Tanya Ibu Rey.

"Kondisi dia masih sama seperti hari kemarin. Penyakitnya tidak terlalu menjangkit pesat." Jelas dokter.

"Jadi saya boleh keluar dong dok?" Tanya Rey tiba-tiba.

"Untuk itu, maaf Rey. Saya belum bisa mengizinkanmu. Jika kamu kelelahan, kondisi kamu bisa memburuk." Jelas dokter.

Mendengar itu, hati Rey tertusuk. Dia tahu jika akan ada yang terjadi dengan dirinya.

"Untuk hari ini saja dok. Saya mohon." Kata Rey meminta.

"Berikan saya waktu untuk mengobrol dengan Ibumu." Kata dokter itu. Lalu dokter dan Ibu Rey meninggalkan ruangan untuk menuju ke ruang dokter.

"Berdoa saja, Rey." Kata suster itu dengan senyum di depan pintu sebelum dia menutup pintunya.

Rey hanya membalas senyum, lalu suster itu menutup pintunya.

"God... Please help me..." Batin Rey.

Suasanapun hening. Rey lalu menatap pandangan di luar.

"Aku harap kita akan bertemu malam ini." Batin Rey.

Cuaca di luar sungguh terik. Matahari sedang bersinar dengan semangat sehingga cuaca hari ini panas.

Ketika masih melihat keluar jendela, pintupun terbuka. Ternyata Ibu Rey di balik pintu itu.

"Rey, dokter mengizinkan kamu pergi, tapi dengan syarat. Kamu akan di jaga oleh petugas dari sini." Kata Ibu Rey.

"Tidak apa, selama aku diawasi dari jauh. Karena aku ingin bertemu dia." Kata Rey.

*****
Lohalo~

Yo kali ini gw update seri "Lie" part 2~
Ada yang nungguin gak nih?~

Maaf ya short-chapter, sepertinya seri ini akan bisa mencapai 4 sampai 5 part.

Gw minta maaf jika sering terjadi short-chapter, karena gw mulai sibuk lagi *backtoschool.

Jangan lupa vomments ya~ Jangan sider. Comment kalian pasti dibales kok, tapi maaf aja kalau lama. Gw jarang bisa buka wp. Tapi bagaimanapun, comment kalian pasti gw bales.

Sekian author note, jangan lupa vommentsnya~

- 20 Juli 2016 -
- RL -

You're My ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang